Umum

Somad Diusir dari Singapura, Ini Pelajaran Berharga yang Bisa Dipetik dari Ustad Seleb Itu.

Fery Padli 2 years ago 889.0

Singapura memang negara kecil. Sumber daya alamnya juga minim. Tapi negara ini bisa dibilang 'kecil-kecil cabe rawit'.

Pendapatan perkapitanya saja tertinggi di Asean.

Lantas, apa yang membuat Singapura menjadi negara maju tersebut?

Ada banyak faktor penyebab sih.

Salah satunya adalah SDM-nya yang unggul. Terutama di bidang industri.

Dan kedisiplinan warganya yang tidak bisa diragukan lagi.

Jangan coba-coba buang sampah sembarangan di sana, bisa didenda hingga 1.000 dollar Singapura.

Di samping bersih, negara ini juga aman. Mendapat peringkat kota ter-aman kedua di dunia setelah Kota Tokyo, Jepang.

Lalu, kenapa Singapura bisa mendapat predikat sebagai salah satu kota ter-aman di dunia?

Jawabannya hanya satu, karena pemerintahnya beserta aparat penegak hukum di sana menegakkan peraturan dengan tegas serta menyeleksi dengan ketat setiap warga negara asing yang hendak masuk ke sana.

Termasuk penceramah radikal, gak boleh masuk ke negara ini.

Sudah ada contoh kok penceramah kurang beradab yang ditolak masuk ke Singapura, yakni Abdul Somad.

Ustad seleb itu baru-baru ini hendak liburan ke Singapura.

Harap maklum, istri mudanya Fatimah az Zahra kan belum pernah ke Singapura.

Jadi kura-kura Somad mau membahagiakan belahan jiwanya tersebut dengan mengajaknya mengunjungi negara yang dijuluki The Lion City itu.

Eh, baru juga menginjakkan kaki di sana, langsung di suruh pulang.

Akhirnya gagal semua rencana untuk membahagiakan istri muda.

Gak kebayang bagaimana perasaan mantan istri Somad, Mellya Junarti pasca tahu eks suaminya itu diusir oleh petugas imigrasi Singapura. Pasti bahagia banget. Kwkwkwk

-o0o-

Hanya saja seperti peribahasa 'nasi sudah menjadi bubur', alias sesuatu yang sudah terlanjur terjadi tidak bisa dikembalikan lagi seperti semula.

Yang bisa dilakukan saat ini adalah memetik hikmah apa saja yang bisa diambil dari kejadian tidak mengenakkan yang menimpa Somad tersebut.

Dan setelah penulis melakukan perenungan yang mendalam sambil nongkrong di kamar mandi, berikut beberapa pelajaran yang bisa dipetik dari kasus diusirnya pendukung Prabowo di Pilpres 2019 itu.

Pertama, jangan suka menghina orang lain kalau tidak mau terhina

Si Somad ini meskipun berprofesi sebagai pendakwah suka menghina lho. Kala itu ia pernah mengatakan artis Nurina Permata Putri atau yang lebih dikenal Rina Nose, jelek dan pesek.

Jelas pernyataan itu menyerang fisik makhluk ciptaan Tuhan.

Pertanyaannya, apakah Somad ganteng? Sampai berani mengatakan orang lain buruk.

Hanya pembaca Seword-lah yang paling tahu jawabannya.

Dan celakanya lagi, yang dia hina tidak hanya individu tertentu saja, tapi juga pemeluk agama lain.

Seperti tanpa bersalah Somad pernah mengatakan, di salib terdapat jin kafir (roh jahat).

Padahal kita tahu sendiri bahwa salib itu adalah simbol dalam agama Kristen.

Selanjutnya, ia juga pernah merendahkan pemeluk agama lain dengan mengatakan mereka kafir.

Tidak pelak, karena Singapura mayoritas penduduknya non Muslim, itu sama saja dengan Somad menghina warga negaranya.

Pertanyaannya, siapa sih yang ingin dikatakan kafir?

Sehingga sangat wajar kalau ia diusir dari negara tersebut.

Jadilah Somad kena karmanya. Ia yang awalnya menghina dan merendahkan Rina Nose serta simbol agama Kristen, sekrang giliran petugas imigrasi Singapura yang menghina serta merendahkannya.

Kedua, punya rekam jejak yang buruk dapat menyulitkan hidup

Si Somad ini ceramahnya ada di mana-mana. Dan bisa diakses oleh siapapun, lantaran bertebaran di YouTube. Itulah yang menjadi rekam jejaknya.

Nah, ceramah-ceramahnya itu berisi konten yang menyebarkan ajaran ekstremis dan segregasi, mengesahkan bom bunuh diri (dalam konteks konflik Israel-Palestina) serta merendahkan kepercayaan orang lain.

Yang ajaran Somad ini tidak dapat diterima oleh pemerintah Singapura yang warganya multi-ras serta multi-agama.

Jadi bisa dibilang, apa yang dilakukan di masa lalu berpengaruh terhadap kondisi saat ini.

Di masa lalu Somad ceramah menjelekkan agama lain, di masa sekarang ia tidak boleh masuk negara yang mayoritas warganya non Muslim.

Dan ketiga, jangan suka enaknya saja

Pelajaran ketiga ini sebenarnya yang paling penting terkhusus untuk Somad, yakni jangan mau enaknya saja.

Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong dan Bapak Bangsa negara itu Lee Kwan Yew serta masyarakat Singapura yang non Muslim dikatakannya kafir.

Eh setelah menghina kepercayaan pemimpinnya beserta penduduknya, seperti tanpa bersalah mau liburan ke negara sana.

Menikmati alamnya, pelayanan warga-nya serta produk-produk yang ada di sana mau, tapi ajaran agamanya di hina-hina oleh Somad.

Ini apalagi namanya kalau bukan gak tahu diri?

Seharusnya kalau sudah mengatakan orang lain (warga negara Singapura) kafir, harus konsisten dong dengan perkataan. Gak usah berkunjung ke sana.

Karena apa yang dilakukan oleh Somad tersebut ibarat seorang mahasiswa hijrah yang selalu memprovokasi kaum ukhti untuk menolak lamaran pria perokok.

Eh ketika ada Beasiswa Djarum, dia yang daftar duluan.

Mungkin dia kira perusahaan Djarum itu jualan pentol kali ya. Kwkwkwk

-o0o-

Sebagai penutup penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Singapura yang telah memberikan pelajaran berharga bagaimana caranya memperlakukan pengusung intoleran.