Umum

Gilbert Lumoindong Senggol Mayoritas, sedang Kurang Side-Job atau Cari Perhatian Saja?.

Widodo SP 16 days ago 711.0

Gilbert Lumoindong, seorang pendeta Kristen belum lama ini menjadi perbincangan publik setelah materi kotbahnya terlihat menyenggol keyakinan umat Islam, dengan membahas soal zakat dan sholat, yang sukses membangkitkan amarah netizen tak hanya dari kalangan agama mayoritas, tapi juga dikecam oleh publik dari agama minoritas yang sekeyakinan dengan pdt. Gilbert.

Tak lama Gilbert yang merasa bahwa dirinya melakukan kesalahan besar lantas mendatangi Jusuf Kalla guna melakukan klarifikasi, sekaligus mengaku mendapatkan "pemahaman lebih jelas" tentang perkara yang telah disenggolnya secara secara sembrono itu. Mengapa JK yang didatangi? Entah apa pertimbangan yang diambil, tetapi dugaan saya mungkin karena pengaruh JK dianggap masih kuat di kalangan umat Islam di negeri ini.


Sampai hari ini, saya masih menganggap bahwa kotbah atau ceramah keagamaan manapun, yang dilakukan oleh siapa pun dari kalangan manapun, yang menyindir atau menyinggung keyakinan lain secara negatif (kecuali untuk pembelajaran agar menjadi lebih baik), sebagai tindakan yang menunjukkan ketidakpedean dari si pembicara terhadap apa yang disampaikan dan diyakini olehnya.

Sebagai hamba Tuhan yang sudah kenyang pengalaman, sangat disayangkan bahwa seorang Gilbert Lumoindong bisa sangat offside begitu materi kotbah atau pemaparannya, yang seharusnya kalau melalui proses penyaringan secara pribadi maka hasilnya tidak akan seperti itu.

Apakah beliau kurang materi dari Alkitab, kalau hanya ingin membandingkan soal pemberian dari penghasilan, kok sampai menyinggung soal zakat? Apakah dia kurang persiapan, kok sampai menyenggol cara beribadah umat agama mayoritas dengan kesimpulan yang menurut pemahaman awam saya saja ... analogi Gilbert sudah ngawur pol!

Kalau mau bicara soal penyucian oleh darah Yesus, misalnya saja, kenapa juga harus membandingkan dengan cara seperti itu, yang kalau kita cermati omongannya, malah terkesan asal comot?

Sebagai pembicara top di kalangan Kristen karismatik, mustahil kalau seorang GL sepi job alias sep panggilan pelayanan kotbah di luar gerejanya, sampai beliau terpaksa harus membuat pernyataan kontroversial begitu ya kan? Atau mungkin di luar pemahaman saya, jangan-jangan belakangan ini lagi sepi? Hahaha...! #mbuh


Akhirnya, meski untuk kesekian kalinya peristiwa model begini selalu, selalu, dan selalu berulang tapi hanya berganti oknum, bolehlah kita sedikit berharap agar senggolan terhadap keyakinan lain dalam materi kotbah, ceramah, atau podcast sekalipun agar tidak lagi terulang. Bagaimana dengan blow-up dari orang-orang yang berubah keyakinan, baik dari minoritas ke mayoritas dan sebaliknya? Ah, rasanya kita tahu jawaban soal perkara yang satu ini. Betul?

Begitulah kura-kura...