Umum

Ujian Nalar Sehat Masyarakat Indonesia.

Francent Ariyanto 5 months ago 443.0

Pemilihan Umum (Pemilu) Indonesia tahun 2024, khususnya Pemilihan Presiden dan Pemilihan Wakil Presiden (Pilpres dan Pilwapres), adalah ujian untuk nalar sehat masyarakat Indonesia. Jika lulus, maka cita-cita Indonesia menjadi negara maju bisa terwujud dan sebaliknya Indonesia bisa semakin mundur kalau tidak lulus.

Secara nalar, pasangan Ganjar Pranowo-Mahfud MD adalah pasangan paling ideal untuk dipilih. Rekam jejak politiknya jelas karena mempunyai pengalaman di lembaga eksekutif, yudikatif dan legislatif. Rekam jejak semacam itu tidak dipunyai oleh kedua kompetitornya. Dari segi ini saja, Ganjar-Mahfud seharusnya menjadi pilihan paling pas.

Pengalaman menjadi penting karena bisa menjadi modal menghadapi permasalahan nyata saat sudah menjabat. Saat menjabat, bisa jadi masalah yang dihadapi berbeda dengan yang dibayangkan saat kampanye. Saat itulah, pengalaman yang akan berbicara untuk mencari jalan keluar. Bukankah calon karyawan dengan pengalaman lebih banyak akan lebih mudah diterima? Mengapa memilih presiden dan wakilnya tidak menggunakan logika yang sama?

Selain itu, pasangan Ganjar-Mahfud menawarkan program yang jelas. Ada 21 program unggulan yang akan membuat Indonesia semakin baik. Bandingkan dengan kedua pasangan lain yang tidak jelas programnya.

Calon nomor urut 1 (satu) hanya menekankan soal perubahan tanpa memberi gambaran secara jelas perubahan macam apa yang akan dilakukan. Tidak lupa, calon urut 1 (satu) memainkan isu agama yang memang menjadi andalannya. Calon nomor urut 2 (dua) juga hanya terus mengulang soal makan siang gratis dan susu gratis selain juga terus mencitrakan diri sebagai penerus Pak Jokowi. Bagi yang bernalar sehat, tentu program yang jelas dengan tahapan jelas untuk mencapainya pasti akan menjadi pilihan utama.

Dari dua faktor itu saja, Ganjar-Mahfud memang layak untuk dipilih dibandingkan kedua pasangan yang lain. Faktor yang lain seperti beban masa lalu atau etika politik semakin memperkuat bahwa Ganjar-Mahfud adalah pasangan yang paling tidak bermasalah. Nalar yang sehat seharusnya bisa melihat perbedaan yang nyata ini.

Sayangnya, masyarakat Indonesia masih belum sepenuhnya menggunakan nalar dalam memilih pemimpin. Masih banyak yang memilih berdasarkan emosi, like and dislike serta melihat gimik belaka. Paling tidak itulah yang bisa dianalisa dari berbagai tanggapan soal debat capres dan cawapres. Yang banyak dibahas adalah soal gimik yang terjadi dalam debat tersebut.

Bisa jadi ini strategi untuk menarik masyarakat Indonesia yang suka dengan gimik politik. Karena itulah, strategi gimik ini harus terus dilawan dengan membahas gimik dan esensi. Nalar masyarakat Indoesia harus terus dijaga agar tidak tertipu gimik politik. Jika nalar masyarakat tetap tejaga, maka Indonesia pun lulus ujian dalam memilih pemimpin dan siap menjadi negara maju. Semoga.