Umum

Catatan Ringan Soal Aksi Pria Bakar Baju Gara-Gara Lihat Motif Mirip Salib.

Widodo SP a year ago 1.8k

Seorang pria yang diduga kepanasan hatinya saat mendapati ada motif berbentuk mirip tanda atau lambang salib, bereaksi tak terduga dengan membakar baju berjenis gamis itu. Tentu saja aksi bakar baju itu lantas menyedot banyak perhatian dan viral ketika diposting ke media sosial, dengan reaksi yang beragam.

Ada yang menyayangkan, menyindir, hingga menertawakan dan memberi nasihat bak pemuka agama kelas akherat, tapi ada pula satu dua yang mendukung aksi pria yang terkesan tak ingin imannya dan rumahnya tercemari oleh hadirnya "salib" di rumah itu, meski dalam bentuk cetakan di baju yang hanya sekilas memiliki kemiripan itu.


Bagi saya hal semacam ini sangat mengherankan. Kalau dia mau menuruti phobia salibnya, jika kita bisa sebut begitu, maka tentu dalam rumahnya sendiri kan ada banyak bentuk yang kalau dicermati akan menyerupai salib.

Misalkan saja, yang banyak terlihat dalam rumah kan ada kusen jendela atau kusen pintu, lalu ada konstruksi atap rumah, sambungan lantai keramik, divan kasur, atau motif dari benda-benda lain di dalam rumah, yang kalau dicermati (apalagi bagi orang yang phobia) akan semakin membuat kekhawatiran menguat, sampai tingkat stres karena sudah dalam tingkat berlebihan.

Masa' iya kalau ada phonia bentuk salib, si pemilik rumah akan begitu saja melakukan aksi bakar-bakaran? Kalau dia nekat, bisa habis seisi rumah sekalian rumahnya kan!


Tampaknya hal-hal semacam ini menjadi PR besar bagi pemeluk keyakinan mayoritas di negeri ini, yakni buat meluruskan ajaran-ajaran yang mungkin dalam penerapannya terlalu ekstrem. Dalam banyak ajaran agama, ternasuk keyakinan yang saya anut, kalau ajaran itu mengarah pada hal yang ekstrem, biasanya akan diikuti oleh tindakan yang berlebihan.

Saya pun perlu mewaspadai jika di keluarga besar mulai ada ajaran ekstrem yang menjangkiti sebagian orang, maka kewaspadaan dan "alarm bahaya" perlu segera dinyalakan. Reaksi yang wajar, karena jika satu orang saja di keluarga mulai terjangkiti ajaran ekstrem, dalam hal apa saja, maka keluarga itu bisa berada dalam bahaya.


Jadi, mari jaga kewarasan dalam kita meyakini sesuatu, tak hanya dalam hal ajaran agama, tapi berlaku dalam banyak bidang kehidupan. Jangan pula sedikit-sedikit membakar benda, lalu diposting ke media sosial kecuali Sampeyan berprofesi sebagai tukang sate atau makanan bebakaran ... yang memang kudu dibakar biar mateng dan bisa dinikmati. Hahaha...!

Begitulah kura-kura...