Umum

Strategi Prabowo Nyaris Berhasil, Bacotan Rocky Menggagalkannya.

Papa Dimas 9 months ago 2.0k

Prabowo Subianto nyaris menipu semua orang dengan perilakunya. Sejak 2019, kita semua seolah tertipu dengan masuknya Prabowo ke dalam kabinet Pemerintahan Presiden Jokowi sebagai Menteri Pertahanan. Sejak saat itu, momen ini dianggap sebuah rekonsoliasi besar bangsa Indonesia dan menciptakan sejarah politik. Lawan yang saling berhadapan di Pilpres 2014 dan 2019, akhirnya ikut membantu pemenang Pemilu untuk membawa Indonesia menjadi negara maju. Begitulah kura-kura yang ada di benak mayoritas warga Indonesia.

Hal itupun didukung dengan perubahan perilaku yang ditunjukkan oleh Prabowo Subianto. Doi yang dulu dikenal sebagai orang yang tempramental dan meledak-ledak, kini mendadak berubah jadi santun dan penurut. Apalagi ketika bersama Presiden Jokowi melakukan kunjungan ke beberapa daerah. Prabowo selalu menunjukkan gimmick sebagai bawahan yang tegak lurus menjalankan perintah, selalu hormat kepada atasan dan memuji-muji (baca:menjilat) Presiden Jokowi hampir di setiap kesempatan dan segala situasi.

Belum lagi kedekatan yang sengaja ia ciptakan dengan anak-anak Presiden Jokowi, baik Gibran maupun Kaesang. Menciptakan stigma bahwa dia paling dekat dengan keluarga Presiden Jokowi. Dengan harapan masyarakat terkecoh, bahwa dialah yang nantinya akan diendorse oleh Presiden Jokowi sebagai penerusnya. Sebagai orang yang pantas memimpin Indonesia selanjutnya. Apalagi pernah sekali terdengar kalau Presiden Jokowi mengatakan bahwa tahun 2024 giliran Pak Prabowo, tapi tak disebutkan giliran apa.

Tapi cuma itulah yang bisa dijual oleh Prabowo. Menjual kedekatannya dengan Presiden Jokowi. Karena dia tak punya prestasi, tak punya visi misi bahkan sejarah masa lalunya sangat kelam dengan pengakuannya sebagai penculik. Dengan jualan endorse Jokowi, ia berharap bisa sedikit menghapus jejak kelamnya di masa lalu.

Startegi inipun sedikit membuahkan hasil. Orang-orang yang selama ini mendukung Jokowi, sedikit demi sedikit mulai berbelok arah. Mulai dari Noel dengan JoMannya. Lalu ada Permadi Arya alias Abu Janda yang pernah mengklaim dirinya sebagai Panglima Cebong, padahal siapa yang angkat juga gak jelas, tiba-tiba dengan bangganya meneriakkan "Prabowo Presiden!" lalu diimbuhi dengan takbir.

Lalu ada relawan Projo yang kemudian mulai memuji-muji Prabowo dan mulai mendekat. Bahkan sempat akan mendeklarasikan dukungannya kepada Prabowo, setelah dalam sebuah kesempatan kedua belah pihak bertemu. Meskipun pada akhirnya pentolannya dibungkam oleh Presiden Jokowi dengan diangkat sebagai Menteri Kominfo menggantikan Johny G. Plate. Ada Budiman Sujatmiko yang dengan sangat mengejutkan tiba-tiba menemui Parabowo di kediamannya, seolah dia lupa apa yang dilakukan Prabowo pada dia dan kawan-kawannya dulu.

Namun strategi Prabowo ini terus dilancarkan dengan tujuan memecah suara pendukung Jokowi dan menculik sebagiannya untuk dimanfaatkan sebagai pendulang suara. Strategi ini nyaris berhasil, sampai pada akhirnya muncullah Rocky Gerung dengan bacotannya. Menghina Presiden Jokowi dengan sebutan bajingan yang tolol. Entah siapa yang suruh, entah mis koordinasi, entah ini strategi macam apalagi, tapi yang jelas membuat pendukung Jokowi marah.

Orang-orang yang sejatinya mulai terkecoh dengan perubahan sikap Prabowo mulai tersadar. Bahwa Prabowo tidak sepenuhnya berubah. Spekulasi mulai bermunculan dengan adanya momen ini. Banyak pihak mulai mengkait-kaitkan Prabowo dengan Rocky Gerung. Banyak yang meyakini bahwa Rocky adalah perpanjangan tangan Prabowo. Rocky dekat dengan Prabowo dan keluarga cendana. Dan faktanya Rocky adalah calon menteri Prabowo pada 2019 lalu. Apalagi sejak Rocky ngebacot hinaan kepada Presiden Jokowi, Prabowo yang membranding dirinya sebagai bestie itu tak berkomentar secara spontan. Jangankan untuk membela pimpinannya. Baru kemarin ia membela tapi terkesan main aman dengan mengatakan Rocky keliru. Nunggu arahan konsultannya dulu kayaknya.

Inilah yang kemudian membuat orang yang nyaris terkecoh tak jadi mendukung Prabowo. Yang sudah terlanjur ya sudah jalan aja, argonya udah terlanjur jalan soalnya. Tapi Prabowo tak sepenuhnya nyaris berhasil, terbukti strategi ini sukses diterapkan pada PSI. Prabowo berhasil memecah suara di internal PSI. Guntur Romli out, sementara Ade Armando meletakkan akal sehat yang selama ini menjadi jargonnya, demi mendukung Prabowo. Sedangkan para elite PSI sampai detik ini masih menyatakan tegak lurus arahan Presiden Jokowi dan mendukung Ganjar. Tapi entah akan sampai kapan.

Ingat! Teko yang berisi kopi, tak mungkin mengeluarkan teh. Apalagi susu.

Setuju?

Salam Damai untuk Indonesia.