Kurang dari seminggu lagi, masa jabatan Joko Widodo sebagai Presiden Indonesia akan berakhir, tepatnya per 20 Oktober 2024. Sosok presiden yang dahulu dianggap hebat, keren, pemberani ... eh ternyata tak jauh berbeda daripada para pemimpin negara lainnya .. yang terlihat lebih mementingkan diri, juga keluarganya, bukan memikirkan kelangsungan bangsa dan negara ini. Wajar rasanya kalau orang lantas merespons dengan kesal:
"Sial, harapan kita punya presiden hebat ternyata kudu pupus di tengah jalan,"
Ya, rasanya umpatan bernada kekesalan itu pantas diteriakkan, bila perlu sampai tingkatan langit ketujuh, karena harapan kita pernah dilambungkan dengan sangat tinggi, khususnya antara 2014-2019, tetapi setahun terakhir kita seperti dihempaskan sekeras mungkin ke tanah.
Entah dari mana asalnya, sosok Jokowi yang dikenal (atau lebih tepatnya disangka) low profile, tulus mengabdi bagi bangsa, juga punya anak-anak yang gak neko-neko ternyata tidak jauh berbeda dengan sosok pemimpin dunia lainnya.
Ada yang berkata bahwa perubahan Jokowi dimulai ketika dia mengenakan pakaian ala raja suatu daerah dalam suatu acara kenegaraan resmi, kalau tidak salah ingat momen HUT RI pada Agustus 2023 lalu. Mungkin dari sinilah seorang Bahlil Lahadia mendapat inspirasi akan sosok "raja Jawa" yang perlu dituruti semua kehendak dan keinginannya kalau mau selamat alias terhindar dari ancaman menginap di balik jeruji besi.
Ada pula yang meyakini bahwa berubahnya sosok Jokowi karena bayang-bayang post power syndrome yang kerap menjangkiti para pemimpin pada usia senja, menjelang purna tugas, atau menjelang berakhirnya masa jabatan.
Padahal, seharusnya tak ada yang perlu dikhawatirkan oleh Jokowi sekiranya beliau masih anteng di bawah naungan PDI Perjuangan, sebagai partai kawakan di Indonesia yang terbukti kuat dan kokoh menghadapi segala macam kesulitan, bahkan penyerangan secara nyata pada masa lalu.
Akan tetapi, ibarat pepatah lawas kini nasi sudah menjadi bubur. Kasus munculnya akun fufufafa yang terlihat seperti senjata rahasia yang sudah disiapkan untuk ditembakkan jelang masa pergantian pemimpin, hanya membuat kening Jokowi semakin berkerut, tanda semakin puyeng memikirkan cara melepaskan anak-anaknya dari potensi jerat hukum oleh KPK akibat dugaan kasus korupsi.
Trus gimana dengan harapan kita? Ya kudu dibuang jauh-jauhlah, minimal sampai 2029 nanti, karena kita pun tampaknya kurang yakin bahwa kepemimpinan The Next President akan lebih baik daripada Jokowi, apalagi kalau kita mengingat cara mereka memenangkan kursi di Pilpres 2024 kemarin.
Begitulah kura-kura...