Umum

Azam Khan si Penceletuk "Hanya Monyet", Bersiap 'Dikandangin' Polisi?.

DHEKO 2 years ago 2.2k

Duo haters ini sedang naik daun. Sayangnya daun yang dinaikinya daun busuk. Yang membuat keduanya terancam masuk bui. Serius!

Mungkin saat ini yang paling menyedot atensi publik adalah Edy Mulyadi. Betul, si Edy inilah yang viral lewat video terkait penolakan terhadap pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur (Kaltim). Sayangnya penolakan tersebut dilakukan Edy dengan alasan yang justru menyinggung masyarakat Kalimantan dan Kalimantan Timur. Rasis dan merendahkan.

Selain menyinggung warga Kalimantan, dari kejadian tersebut ternyata Edy sudah dilaporkan lebih dulu ke pihak kepolisian karena terkait ujaran kebencian kepada Menteri Pertahanan Prabowo Subianto. Apes….

Untuk Azam Khan, ikut terseret karena diduga terlibat menimpali apa yang disampaikan Edy. Seperti diketahui, mantan caleg gagal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini sebelumnya mempertanyakan siapa yang akan mau pindah ke ibukota baru nanti di Kalimantan Timur, dicontohkannya termasuk si Azam Khan ini?

"Mana mau dia (Azam Khan) tinggal di Gunung Sahari pindah ke Kalimantan, Penajam sana, untuk beli rumah di sana ... Mana mau?" kata Edy Mulyadi dalam video viral itu.

"Hanya monyet," celetuk Azam Khan tiba-tiba, memotong omongan Edy Mulyadi yang kemudian disambut tawa mereka yang hadir dalam forum tersebut.

Zadists…..

Benar, itu sangat keterlaluan!

Tanpa bermaksud mengecilkan, ujaran kebencian terhadap Prabowo sebagai Menteri Pertahanan, sepertinya 'hanya' menyangkut masalah kenegaraan. Dalam ketatanegaraan, Menteri Pertahanan termasuk dalam triumvirat menteri, di mana bersama Menteri Luar Negeri dan Menteri Dalam Negeri, ketiganya menjadi pelaksana tugas kepresidenan apabila terjadi kekosongan jabatan Presiden dan Wakil Presiden.

Sementara untuk masalah duet Edy Mulyadi-Azam Khan ini, ada masalah besar yaitu Maslah kebangsaan dan kemanusiaan. Sebagai sebuah bangsa, masyarakat di Kalimantan Timur dalam sejarahnya sudah dikenal dalam menata dirinya menjadi kerajaan Hindu pertama dan tertua di Indonesia, yaitu sejak sekitar abad ke-4 Masehi.

Secara kemanusiaan juga terjadi penghinaan yang sedemikian rendahnya dengan menyebut bagi mereka yang bersedia pindah dan tinggal ke Kalimantan Timur. Terlalu….

Azam Khan, dengan celetukan "hanya monyet" itu, apakah menurut Anda siapapun nanti yang pindah ke Ibukota baru itu, baik ASN, TNI-POLRI, dan siapapun itu, mereka itu monyet? Azam Khan, apakah dengan celetukan "hanya monyet" itu, masyarakat yang sudah tinggal di Kalimantan Timur, mereka itu monyet?

Kelakuan Azam memang tidak mencerminkan latar belakangnya sebagai seorang yang faham, mendalami, dan yang sebelumnya dikenal sebagai praktisi hukum. Azam Khan sebelumnya diketahui adalah pengacara dari Imam Besar eks Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab (HRS), eks ormas FPI, dan pernah memberikan pendapatnya bahwa organisasi Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) tidak bisa dibubarkan.

Tapi kalau melihat bahwa dia pernah menjadi pengacara HRS dan eks FPI, ketika Azam Khan berkata merendahkan seperti itu, ya wajar-wajar saja. HRS saja dalam acara yang seharusnya berisi hal yang mengagungkan Nabi Muhammad SAW saja teriak-teriak dengan kata "Lo*te", juga sebelumnya penghinaan Sampurasun menjadi campur racun. Sementara FPI, dibanding dengan menyampaikan kebaikan dengan cara ngobrol-ngobrol cantik, ormas ini lebih greng dengan aksi pecah-pecahin kaca ataupun lempar-lempar batu.

Nah, jadi kalau melihat Azam Khan berbuat tidak sopan seperti itu, yang memang sudah habitatnya. Karena berasal dari kubangan yang sama, lingkungan pertemanan yang sama, dan mungkin saja grup wa yang sama, jadi wajar kalau yang keluar dari pola pikir dan pola mulut ya mirip-mirip. Ngawur dan menghina.

Kini Azam Khan seharusnya sudah bersiap. Celetukan dua kata itu bisa berakibat fatal pada statusnya ke depan menjadi seorang residivis. Azam Khan bisa terancam pidana akibat celetukannya itu.

Sebagai pengacara, kini dia harus bersiap untuk memberi nasihat dan pembelaan hukum terhadap dirinya sendiri. Dia bisa memulainya dengan langkah meminta maaf. Tapi dalam sebuah acara yang sekarang sudah almarhum, Indonesia Lawyer Club, Fadli Zon pernah berkata bahwa meminta maaf menandakan bersalah, dan bersalah harus mau bertanggung jawab secara hukum.

Siap?

https://www.jpnn.com/news/polisi-bergerak-edy-mulyadi-yang-diduga-menghina-prabowo-siap-siap

https://portallebak.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-293550920/terkuak-pria-sebut-hanya-monyet-dalam-diskusi-pemindahan-ikn-adalah-azam-khan-pengacara-ormas-terlarang?_gl=1%2A1oq84oi%2A_ga%2ARFB4U2FFMnZDSDRSVHZpWWVjMXlPemRoSEFtbGVNZkdodU1FeWlzR1RXRmo5VXM5dTNqQjAybnNkd3pkb1hyVA..&page=2