Umum

Abdul Somad yang "Belum Masuk Udah Keluar" dan Betapa Baiknya Indonesia Kepada Dia!.

DHEKO 2 years ago 768.0

Ulama terkenal Indonesia, Ustaz Abdul Somad (UAS), beserta keluarga dan sahabatnya dilarang masuk ke negara Singapura. UAS mengaku hendak berkunjung ke Singapura dalam rangka liburan. UAS tiba di Singapura pada Senin (16/5) siang.

Saat pemesanan, Somad mengatakan bahwa seluruh berkas untuk masuk ke Singapura sudah lengkap dan kemudian dizinkan masuk. Namun kemudian seorang petugas menarik dirinya. Memeriksa dia dan rombongan secara terpisah. Sejam di ruangan itu, ia kemudian dipindahkan dan bergabung dengan rombongannya kembali. Mereka ditahan beberapa jam hingga kemudian dipulangkan ke Indonesia.

Heboh, di sebelah. Macam-macam analisisnya. Dari yang kelihatan benar hingga yang ngaco.

Pemerintah Indonesia pun bergerak cepat. Setelah tahu kabar tentang Abdul Somad yang ditolak masuk ke Singapura, yang sayangnya malah melalui media sosial, Duta Besar Indonesia untuk Singapura, Suryopratomo, langsung bertindak sebagaimana mestinya. Selain berusaha untuk mengupayakan hak dan perlindungan bagi warga negaranya, Dubes juga meminta kejelasan terkait dilarangnya UAS memasuki negara Singapura.

Dan informasi yang terpenting adalah bahwa status UAS adalah tidak dideportasi, melainkan dilarang masuk ke wilayah negara Singapura. Dan itu juga sebuah hal yang biasa, yang bisa menimpa siapa saja. Sebuah sikap yang merupakan kekuasaan penuh dari pihak imigrasi Singapura sebagai negara berdaulat.

Belakangan kemudian pihak Singapura memberi penjelasan terkait penolakan terhadap UAS. Kementerian Dalam Negeri Singapura mengungkapkan bahwa UAS dianggap penyiar agama yang pro ekstremisme dan bom bunuh diri.

Kemendagri Singapura menganggap Somad tidak bisa diterima oleh masyarakat Singapura yang cenderung multiras dan multiagama.

"Misalnya, Somad telah mengkhotbahkan bahwa bom bunuh diri adalah sah dalam konteks konflik Israel-Palestina, dan dianggap sebagai operasi 'syahid'." mengutip situs resmi Kemendagri Singapura.

Pemerintah Singapura pun menyebut Somad pernah melontarkan komentar yang merendahkan agama lain seperti Kristen. Somad disebut pernah mengatakan salib sebagai tempat tinggal roh kafir.

Selain itu, Somad juga pernah menyatakan di hadapan publik bahwa penganut agama selain Islam adalah kafir. Pernyataan itu sangat serius bagi Pemerintah Singapura yang penduduknya terdiri dari beragam penganut agama.

Nah, jelas sudah latar belakang pelarangan itu. Terang benderang sudah kenapa kemudian UAS terlarang masuk Singapura. Lengkap dan runut.

Dari kejadian yang menimpa UAS itu, satu hal yang penting tentang perbandingan perlakuan antara Singapura dan Indonesia terhadap UAS begitu jauh perbedaannya. UAS jelas begitu dihindari di Singapura, sementara di Indonesia masih bisa berkegiatan seperti biasa.

Padahal yakinlah, sebsgisn pendukung UAS adalah mereka yang gemar teriak-teriak Jokowi anti Islam, kriminalisasi ulama, dan berbagai tudingan yang memojokkan negara saat dihadapkan pada Islam.

Dari sini sekarang menjadi jelas terlihat, bagaimana Indonesia, di mana sebagian besar kegiatan-kegiatan UAS yang kemudian menjadi alasan penolakan oleh Singapura itu dilakukan, ternyata masih menjadi negara yang menerima Somad dengan baik-baik saja. Indonesia tidak menolak keberadaan Somad. Beberapa ujaran yang diadukan ke ranah hukum, sejauh ini setidaknya masih berpihak ke Somad. UAS masih bebas.

Pemerintah Indonesia juga bertindak responsif, bahkan ketika UAS tidak melaporkan apa yang dialaminya. Walaupun atas kejadian itu, Somad lebih memilih koar-koar di media sosial. Tapi tetap saja pemerintah harus memastikan bahwa negara hadir.

Dan tidak sebatas sekelas duta besar, Presiden pun turun tangan. Presiden Jokowi seakan tahu bahwa akan ada pihak yang akan menggorengnya, menyeret menjadi seolah kesalahannya, seperti yang sudah sudah khas kaum "Salafi". Video ini buktinya.

Akhirnya kepada UAS, agaknya apa yang menimpanya itu bisa menjadi pembelajaran bahwa tidak semua bisa menerima apa yang menjadi penafsirannya ataupun penafsiran yang diikutinya. Bahwa jejak digital ternyata berlaku dan berimplikasi secara universal. Bahwa tidak seperti di Indonesia yang masih permisif dengannya, Singapura ternyata antipati dengan sosoknya.

UAS juga tidak perlu lebay. Tidak perlu membawa-bawa sejarah, tidak perlu mengecilkan atau merendahkan Singapura. Belajarlah untuk menghormati kedaulatan negara dan pihak lain.

Lagian kerap teriak kopar-kapir kok liburannya ke Singapura? Mau selfie di patung ikan berkepala singa yang mukok air itu ya, Tad?....

Akhirnya ya gitu deh!

Terimanasib.

https://www.cnnindonesia.com/internasional/20220517213204-106-797789/singapura-ungkap-alasan-deportasi-uas-khotbah-bom-bunuh-diri