Umum

Bukan Pilpres, Anies Ternyata Lebih Suka Pimpin Rombongan Musik.

Ruskandi Anggawiria a year ago 561.0

Anies Baswedan bukan hanya kali ini mengadu peruntungan dalam kontestasi pilpres. Dalam pilpres tahun 2014 dia pun ternyata pernah mengikuti konvensi capres, namun kala itu dia gagal terpilih dalam konvensi. Inilah sekelumit sisa ceritanya yang cukup menggelitik, karena dibumbui kepemimpinan ala angklung segala.

Bakal calon presiden Anies Baswedan menawarkan gaya kepemimpinan seperti bermain alat musik angklung. Hal itu disampaikan Anies saat menjawab pertanyaan panelis mengenai kekuasaan dan pengambilan keputusan saat debat kandidat di Konvensi Partai Demokrat di Hotel Harris, Bandung, Rabu (5/2/2014). "Indonesia bisa bangkit jika bergerak. Saya datang bergerak bersama, bagaimana kepemimpinan ala bermain angklung. Memberikan arahan, waktu, lalu yang terjadi muncul harmoni dan semua bergerak untuk membuat harmoni yang indah," kata Anies.

Menurut Anies, pemimpin bukanlah seorang yang datang untuk menyelesaikan semua masalah. Pemimpin adalah seseorang yang mampu menjadi teladan, berkompeten, jujur, dan membuat masyarakatnya mau bergerak bersama-sama. "Pemimpin Indonesia bukan datang berdiri di depan panggung, tetapi pemimpin datang menginspirasi memberikan kesempatan untuk bergerak dan seluruhnya bersama-sama meraihnya," kata Anies.

Anies mengaku mendapat inspirasi tersebut setelah mengunjungi saung angklung Mang Udjo di Bandung. Seperti halnya bermain angklung, jika semuanya bergerak seirama, maka dapat membuahkan hasil yang diinginkan. Menurut Anies, tujuan dalam bernegara yaitu melunasi janji kemerdekaan. "Saya selalu mengistilahkan tujuan kita bernegara adalah janji kemerdekaan yang harus dilunasi. Kekuasaan mekanisme yang dipakai melunasi janji itu," katanya.

Kesimpulan kita pun mudah kita ambil ketika Anies mengungkapkan gaya kepemimpinannya itu. Pantas saja ketika menjabat Gubernur DKI Jakarta, dia tak seperti Gubernur pada umumnya, rupanya dia lebih suka mengambil referensi seni angklung. Dia tampaknya ingin semua tim pemerintahannya memainkan peran sesuai alat yang dipegangnya, ketika aba-aba tampak, pemain bisa bergerakj, namun selebihnya mereka hanya menyaksikan permainan pemain lain.

Sesederhana itukah kepemimpinan dijalankan? Prinsip-prinsipnya, minimal dalam buku teori, kepemimpinan semacam itu hanya berlaku dalam even sederhana seperti bermain musik. Ada benarnya gaya Anies itu dilakukan, namun jangan lupa mengelola wilayah jauh lebih rumit dari sekedar bermain musik.

Bagi Anies sendiri, tampaknya dia harus mengasah ketrampilan bermain angklung, agar kelak lebih piawai memimpin rombongan seni angklung. Adapun untuk meminpin wilayah teritorial, sebaiknya Anies mempersilakannya kepada yang lebih layak, misalnya yang rekam jejaknya baik dan mendapat apresiasi, bukan sekedar bermain-main menggunakan kata-kata tanpa aksi nyata.