Umum

Bela Edy Mulyadi, Tifatul Sembiring Bikin Kader PKS Kaltim Spot Jantung.

Fery Padli 2 years ago 0.0

Sudah menjadi kesepakatan tidak tertulis bahwa pernyataan Edy Mulyadi yang mengatakan 'Kalimantan tempat jin buang anak' itu adalah perbuatan salah.

Bahkan, omongannya tersebut tidak hanya ngawur alias menyimpang, tapi juga sudah mengarah kepada perbuatan pidana, yakni melanggar UU ITE.

Itulah kenapa orang rame-rame melaporkannya ke pihak berwajib.

Diantaranya yang melaporkan Edy ke polisi adalah Persatuan Pemuda Dayak dan Pemuda Lintas Agama yang terdiri dari GP Ansor, Pemuda Muhammadiyah, hingga Pemuda Katolik Kalimantan.

Termasuk ada 50 orang datang ke Polda Kaltim secara langsung membuat laporan secara individu.

Dan laporan ke aparat penegak hukum tersebut tidak hanya dilayangkan oleh warga Kalimantan doang, tapi kader Gerindra juga melaporkan Edy ke Polisi. Pasalnya Mantan Caleg gagal itu juga turut menghina Prabowo dengan mengatakannya 'macan mengeong'.

Jadi, melihat kondisi seperti ini penulis yakin banget 90 persen si Edy ini bakal dicyduk. Tinggal menunggu waktu saja. Entah besok atau lusa.

Karena kalau dia tidak ditangkap dampaknya bisa lebih berbahaya.

Seandainya penulis berada di posisi dia, pasti sudah menyerahkan diri ke aparat penegak hukum.

Lantaran kalau masuk penjara, palingan sebulan dua bulan atau setahun dua tahun. Atau mengikuti jejak Bahar bin Smith dan Mustofa Nahra yakni menjadikan istri sebagai jaminan penangguhan penahanan. Tapi kalau hal gaib terjadi, gak akan bisa ngapa-ngapain lagi ferguso.

Sudah banyak beritanya tuh, tubuh keluarkan paku. Kemudian ada juga berita dokter temukan 16 potong paku dan kawat dari perut. Dll.

Pertanyaannya lebih enak mana. Di penjara dan diberi makan gratis atau tiba-tiba di dalam perut ada linggis yang diletakkan oleh orang pintar secara gaib?

Masih lebih enak masuk penjara ferguso.

Kebanyakan makan cabe rawit saja rasanya sudah sedemikian menyiksa. Apalagi kalau tiba-tiba ada batang logam di dalam perut. Bisa-bisa nangis tua, menahan sakit.

Belum lagi kalau dikirim mandau terbang, bisa-bisa si Edy ini mati karena ketakutan.

Penulis yakin sekarang dia makan tidak enak tidur tidak nyenyak karena mikirnya macam-macam. Mikirin bakal dicyduk polisi, mikirin dimusuhin oleh masyarakat Dayak, dan mikirin yang lain-lain.

Tidak hanya itu, kelakuannya tersebut juga sudah dianggap merugikan partai.

Sebagaimana kita ketahu bahwa si Edy ini merupakan Caleg PKS pada Pileg 2019 silam. Ia bertarung di Dapil III Jakarta. Satu Dapil dan satu partai dengan mantan Wakapolri, Adang Daradjatun.

Tapi sungguh sayang, ia hanya mendapatkan 7.416 suara. Sementara Adang yang berhasil lolos ke senayan mengantongi 115.649 suara.

Jauh banget beda perolehan suaranya. Hehehe

Padahal sudah bawa-bawa agama segala lho agar dipilih masyarakat. Saat masa kampanye dulu di spanduk Edy bertuliskan,

"Dengan mengharap rahmat Allah SWT, mohon doa dan dukungan agar saya bisa berdakwah di parlemen dan tetap istiqomah. Semoga Allah membantu dan meridhoi perjuangan ini. Amin ya rabbal alamin"

Tapi rakyat Jakarta tahu kok, khususnya Dapil III. Mana Caleg yang benar-benar bertakwa dan mana Caleg yang hanya membungkus diri pakai agama doang demi menuruti hawa nafsu politik.

Sehingga si Edy ini tidak berhasil menjadi anggota dewan.

Nah sekarang, yang kena dampak perbuatannya menghina rakyat Kalimantan itu tidak hanya dia seorang. Tapi PKS juga terancam tidak dapat suara di Kalimantan pada Pemilu 2024 mendatang.

Itulah kenapa partai itu sekarang tidak menganggapnya sebagai kader lagi. Jubir PKS Ahmad Mabruri mengatakan, Edy sudah tidak aktif di semua kepengursan PKS hingga saat ini.

Jadi pernyataan Edy tersebut adalah pernyataannya pribadi. Bukan pernyataan resmi PKS.

Hahaha. Langsung tidak dianggap.

Kalau dulu ada band Kertas yang lagunya terkenal berjudul 'Kekasih Tidak Dianggap'. Sekarang ada kader partai tidak dianggap. Hehehe

Ada pepatah mengatakan, 'lebih baik disebut PKI daripada PKS'. Yang ini malah tidak dianggap sama sekali oleh PKS. Apes betul.

Uniknya, di saat semua orang mengecam pernyataan Edy Mulyadi itu termasuk PKS yang berusaha menjauhinya, tapi kader PKS lain Tifatul Sembiring malah terkesan membelanya.

Seperti tanpa bersalah ia mengatakan pernyataan Edy soal 'Kalimantan tempat jin buang anak' tersebut tidak menghina.

Untuk itu, ia meminta agar aparat kepolisian tidak usah melakukan pengusutan.

Ini mantan Menkominfo yang pernah follow akun parno bilang gitu maksudnya apa coba?

Di saat partainya membuang Edy Mulyadi, dia malah secara terang-terangan membela wartawan FNN tersebut.

Apakah dia memang ada masalah dengan sang Presiden Ahmad Syaikhu, sehingga memilih sikap yang bertentangan dengan partai?

Karena dengan Tifatul yang pernah menjabat sebagai Presiden PKS, secara tidak langsung orang akan beranggapan PKS membela si Edy itu.

Terakhir, kantor PKS Kaltim yang didatangi massa.

Lu (Tifatul) enak ngomong di Jakarta. Ntuh kader PKS yang di Kaltim spot jantung. Kwkwkwk

Untung cepat minta maaf. Kalau tidak, bisa rata dengan tanah kantor PKS Kaltim. Seperti markas Pemuda Pancasila di Bandung Barat dulu yang diporak-porandakan oleh prajurit Kopassus.