Umum

Apesnya Johnny Plate, Jatah Makan Dalam Bui Hanya Rp15 Ribu/Hari Saja.

Argo Javirez a year ago 845.0

Hidup itu seperti roda. Kadang diatas, kadang dibawah. Begitu juga sebaliknya, kadang dibawah, eh ndilalah tiba-tiba melenting tinggi melejit ke atas permukaan bak meteor. Begitulah kura-kura misteri kehidupan yang tidak terbantahkan.

Ini yang terjadi dengan hidupnya Johnny Plate. Mungkin dulu pernah hidup miskin melarat di kampung halamannya, lalu merantau ke Jakarta dan jadi kaya raya.

Eh ndilalah, sekarang jalan hidupnya terbalik 180 derajat, bahkan lebih. Sudah terancam dimiskinkan Kejagung, deretan mobil mewahnya pun disita. Yang paling miris, jatah makannya pun hanya Rp15 ribu saja saban hari. Emang enak?

Rp15 ribu per hari itu sudah termasuk sarapan, makan siang, dan malam. Hal itu terungkap saat rombongan Ombudsman Republik Indonesia melakukan inspeksi mendadak ke Rutan Kejagung.

Di sela-sela inspeksi tersebut, terjadi dialog antara Ombudsman dengan Plt Kepala Rutan Kejagung mengenai pemenuhan kebutuhan makanan bagi para tahanan di sana.

Plt Kepala Rutan Kejagung lalu memberi penjelasan makanan para tahanan Kejagung per hari itu Pagu-nya Rp15 ribu. Itu sudah termasuk sarapan, makan siang, dan makan malam.

Ngeri banget. Saya tidak bisa membayangkan Rp15 ribu untuk tiga kali makan di era jaman now saat ini. Mungkin, makan bubur jagung seperti di lagu hidup di bui itu ada benarnya juga. Amit-amit dah.

Bayangkan saja, tiap hari tuh ya hidupnya si Johnny Plate itu mewah. Sekarang dijatah makan hanya Rp15 saban harinya. Apa tidak mehong nangis bombay dalam tahanan? Makanya, jadi orang mbok ya eling dikit napa.

Dulu kemana-mana manusia satu ini naik Mercy mewah yang harganya Rp6 miliar lebih. Ngalah-ngalahin Presiden malah. Mau makan enak dan mewah model apa pun, tinggal dipesan oleh Johnny Plate yang kaya raya ini.

Mungkin berlibur di kapal pesiar yang super duper mewah sembari minum Wine mahal dan ditemani wanita-wanita berbikini super ketat diatas lautan Karibia sana bukan hal yang baru lagi bagi si Johnny Plate yang tajir melintir ini.

Sebab, sebelum ini orang terjun ke dunia Politik, dia pernah jadi pengusaha alat-alat perkebunan yang sukses. Kemudian, terjun ke bisnis penerbangan. Pernah pula ditunjuk menduduki jabatan mentereng sebagai Komisaris Air Asia. Masih kurang apa coba.

Ini malah terjun ke dunia politik jadi tukang bawa tasnya Surya Paloh. Mungkin, sebagai rasa terima kasihnya Surya Paloh lantaran saban hari tasnya dibawain Johnny Plate, maka diangkatlah dia jadi Sekjen Nasdem.

Kemudian disundul Surya Paloh jadi Menkominfo di era Presiden Jokowi untuk mengamankan bisnisnya Surya Paloh dibidang penyiaran.

Bukannya kerja yang benar setelah jadi Menteri, ini malah hasil akhirnya menikmati makanan yang jatahnya hanya Rp15 ribu saban hari. Apa bukan sembrono itu.

Tapi ya, mau bagaimana lagi. Memang sebegini kualitas seorang Johnny Plate sebagai Menkominfo. Manusia satu ini bukan hanya tidak menguasai persoalan saja, akan tetapi berani sekali embat uang negara.

Bagaimana tidak nekat? Anggaran sudah cair dari Kementerian Keuangan, akan tetapi barangnya tidak ada. Edan bener.

Semua akhirnya hanya jadi pepesan kosong belaka setelah terbukti kedunguannya yang nekat sikat anggaran dengan cara siluman. Sekarang malu sendiri, bukan? Jilat ludah sendiri.

Masih mending Viktor Laiskodat yang tidak korupsi dan telah berhasil memajukan tanah kelahirannya di Provinsi NTT sana.

Dampak dari kebodohan Menteri kampungan itu, Nasdem saat ini mau tidak mau harus lihai jungkir balik salto sana sini untuk memanipulasi opini publik.

Mau tidak mau mereka harus lihai berkata-kata, lihai bersilat lidah, lihai mempertontonkan pentas politik yang penuh warna dengan berbagai sandiwara.

Lantas, pelajaran apa yang bisa kita petik dari apesnya si Johnny Plate ini? Jadi orang mbok ya hidup yang normal dan wajar-wajar saja.

Bukan saya bemaksud menggurui; kalau sudah berhasil dalam hidup yang bisa bikin bangga orang tua dan orang sekampung bangga, jangan coba-coba sok-sokkan terjun ke dunia politik.

Apalagi kalau nyali belum siap melihat panjangnya nominal angka nol disetiap berkas yang akan ditanda tangani di atas meja kerja. Hasil akhirnya sudah pasti runyam, boss.

Bila tidak tahan dengan gatalnya tangan untuk mengamplas sedikit saja dari bejibunnya angka nol disetiap berkas anggaran yang tertumpuk di atas meja, sebaiknya duduk manis diam di rumah saja sembari kelonin bini, lalu main mobil-mobilan sama anak.

Itu jauh lebih baik dan aman, damai, sejahtera, sentausa senantiasa, daripada sok-sokkan terjun ke dunia politik, tapi nyali masih seupil.

Sebab ada tertulis, barangsiapa menabur bencana, maka ia akan menuai malapetaka. Contoh nyatanya, ya si Johnny Plate yang apes kuadrat ini. Sudah itu saja.

Kura-kura begitu.