Umum

Ngeri-ngeri Sedap! Buntut Pengusiran Somad, Perisai & PA 212 Tebar Ancaman ke Singapura.

Fery Padli 2 years ago 2.6k

Diusirnya Abdul Somad dari Singapura ternyata berbuntut panjang.

Bahkan netizen terbelah menjadi dua karena hal ini.

Kelompok pertama kelompok yang pro terhadap pengusiran Somad tersebut. Lantaran menanggap pendakwah sekaligus mantan suami Mellya Juniarti itu memang layak untuk diusir.

Ia telah menjelek-jelekkan agama lain kok. Padahal warga negara Singapura banyak yang non Muslim.

Jadi wajar doang kalau diusir.

Ini ibarat kita dihina oleh orang lain. Kemudian orang yang telah menghina tersebut mau main rumah kita, numpang ngopi.

Daripada nanti khilaf ngasih dia kopi sianida seperti yang pernah dilakukan oleh Jessica Wongso terhadap Wayan Mirna Salihin, mending diusir saja.

Sedangkan kelompok kedua adalah kelompok yang mati-matian membela Somad.

Bagi mereka Somad itu ibarat kertas putih yang tanpa noda. Sehingga jika sesuatu terjadi padanya maka pihak lain yang salah. Bukan UAS.

Lantas, siapa sajakah contoh kelompok kedua ini?

Salah satunya yang paling menonjol adalah Fadli Zon.

Kemudian ada juga eks Ketua Relawan Emak-emak Pendukung Prabowo-Sandi (Pepes), Lisa Amarta.

Serta pasukan Kadrun yang aktivitasnya lebih banyak di dunia maya daripada bekerja.

Nah, kelompok kedua ini juga terkenal doyan banget demo.

Bahkan, ada kejadian konflik nun jauh di Xinjiang sana, antara etnis Uighur dengan pemerintah China, mereka masih demo.

Padahal bisa dibilang demo itu mubazir saja.

Karena meskipun waktu, tenaga, uang dan suara (akibat orasi terlalu kencang) telah banyak habis, belum tentu didengarkan oleh Xi Jinping.

Apalagi Kadrun yang kalau orasi suka belepotan, makin sulit-lah dipahami oleh Presiden China.

Jangankan itu, Xi Jinping paham saja apa yang disampaikan oleh umat Monaslimin tersebut, belum tentu dia mau turuti.

Karena emang mereka siapa Drun? Berani-beraninya mengintervensi negara lain.

Lagian juga, emang Presiden Xi kenal dengan Novel Bamukmin?

Tidak ferguso.

Di samping itu, pengusiran terhadap Somad yang dilakukan oleh petugas imigrasi Singapura ini juga sepertinya bakal dijadikan alasan untuk menggelar demo lagi.

Pasalnya, saat ini sudah beredar poster ajakan serta ancaman untuk menggeruduk Kedubes Singapura.

Adapun di poster itu bertuliskan,

"Undangan aksi. Singapura sudah melecehkan ulama kami Ustad Abul Somad. Usir Dubes Singapura bila 2x24 jam tidak minta maaf ke rakyat Indonesia".

Di situ juga tertara waktu dan tempat demo, yakni pada Jumat 20 Mei 2022, pukul 13.00 WIB s/d selesai. Bertempat di Kedubes Singapura, Jalan Rasuna Said Blok X-1, No.1-2, Kuningan, Jakarta Selatan.

Diketahui pihak yang ngajak demo ternyata LSM/Ormas yang bernama Pertahanan Ideologi Sarekat Islam (Perisai).

Ngeri. Hehehe

Penulis pikir Sarekat Islam hanya ada satu yakni yang didirikan oleh Haji Samanhudi, yang awalnya bernama Sarekat Dagang Islam (SDI).

Ternyata ada juga sarekat islam versi terbaru yakni Perisai.

Setelah penulis melakukan penelusuran di Google, didapat informasi bahwa Perisai ini diketuai oleh Chandra Halim. Sedangkan Sekjennya dijabat oleh Hariono.

Sekretariatnya beralamatkan Jalan Taman Ami Hamzah, Menteng, Jakarta Pusat.

PP Perisai ini juga pernah mendukung Ketua KNPI Haris Pertama melaporkan Abu Janda ke polisi kala itu.

Pada 2021 lalu organisasi ini sempat menggelar demo di depan Kementerian PUPR terkait dugaan pengaturan proyek pembangunan perpipaan Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) di Semarang Barat.

Perisai mendesak agar agar Kementerian PUPR tidak main mata dalam setiap proyek yang dikerjakan. Karena mereka mengklaim punya bukti adanya dugaan kongkalikong pemenangan proyek SPAM Kementerian PUPR di Semarang Barat.

Jadi dari sini dapat diketahui kalau ternyata yang dilakukan oleh Perisai tidak hanya sesuai namanya, yakni mempertahankan ideologi syariat Islam saja. Tapi mereka juga turut mengambil lapak Indonesia Corruption Watch (ICW) yang selama ini memang bekerja sebagai pengamat korupsi.

Kembali ke rencana demo tadi, PA 212 juga memberikan ancaman lho.

Artinya tidak hanya Perisai seorang.

Saat ini pasukan Kadrun tersebut lagi menimbang-nimbang, apakah akan menggelar demo atau tidak.

Sementara, habib palsu yang juga aset berharga yang dimiliki PA 212, Novel Bamukmin mendesak agar Singapura meminta maaf.

Kalau tidak, putuskan hubungan diplomatik Indonesia dengan negara itu.

"Singapura harus meminta maaf pada umat Islam Indonesia. Kalau tidak juga kami akan meminta pemerintah Indonesia segera putuskan hubungan diplomatik dan kepada rakyat Indonesia untuk memboikot produk Singapore serta untuk tidak pergi ke Singapore," ujarnya dengan nada mengancam.

Bahkan Novel pun mengatakan PA 212 bisa saja demo turun ke jalan untuk memberi peringatan kepada negara Singapura.

Ngeri-ngeri sedap dengan ancaman yang mereka tebarkan.

Hanya saja, jangan sampai Bossman Sontoloyo Mardigu Wowiek turut nimbung di kasus ini.

Karena kalau dia sudah turun gunung bisa berabe. Dia bisa saja mematikan aliran gasnya ke Singapura.

Maka yang terjadi, separuh negara itu akan gelap gulita. Alias mati lampu.