Umum

Cadas! M Kece Bongkar Bobrok Napoleon Bonaparte dan Petugas Rutan yang Berjaga.

Fery Padli 2 years ago 4.6k

Memang betul ada yang mengatakan nama adalah doa.

Oleh sebab itu, mayoritas orang tua memberikan nama anaknya yang baik-baik, yang mencerminkan harapan dan cita-citanya.

Seperti ada orang tua yang memberi nama anaknya Firdaus atau yang biasa disapa Daus.

Dengan harapan di akhirat kelak anaknya tersebut bisa masuk surga Firdaus, yang notabene surga tertinggi dan termewah dibandingkan surga-surga yang lain.

Kemudian, ada juga yang memberi nama anaknya Ibrahim atau yang disapa Baim. Dengan harapan si anak kelak berbudi pekerti luhur seperti halnya Nabi Ibrahim.

Hanya saja, untuk menjadikan anak sesuai harapan, tidak hanya sekedar dengan memberi nama yang baik saja ferguso. Tapi ada juga hal lain yang mesti dilakukan.

Kebutuhan gizinya harus terpenuhi. Pendidkannya juga harus terpenuhi dengan baik. Mesti diasuh dengan baik. Dan yang tidak kalah pentingnya adalah orang tua mesti memberikan perlindungan yang ekstra kepada anak. Supaya si anak tidak menjadi korban kekerasan serta tidak terpengaruh lingkungan yang buruk.

Termasuk juga menanamkan kejujuran kepada anak adalah yang mesti dilakukan.

Karena kalau kebutuhan itu semua tidak dipenuhi, siap-siap saja, bukannya anak menjadi seperti yang diharapkan tapi malah melakukan tindakan tercelah.

Sudah ada contoh kok orang-orang yang namanya keren tapi kelakuannya malah naudzubillah bejatnya.

Seperti di Pasaman Barat ada seorang diberi nama oleh orang tuanya Alhuda yang artinya petunjuk atau panduan bagi manusia dalam menjalani kehidupan menuju jalan yang cerah.

Faktanya Alhuda yang ada di sana (Caleg PKS 2019) malah mencabuli anak kandungnya sendiri selama 7 tahun berturut-turut.

Kan jomplang banget antara harapan dengan kenyataan.

Begitupun dengan mantan Kadiv Hubungan Internasional Polri, Napoleon Bonaparte. Orang tuanya memberi namanya itu tidak sembarangan, tapi supaya suatu nanti menjadi pemimpin besar serta cerdas seperti halnya Napoleon Bonaparte pemimpin militer dan politik prancis yang sangat terkenal di masa perang revolusioner itu.

Eh yang dilakukan oleh Napoleon Bonaparte polisi ini malah menerima suap dari terpidana korupsi Djoko Tjandra.

Diketahui dengan menduduki jabatan sebagai Kadiv Hubungan Internasional Polri, ia memang bisa menghilangkan nama seseorang dari Red Notice (pemberitahuan yang digunakan oleh Interpol untuk mengidentifikasi buronan internasional).

Jabatannya itu pula yang dimanfaatkan oleh Napoleon untuk mencari keuntungan pribadi dengan menghilangkan nama Djoko Tjandra dari Red Notice.

Ia pun mendapatkan uang sogok cukup besar yakni 350 ribu dollar Amerika Serikat (Rp 5,137 miliar) dan 200 ribu dollar Singapura (Rp 2,1 miliar) dari Djoko Tjandra.

Dan kalau dilihat dari jumlah suap yang diterima oleh Napoleon itu, memang sedikit menggiurkan.

Karena bayangkan saja, kuli bangunan saja yang gajinya Rp 100 ribu perhari, butuh waktu 27 tahun lebih untuk mendapatkan uang Rp 1 miliar. Sementara dia, hanya dengan menghapus nama Djoko Tjandra dari Red Notice, dan itu tidak terlalu sulit, bisa mendapatkan uang sebesar Rp 7,2 miliar lebih.

Pelihara tuyul saja belum tentu dapat segitu.

Tapi yang namanya cari kaya lewan jalan pintas pasti hasilnya gak akan baik.

Belum juga sempat menikmati uang haram yang didapatkan, kasus Napoleon Bonaparte yang kongkalingkong dengan Djoko Tjandra itu sudah mencuat duluan ke publik. Yang ini dimotori oleh Kordinator MAKI (Masyarakat Anti Korupsi Indonesia), Boyamin Saiman.

Bisa jadi Napoleon kesal banget dengan ulah Boyamin ini. Gara-gara dia, lalu do'i masuk penjara.

Nah, mendekam di penjara rupanya tidak membuat Napoleon jera.

Pada September 2021 lalu, ia malah ngegebukin tahanan lain yakni M Kece.

Tidak hanya itu, Napoleon juga melumuri tubuh pria bernasib sial tersebut pakai tinja atau kotoran manusia.

Ngeri.

Karena M Kece ini tersandung kasus penistaan agama, jadilah ia idola baru kaum Kadrun.

"Terimakasih Pak Napoleon Bonaparte (telah ngegebukin M Kece). Semoga Allah SWT selalu melindungi Bapak," ujar pemilik akun Twitter @bung_Ve

Cadas.

Cukup gampang sebenarnya mengelabui kaum sumbu pendek. Bertindak seolah-oleh membela agama, dosa-dosa di masa lalu seperti menerima suap dll mereka langsung lupa.

Terakhir, giliran M Kece yang balas dendam.

Ia bongkar bobrok Napoleon Bonaparte selama mendekam di penjara.

Tanpa tedeng aling-aling M Kece mengatakan, lulusan Akpol 1988 itu membawa HP dalam ruangan tahanan.

Tidak pelak, Kompolnas pun langsung turun tangan menanggapi informasi yang disampaikan oleh tersangka penodaan agama yang ditangkap di Bali itu, dengan mengatakan penjaga Rutan yang membiarkan Napoleon pegang Hape beserta Napoleonnya harus diperiksa.

Selain itu, juga mesti diberi sanksi yang tegas.

"Jadi kalau ada pelanggaran, maka petugas dan tahanan harus diperiksa dan dijatuhi sanksi," ujar Komisioner Kompolnas, Poengky Indarti dengan nada tegas.

"Tolong dibaca Pasal 33 Perkap 4 tahun 2015 tentang Perawatan Tahanan. Di sana disebutkan bahwa dalam menjaga keamanan dan ketertiban ruang tahanan, petugas jaga melarang tahanan untuk membawa alat komunikasi dan elektronik," lanjutnya lagi.

Jadi sekarang tinggal nunggu Polri lagi, berani atau tidak memeriksa sesama anggota sendiri yang konon katanya belum dipecat.

Karena yang namanya bersih-bersih itu idealnya dimulai dari dalam atau internal dulu. Sebelum ke luar.