Umum

Siapa Bilang Jateng Masih Provinsi Termiskin di Jawa?.

Papa Dimas 9 months ago 2.0

Jawa Tengah adalah Provinsi Termiskin di Pulau Jawa!

Itu kalimat yang sering kita lihat dan baca di media sosial. Terutama dari akun-akun pemuja dan buzzer capres sebelah. Sudah pasti mereka gak update dong. Data lama masih dipakai aja, maszeh! Faktanya berdasarkan data BPS terbaru yakni Juli 2023, jumlah warga miskin di Jawa Tengah lebih rendah dibanding Jawa Barat dan Jawa Timur.

Berdasarkan data sampai Maret 2023, BPS merilis 5 Provinsi dengan jumlah penduduk miskin terbanyak. Jawa Timur ada di posisi puncak dengan 4,18 juta jiwa. Jawa Barat di posisi kedua dengan 3,88 juta jiwa. Ketiga Jawa Tengah dengan 3,79 juta jiwa. Lalu ada Sumatera Utara dengan 1,23 juta jiwa. Terakhir NTT dengan 1,14 juta jiwa. Hal ini sekaligus meruntuhkan stigma Jawa Tengah sebagai provinsi dengan jumlah penduduk miskin terbanyak di pulau Jawa.

Berkat kepemimpinan Ganjar Pranowo selama dua periode, berhasil mengurangi jumlah warga miskin di Jawa Tengah sampai menembus angka 1 juta jiwa. Hal yang cukup luar biasa dan membanggakan jika melihat APBD Provinsi dan jumlah penduduk serta luas wilayah yang dimiliki Provinsi ini.

Persoalan kemiskinan di Jawa Tengah menjadi perhatian serius Ganjar Pranowo sejak menjabat sebagai Gubernur Jawa Tengah pada 2023 lalu. Terhitung sejak Maret 2014 hingga Maret 2019, penurunan angka kemiskinan hingga mencapai 1.093.220 jiwa. Lagi-lagi ini bukan asal tulis ya, ini berdasarkan data yang disajikan oleh Badan Pusat Statistik atau BPS. Dari warga miskin yang tercatat sejumlah 4,83 juta jiwa pada Maret 2014, turun menjadi 3,86 juta jiwa pada Maret 2029. Bahkan turun lagi menjadi 3,79 juta jiwa di Maret 2023.

Lalu apa sih yang membuat Ganjar Pranowo bisa menurunkan jumlah angka kemiskinan hingga sebanyak itu? Tak lain adalah beberapa program yang digagas Pemprov Jawa Tengah dibawah kepemimpinan Ganjar Pranowo, yang berperan untuk itu semua. Apa saja?

Pertama ada program gotong royong bangun rumah warga miskin yang tidak layak huni. Sejak 2016 hingga 2022 sudah ada 1.269.056 unit rumah yang telah diintervensi Pemprov Jateng. "Kita bisa kalau bersama. Kalau tidak bisa sendiri, keroyok saja, gotong royong. Anggarannya gotong royong oleh pemerintah, pembangunannya gotong royong oleh masyarakat", begitu kata Ganjar suatu ketika. Keren kan calon Presiden gue...

Kedua ada program tuku lemah oleh omah alias beli tanah dapat rumah DP 0%. Program ini membantu masyarakat untuk memiliki rumah sendiri tanpa uang muka. Pemprov Jateng memberi stimulan bangunan rumah dengan bermodal angsuran tanah sebesar Rp. 355.000 per bulan. Program ini nyata dan sudah terbangun 770 unit hingga 2022. Gak kayak gubernur bekas yang janji bangun rumah DP 0 ternyata omong kosong.

Yang paling fenomenal adalah program lapak Ganjar, yang mengakomodir pelaku UMKM mempromosikan produk mereka secara online. Bahkan ada seorang penjual produk herbal sampai bisa beli rumah secara cash sejak ikut lapak Ganjar. Elisa namanya, pelaku UMKM asal Magelang yang omset penjualannya naik hingga 250% sejak mempromosikan produknya melalui lapak Ganjar. Bahkan sekarang ia rutin mengekspor produknya ke Hongkong, Belanda hingga Italia.

Program-program yang digagas oleh Gubernur Jawa Tengah itu telah banyak membantu warganya mentas dari kemiskinan dan menuju masyarakat yang sejahtera. Tapi juga tak aedikit yang nyinyir dengan keberhasilan Ganjar, terutama pemuja Anies Baswedan. Mereka menuding angka kemiskinan di Jateng berkurang karena banyak penduduknya yang pindah ke Jakarta. Logika macam apa ini??? Hahaha.

Tapi yang jelas sekarang tidak ada lagi narasi yang menyebut Jawa Tengah denga jumlah penduduk miskin terbanyak di pulau Jawa. Lalu ada juga selentingan yang mengatakan kalau penduduk miskin di Jawa Tengah masih banyak. Tenang saja! Berangsur angsur jumlah mereka akan semakin berkurang, bahkan bukan hanya di Jawa Tengah. Tapi juga di seluruh Indonesia. Ketika Ganjar jadi Presiden, kalau bisa dua periode.

Setuju?!

Salam Damai untuk Indonesia.