Umum

Miris! 3 Kepala Daerah Alumni Monaslimin 212 dan 411 Tersandung Kasus Korupsi.

Fery Padli 2 years ago 6.9k

Dalam sebuah artikel di Seword, penulis pernah mengatakan yang ikut aksi 212 dan 411 kala itu ada 3 kelompok.

Pertama, kelompok yang benar-benar meyakini bahwa Ahok telah menista agama lantaran terprovokasi oleh pernyataan Buni Yani "dibohongi surat Al Maidah".

Kedua, kelompok yang yakin banget kalau Ahok itu tidak menista agama. Tapi mereka coba memanfaatkan postingan Buni Yani untuk menjatuhkan mantan Bupati Belitung Timur tersebut.

Kita perhatikan saja peserta yang hadir di demo 212 dan 411 waktu itu, banyak banget politisi. Padahal sebelumnya mereka gak religius-religius amat. Kok ujug-ujug ikut aksi bela Islam?

Dan setelah ditelusuri, ternyata mereka adalah kader partai yang mengusung lawan Ahok di Pilgub DKI 2017 yakni AHY serta Anies.

Dengan kata lain mereka-mereka ini menjual agama demi Cagub yang didukungnya menang.

Hal ini yang turut menguatkan pernyataan Buni Yani pada 2014 silam bahwa 'jual agama itu paling gampang, maklum rakyat masih bego-bego. Gampang ditipu'.

Ketiga, kelompok yang punya visi lebih besar lagi, yakni mereka yang berusaha menjatuhkan Presiden Jokowi lewat kasus Ahok.

Kita perhatikan saja pernyataan-pernyataan peserta aksi. Tidak jarang mereka menyeret nama Jokowi.

Padahal orang nomor satu di Indonesia itu gak ada hubungannya sama sekali dengan kasus Ahok.

Ibarat Rizieq tersandung chat seks. Masa Menteri Agama yang disalahkan? Kan jaga sembung bawa golok alias gak nyambung Lu tong.

Kelompok ketiga ini ada juga yang terlibat secara tidak langsung seperti menjadi donatur.

Dan mereka juga terbagi menjadi dua regu yakni orang-orang yang merasa dirugikan oleh kebjakan Jokowi serta orang-orang yang ingin berkuasa lewat jalur inkonstitusional.

"Kalau di Pemilu kita gak mampu menyaingi mantan walikota solo itu, jatuhkan dia di tengah jalan dan rebut kekuasaan darinya", kura-kura begitu yang ada di benak kelompok ini.

Dan sekarang justru yang lagi meroket adalah kelompok kedua yakni orang-orang yang coba memanfaatkan agama lewat unggahan Buni tersebut.

Terbukti mereka sebenarnya tidak benar-benar bela agama, tapi bela kepentingan kelompoknya.

Lantas, apa buktinya?

Masa bela agama tapi korupsi?

Kan gak lucu. Hehehe

Tidak tanggung-tanggung, tiga orang sekaligus kepala daerah Alumni 212 dan 411 tersebut yang ternyata koruptor kelas kakap.

Siapa sajakah mereka?

Berikut penulis coba paparkan.

1. Zumi Zola

Politisi muda ini bisa dibilang cukup beruntung. Pasalnya hidupnya lancar-lancar saja.

Pertama, ia terlahir dari keluarga yang berkecukupan. Bapaknya, Zulkifli Nurdin merupakan pengusaha dan juga mantan Gubernur Jambi.

Kedua, masa remajanya banyak dihabiskan dengan menjadi aktor dengan membintangi beberapa film di Indonesia.

Banyak lho orang yang pengen jadi artis tapi tidak kesampaian. Sementara Zumi mendapatkan itu.

Ketiga, pasca pensiun dari artis ia terjun ke dunia politik. Dan dua kali ikut Pilkada (Pilbup TanjabTim dan Pilgub Jambi) selalu menang.

Masih muda sudah jadi bupati dan gubernur. Siapa coba yang tidak mau?

Tapi karir politiknya itu hancur seketika pasca ia tersandung kasus korupsi pada 2018 silam.

Saat ini Zumi tengah meringkuk di ruang tahanan menghabiskan sisa waktu vonis yang diberikan hakim yakni 6 tahun penjara.

Kala itu ia ikut aksi 212 di Kota Jambi. Saat orasi dengan pedenya Zumi mengatakan,

"Tentu kita sebagai umat muslim, sebagai umat Islam, ketika agama kita diserang, ketika agama kita dicoba untuk dinodai oleh pihak-pihak tertentu, wajib hukumnya kita untuk membela,"

Padahal membela Islam itu sebenarnya cukup gampang. Dengan tidak korupsi saja kita sudah bisa disebut membela agama Allah.

2. Zainudin Hasan

Sama seperti besannya Amien Rais, Zulkifli Hasan ternyata cukup piawai membangun dinasti. Kalau Amien yang diajaknya bergabung ke PAN adalah anak-anaknya, sementara Zulkifli Hasan saudara-saudaranya.

Terhitung ada 4 saudaranya yang ditunjuk menjadi pengurus PAN. Uniknya, 3 diantaranya pernah ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi. Dan salah seorangnya adalah Zainudin Hasan.

Si Zainudin ini sebelumnya menjabat sebagai Bupati Lampung Selatan hingga 2021. Tapi karena korupsi, ia hanya menjadi Bupati sampai 2018 saja.

Pada 2016 silam ia bela-belain datang ke Jakarta dan meninggalkan tugasnya sebagai Bupati demi untuk ikut aksi 212 di Monas.

Dua tahun kemudian kedoknya terbongkar. Gayanya saja pakai baju putih-putih, ternyata koruptor juga.

3. Abdul Gafur Mas'ud

Persis seperti Zumi Zola, ia juga politisi muda. Abdul Gafur dipercaya oleh masyarakat untuk menjadi Bupati Kabupaten Penajam Paser Utara periode 2018-2023. Tapi masa jabatan itu sepertinya tidak akan dia selesaikan.

Karena saat ini ia tengah meringkuk di ruang tahanan KPK. Gafur terlibat dalam praktek suap terkait kegiatan pekerjaan pengadaan barang dan jasa di Penajem Paser Utara.

Karena korupsi itu juga ia diskakmat oleh Abu Janda dengan mengatakan "Bupati Penajam Abdul Gafur Mas'ud yang dulu teriak TAKBIR di aksi 'bela Islam' 411 212, ditangkap KPK".

Hahaha

Itu baru sebagian lho alumni Monaslimin yang tersandung kasun hukum. Masih banyak lagi yang lain.

Ada yang tersandung kasus chat asausila, ngegebukin anak dibawah umur hingga kasus narkoba seperti Rio Reifan.

Lantas, kader partai apakah si Abdul Gafur tersebut?

Kader partai apa lagi kalau bukan yang 'katakan tidak pada (HAL) korupsi'.