Sport

Peluang Persib Bersama Luis Milla.

Hardiyanto 2 years ago 95.0

Hasil buruk didapatkan Persib Bandung di awal musim ini. Tiga laga awal musim dilalui tanpa kemenangan. Hasil imbang di laga perdana melawan Bhayangkara FC diikuti dengan dua kekalahan beruntun. Setelah dihempaskan Madura United 1-3 di kandang, Persib dicukur Borneo FC 1-4 di Samarinda. Hasil minor tak ayal menempatkan Persib di papan bawah. Ini tidak sesuai dengan ekspektasi para bobotoh di awal musim. Setelah musim lalu menjadi runner-up liga di bawah Bali United, musim ini bobotoh sangat berharap tim berjuluk Maung Bandung bisa meraih gelar. Namun liga baru berjalan 3 pekan mereka harus dihadapkan kenyataan Persib berada di zona degradasi. Tekanan berat dari bobotoh kemudian membuat Robert Rene Albert mundur dari kursi panas pelatih Persib. Hasil buruk di tiga laga awal liga melengkapi kegagalan Persib di ajang Piala Presiden 2022 yang hanya melaju hingga babak 8 besar. Sejauh ini Robert Albert memang belum berjodoh dengan sepakbola Indonesia kecuali saat menangani Arema tahun 2010.

Gerak cepat dilakukan manajemen Persib. Meski pelatih sementara sukses menyumbang dua kemenangan, hal itu dirasa tidak cukup dengan target Persib untuk menjuarai liga. Manajemen merasa perlu menunjuk pelatih yang lebih berpengalaman. Tanpa banyak publikasi, Luis Milla Aspas sukses digaet. Ini cukup mengejutkan meski Luis Milla belum pernah menangani satu pun tim semenjak kontraknya bersama timnas Indonesia selesai tahun 2018. Bersama pelatih sekaliber Luis Milla Persib sangat berharap bisa mengejar ketertinggalan dan bersaing dalam meraih gelar.

Yang menjadi pertanyaan besar apakah Luis Milla akan cocok untuk Persib Bandung. Jika melihat skuad yang ada di Persib saat ini, tentunya peluang Luis Milla sangat besar untuk bisa sukses. Saat ini tim Persib diisi pemain berkualitas dan pemain muda potensial. Rahmat Irianto, Daisuke Sato, Ricky Kambuaya dan Ciro Alves didatangkan untuk melengkapi skuad yang sebelumnya sudah diisi nama-nama seperti Marck Klock, David da Silva, Febri Haryadi, Nick Kuipers, Victor Igbonefo, Ahmad Jupriyanto, Ezra Walian serta Dedi Kusnandar. Belum lagi pemain muda seperti Kakang Rudianto, Bayu Fiqri, Robi Darwis dan Beckham Putra. Beberapa nama tersebut sudah familiar dengan gaya bermain Luis Milla kala bergabung dengan timnas U23. Dengan barisan pemain diatas, tidaklah sulit bagi Luis Milla untuk menerapkan permainan menyerang dengan mengandalkan umpan-umpan pendek dengan kombinasi satu dua sentuhan. Kita akan diajak bernostalgia melihat kembali permainan timnas dulu tahun 2017-2018.

Pekerjaan rumah terbesar Luis Milla adalah mereparasi lini belakang Persib yang sejauh ini belum menunjukkan permainan terbaiknya. Kebobolan 10 gol dari liga pertandingan menunjukkan pemain bertahan Persib menjadi titik lemah karena di sisi lain lini serang Persib sudah mencetak 7 gol. Hal pertama yang musti dilakukan adalah memperbaiki kedisiplinan dalam menjaga lini belakang, Salah satu contohnya adalah saat melawan Madura United. Tiga gol yang tercipta ke gawang Persib terjadi karena pemain belakang yang sedang naik membantu serangan gagal turun kembali ke posisi tepat waktu. Dan itu juga terjadi di laga melawan Borneo FC. Meski catatan ini bisa diperbaiki saat melawan PSIS Semarang dan PSS Sleman, namun perlu diingat PSS Sleman tidak memiliki lini serang dahsyat seperti Madura United dan PSIS Semarang masih belum bisa memainkan Carlos Fortes. Jika kedisplinan lini pertahanan belum diperbaiki, Persib jelas kesulitan saat melawan tim dengan lini serang tajam seperti Bali United, Arema FC atau Persija.

Hal kedua yang mesti dilakukan Luis Milla adalah membuat pemain bertahan Persib menjadi pemain bertipe ball-playing defender. Artinya pemain belakang macam Nick Kuipers, Victor Igbonefo dan Ahmad Jupriyanto harus bisa menguasai bola lebih lama dan menginisiasi serangan dari lini belakang. Simpelnya seperti yang dilakukan Gerard Pique di Barcelona. Ini jelas tidak mudah. Bermain dengan sistem dan gaya tersebut harus dilatih berulang-ulang sebelum dipraktekkan di pertandingan sesungguhnya. Apalagi pemain bertahan Persib tidak cukup familiar dengan konsep seperti yang dimainkan oleh Luis Milla.

Hal lain yang mesti dilakukan Luis Milla adalah membiasakan pemain Persib untuk bermain sabar, lebih banyak menguasai bola, terutama di lini tengah. Memainkan lebih banyak umpan pendek, membuat pemain Persib terus bergerak untuk membuka ruang permainan di area permainan lawan. Hal ini karena sebelumnya Persib lebih condong mengandalkan bola-bola daerah kepada pemain sayap dalam membangun serangan. Ini juga akan menjadi pekerjaan yang sulit meski di lini tengah Persib memiliki pemain macam Kambuaya, Rian dan Klock. Klock akan memainkan peran penting menjadi sutradara permaian tim. Aliran bola dari lini belakang dan menuju lini serang akan mengalir melalui kaki Klock. Klock akan memainkan peran seperti yang dijalankan oleh Xavi. Rian akan memainkan peran Busquet yang akan menjadi filter awal serangan lawan. Kefasihan Rian bermain di banyak posisi akan membuatnya menjadi kesayangan Luis Milla.

Para penyerang Persib juga akan menjadi fokus pembenahan Luis Milla, terutama cara bermain. Para penyerang Persib harus terbiasa bermain high press, menekan lini pertahanan lawan sejak awal untuk mencegah lawan membangun serangan. Penyerang Persib terutama pemain sayap juga harus lebih banyak melakukan umpan-umpan pendek kombinasi, berbeda dengan saat ini dimana mereka lebih mengandalkan skill individu berupa dribel atau speed. Lini depan harus lebih banyak bermain passing dibanding bermain trough pass.

Kesimpulannya peluang Persib sukses bersama Luis Milla cukup besar. Modal utama sudah dimiliki yaitu lini tengah yang sudah cocok dengan gaya bermain umpan satu dua. Namun masih ada pe-er besar di lini belakang dan lini serang. Perlu kesabaran dari bobotoh dan juga manajemen untuk menunggu pemain menyatu dengan gaya bermain pelatih. Kesulitan akan dialami di awal-awal, terlebih jadwal pertandingan berikutnya mempertemukan Persib dengan Bali United. Maung Bandung punya potensi besar bersama Luis Milla.