Umum

Pasca Dikalahkan Jokowi, Siap-siap Prabowo Ditikung Anies dan Sandi .

Fery Padli 2 years ago 1.3k

Ada yang mengatakan usaha tidak akan mengkhianati hasil.

Ada benarnya juga pepatah itu.

Akan tetapi, hasilnya belum tentu seperti yang kita inginkan. Karena di balik usaha dan kerja keras muaranya adalah takdir.

Sudah ada contoh kok orang yang begitu kerja keras pengen banget jadi presiden tapi gak jadi-jadi. Namanya Prabowo. Yang kini menjabat sebagai Menteri Pertahanan.

Ketua umum Partai Gerindra itu sudah 4 kali ikut Pilpres ferguso. Tapi selalu kalah.

Pertama, pada Pilpres 2004 ia mencalonkan diri sebagai Capres dari Partai Golkar. Kala itu Prabowo sampai ikut konvensi Capres Partai Golkar segala, dan berhasil lolos ke putaran akhir.

Tapi di penghujung jalan, ia kalah suara dari Wiranto. Hingga niatnya untuk diusung oleh partai berlambang pohon beringin itu kandas di tepi jurang.

Terakhir, karena gak ada harapan lagi bakal diusung oleh Golkar, Prabowo akhirnya memutuskan untuk cabut dari partai itu dan mendirikan partai baru bernama Gerindra.

Meskipun partai ini baru berdiri yakni pada tahun 2008 tapi karena disokong oleh dana yang besar dari Prabowo beserta adiknya Hashim Djojohadikusumo, pada Pemilu 2009 Gerindra sudah berhasil mendapatkan 4,6 juta suara dan menempatkan 26 wakilnya di DPR.

Kedua, para Pilpres 2009 Prabowo akhirnya benar-benar maju memperebutkan takhta orang nomor satu dan dua di Indonesia tersebut. Hanya saja setelah melalui proses tawar-menawar yang panjang kala itu, ia hanya menjadi Cawapres saja. Sedangkan yang jadi Capresnya adalah Megawati.

Tapi karena lawan mereka terlalu tangguh yakni SBY yang waktu itu sebagai petahana, Megawati - Prabowo akhirnya terjungkal tidak berdaya.

Ketiga, di Pilpres 2014, peta politik berubah. Ia berseberagan dengan Megawati. Ketua umum PDIP tersebut mendukung Jokowi, sementara Prabowo didaulat jadi Capres oleh Gerindra.

Hasilnya, dia (Prabowo) kalah lagi.

Dan keempat, di Pilpres 2019, Prabowo nyalon lagi. Bersama Rizieq dan orang-orang intoleran lainnya, ia berusaha menjungkalkan petahana (Jokowi).

Tapi ternyata, di kemudian hari ia sendiri yang terjungkal.

-o0o-

Nah, Coba kita perhatikan yang pernah mengalahkan Prabowo itu. Ada nama Jokowi ferguso.

Padahal mantan Walikota Solo tersebut orang yang pernah diusung oleh Prabowo di Pilkada DKI.

Artinya apa? Ia dikalahkan oleh orang yang secara hierarki di kepartaian jauh lebih rendah dibandingkan dia. Prabowo yang ketua umum partai besar takluk oleh Jokowi yang hanya kader partai biasa.

Atau dengan kata lain Prabowo ditikung oleh kawan sendiri.

Gak kebayang bagaimana rasanya dua kali dikalahkan oleh orang yang pernah diusung di Pilkada.

Padahal sudah ngemis-ngemis segala ke Rizieq. Bela-belain datang ke Arab Saudi sana untuk minta dukungan.

Terbaru, Prabowo juga harus siap-siap kena tikung lagi. Kali ini yang berpotensi menikungnya adalah dua orang sekaligus yakni Anies dan Sandiaga uno.

Anies kita tahu sendiri elektabilitasnya cukup tinggi di berbagai survei. Di samping itu, ia juga menjabat sebagai gubernur DKI yang daerah dipimpinnya tersebut menjadi pusat perhatian seluruh masyarakat Indonesia.

Dan yang membuatnya tidak bisa dianggap remeh adalah ada JK dan kroninya di belakang Anies.

Kita tahu sendiri mantan Wapres itu cukup piawai dalam berpolitik. Punya banyak jaringan serta modal yang cukup.

Beberapa Parpol pun sudah memberi signal akan mendukung mantan Mendikbud tersebut, seperti PKS dan NasDem. Sedangkan PA 212, kalau Cawapres Anies adalah Novel Bamukmin, mereka tentu siap 100 persen mensupport Wan Anies. Tentu dengan cara politisasi agama.

Sementara, MUI sudah membentuk cyber army untuk membela Anies di Medsos.

Serta, Anies juga sudah membangun saluran YouTube sendiri 'Dari Pendopo' untuk melakukan pencitraan pasca tidak lagi jadi gubernur nanti.

Jadi bisa dibilang peluang Anies untuk maju pada Pilpres 2024 mendatang cukup besar.

Lantas, bagaimana dengan Sandi?

Si Sandi ini awalnya murni pengusaha. Terbukti dari dia pernah menjabat sebagai Ketua HIPMI.

Suatu ketika tanpa sengaja dia bertemu dengan Prabowo. Dan mantan Danjen Kopassus itu langsung mengajaknya bergabung ke Partai Gerindra.

Hingga akhirnya Sandi jadi kader partai berlambang burung Garuda tersebut.

Di Gerindra, Sandi ini bisa dibilang cukup diistimewakan dibandingkan kader lain. Pertama, pada Pilgub DKI 2017, ia yang ditunjuk jadi Cawagub. Kedua, di Pilpres 2019, ia yang ditunjuk jadi Cawapres. Ketiga, di kabinet Jokowi-Ma'ruf, ia yang dipilih jadi menteri.

Sedangkan di Gerindra, ia tidak mengikuti jenjang karir kepartaian dari level paling bawah ke atas. Masuk Gerindra Sandi langsung jadi elit partai tersebut, yakni menjabat sebagai Ketua Tim Pemenangan.

Nah sekarang, sama seperti Anies sudah banyak yang mau mendukung Sandi ini maju di Pilpres 2024. Seperti Forum Ijtima Ulama Sumut, Forum Ijtima Ulama dan Pemuda Islam Indonesia (PII) se-Jawa Barat, Forum Ijtima Ulama DKI Jakarta, Relawan Kawan Sandi (RKS) Pekan Baru yang terdiri dari para emak-emak, RKS Pulau Lombok, dan lain-lain.

Dan ini baru 2022 lho. Masih ada waktu dua tahun lagi untuk menuju Pilpres. Artinya tidak menutup kemungkinan relawan pendukung Sandi tersebut semakin membesar dan meluas.

Bisa saja nanti muncul kelompok-kelompok relawan baru bernama KAPAS (Kadrun Pendukung Sandi) atau WARSASA (Waria Sahabat Sandi), dll.

Terakhir, ketika dukungan terhadap Sandi semakin menguat, tidak menutup kemungkinan yang didukung oleh PKS dkk kedepannya (di Pilpres 2024) adalah pasangan Anies-Sandi ini.

Ujung-ujunganya Prabowo yang gigit jari lagi.