Umum

Ipad - Macbook Diganti Yellow Pages dan Keramik, Tanggung Jawab Siapa?.

Rahmatika 5 months ago 512.0

Sejak beberapa waktu lalu saya mengikuti peristiwa hilangnya Ipad milik seorang penumpang bus jurusan Wonosobo-Ciputat. Si penumpang ini kebetulan seorang influencer yang cukup dikenal di media sosial X. Yang dia ceritakan awalnya adalah kekesalan karena Customer Service perusahaan bus tersebut kurang baik dalam menangani komplain kehilangan yang terjadi padanya. Karena kisah itu viral, akhirnya muncul cerita lain bahwa di bus yang sama ada penumpang lain yang kehilangan Macbooknya. Dan dua korban ini sama-sama gadgetnya diganti dengan Yellow Pages (iya Yellow Pages yang isinya daftar nomor telepon itu) dan keramik di dalamnya.

Netizen pun berpendapat, kalau sudah begini ini bukan lagi apes kemalingan biasa. Ini mah namanya ada mafia maling bus yang dia sudah niat banget (ya kalau nggak niat nggak mungkin dong bawa Yellow Pages dan keramik masing-masing dua biji buat naik bis) dan bisa jadi sudah sering beroperasi. Banyak orang juga akhirnya bercerita kalau mereka juga pernah mengalami hal yang sama dan ya sudah nggak dapat ganti rugi dan nggak ada tindak lanjut.

Saya kira sih malingnya memang apes atau sudah waktunya taubat. Kok ya pas korbannya influencer yang kebetulan banyak netizen sayang sama dia, kok ya pas juga korban lainnya juga main medsos dan membaca cuitan influencer tersebut. Naasnya lagi, perusahaan otobus itu sepertinya nggak punya tim PR yang mumpuni untuk menghandle krisis yang terjadi atau ya mungkin mereka sudah jumawa dengan nama besarnya dan yakin orang tidak akan berpaling mengingat mereka adalah pemain besar dan bisa berlindung di balik peringatan "Barang Hilang Bukan Tanggungjawab Kami".

Tapi apa iya sih perusahaan angkutan transportasi dibebaskan dari tanggungjawab kalau ada kehilangan barang? Setahu saya sih tanggung jawab perusahaan angkutan itu menyangkut manusia dan barang yang dia bawa. Jadi semestinya nggak bisa serta merta penumpang diberi jawaban "Barang Hilang Bukan Tanggungjawab Kami".

Kalau takut ada kejadian fraud penumpang ngaku-ngaku barangnya hilang, ya tinggal dibuat saja preventifnya. Contoh : pasang CCTV di dalam kendaraan. Lha Jaklingko angkot di Jakarta itu yang gratis naiknya ada CCTV nya loh, masa perusahaan besar nggak bisa sedia CCTV di armadanya dan ditaruh di beberapa titik. Ini kan buat keamanan. Nggak cuma jadi bukti kalau ada pencurian barang, semisal ada pelecehan seksual atau kecelakaan bisa jadi CCTV ini akan membantu. CCTV ini toh harganya sekarang juga sudah terjangkau, harusnya nggak ada lagi alasan nggak ada ataupun rusak.

Kedua, manifest penumpang itu juga penting. Kita harus tahu siapa saja orang yang ada di bus saat itu apalagi bus yg kursi duduknya saja diatur. Peringatan untuk kewaspadaan juga penting.

Ketiga, penanganan krisis itu ternyata juga luar biasa pentingnya. Kalau ada kasus, frontliner seperti kru bus dan Customer Service jangan langsung ofensif dengan mengatakan bukan tanggungjawab kami. Kalau ofensif, orang akan curiga jangan-jangan mafia malingnya nih kerjasama dengan orang dalam. Karena sebenarnya kasus kecurian begini juga merugikan perusahaan bukan sebab menurunkan tingkat kepercayaan orang atas pelayanan mereka?

Saya sih dukung Bang Emerson Yuntho yang membantu para korban berjuang untuk keadilan! Sekarang banyak bus bagus, tiketnya mahal, kalau nggak mau upgrade pelayanan dan memberi jaminan keamanan, apa gunanya??