Sport

Los Galacticos Ala Singo Edan.

Hardiyanto 2 years ago 365.0

Musim lalu baru saja usai dan jadwal kompetisi musim depan pun belum muncul, namun geliat transfer klub Liga 1 sudah berlangsung panas. Setelah PSIS Semarang meresmikan Taishei Marukawa dan Carlos Fortes, Persija mendatangkan Hanif Sjahbandi, Bhayangkara FC mendatangkan Youssef Ezzejari serta Persib mengontrak Rahmat Irianto dan Ricky Kambuaya. Tidak ketinggalan Arema FC bergerak cepat di bursa transfer. Setelah kehilangan Carlos Fortes dan Hanif Sjahbandi, Singo Edan langsung merekrut beberapa pemain untuk menggantikan kepergian pemain andalannya itu. Sejauh ini sudah enam nama pemain lokal top berhasil didaratkan ke kota Malang. Mereka adalah pemain bintang berlabel timnas atau setidaknya pemain berpengalaman di kompetisi Indonesia. Arema FC selangkah lagi membentuk los galacticos ala lokal.

Kedatangan Gilang Widya Purnama ke jajaran presiden klub memang memberikan angin segar dan perubahan bagi klub. Gilang yang dikenal sebagai crazy rich Malang tidak tanggung-tanggung dalam membangun kekuatan tim. Berbekal dana melimpah, Gilang yang dijuluki Juragan99 bersedia merogoh kocek dalam-dalam demi mendapatkan pemain incaran. Arema FC yang sebelumnya dikenal hemat dalam mengontrak pemain, tiba-tiba menjadi pelaku pasar aktif di bursa transfer. Sebelum masuknya Gilang, tim Singo Edan lebih banyak mengontrak pemain muda bahkan pernah membuat proyek dengan mendatangkan pemain asli Malang ke dalam skuad. Namun harus diakui proyek itu gagal jika melihat prestasi tim. Peringkat terbaik Arema di liga hanya posisi 6 di musim 2018, sisanya yaitu dua kali menempati posisi 9 (musim 2017 dan 2019).

Musim lalu, bersamaan dengan masuknya Gilang Juragan99, Arema merubah strategi perekrutan pemain. Pemain berkualitas didatangkan, utamanya sektor pemain asing. Untuk pertama kalinya Arema memiliki kiper asing, bukan kaleng-kaleng karena pengalaman berkarir di Eropa. Pun dengan bek dan penyerang asing yang juga berasal dari Eropa. Slot pemain asing Asia diberikan kepada Renshi Yamaguchi yang malang melintang di kompetisi Asean. Hasilnya tokcer. Meski gelar belum mampu didapat, prestasi tim naik signifikan. Posisi 4 berhasil diraih, satu anak tangga diatas rival abadi Persebaya Surabaya. Arema hanya berselisih satu peringkat dari zona Asia. Mimpi Aremania melihat tim kebanggannya mengangkat trofi juara semakin dekat.

Untuk musim depan, manajemen Arema FC bertindak lebih agresif. Tidak mau larut dalam kekecewaan pasca ditinggal top scorer tim, manajemen bergerak sigap dengan mendatangkan pemain incaran. Target juara yang diberikan Gilang dibarengi dengan suntikan dana besar di bursa transfer. Tercatat manajemen sudah mendatangkan Evan Dimas, Adam Alis, Gian Zola, Andik Rendika, Hasim Kipuw serta Ilham Udin. Dan geliat Singo Edan di bursa transfer masih belum akan berhenti. Posisi kiper, penyerang tengah dan pemain sayap masih akan kedatangan pemain baru. Demi memuluskan langkah menuju tahta juara, Arema FC siap membentuk los galacticos dengan kearifan lokal. Saat ini saja skuad Arema sudah bertabur bintang lokal. Jika semua pemain incaran sudah berhasil didapatkan, bukan tidak mungkin Arema FC akan menjadi kandidat utama dalam perburan gelar musim depan.

Namun dibalik itu semua, ada hal yang harus disikapi manajemen dan Aremania dengan bijak. Berdasarkan pengalaman, bukan kali ini saja Arema FC membentuk tim ala los galacticos. Setidaknya sudah dua kali hal itu dilakukan Singo Edan sebelumnya. Pertama di tahun pertengahan 2000an kala tim berada di bawah kendali Bentoel. Saat itu Arema yang terdegradasi ke divisi 1 (lama) menggelontorkan dana besar untuk membentuk skuad. Sektor pelatih diisi Benny Dollo yang saat itu merupakan salah satu pelatih top tanah air. Tim Arema diperkuat pemain macam Marthen Tao, Alex Pulalo, Sunar Sulaiman, Warsidi serta Firman Utina terlihat cukup mewah masa itu. Hasilnya cukup menggembirakan bagi tim. Selain promosi ke Divisi Utama, Arema berhasil meraih dua trofi Coppa Indonesia (2005 & 2006). Namun ada yang kurang dari perjalanan Arema saat itu. Ya, Arema tidak dapat meraih gelar juara liga.

Periode kedua los galacticos Arema FC terjadi pada era awal 2010an. Saat itu Arema berada di bawah kendali Cronus Grup. Christian Gonzales, Keith Kayamba Gumbs, Beto Gonzalves, Gustavo Lopez serta Victor Igbonefo berada dalam skuad. Arema merupakan kandidat juara di setiap musim. Namun lagi-lagi Singo Edan gagal meraih gelar juara. Runner-up menjadi prestasi terbaik Arema saat itu. Benang merahnya sama, proyek los galacticos yang dijalankan Arema sejauh ini belum menghasilkan gelar juara liga. Trofi liga didapat justru ketika Arema diisi mayoritas pemain muda. Hal ini yang harus menjadi perhatian dari manajemen.

Sejauh ini perekrutan pemain Arema sesuai dengan kebutuhan tim. Sektor gelandang yang kekurangan pemain kreatif tertutupi dengan kehadiran Evan Dimas dan Adam Alis. Johan Alfarizi yang musim lalu tidak punya pelapis, musim depan dilapis Andik Rendika Rama. Hasim Kipuw masuk menggantikan Diego Michel, Ilham Udin memperkuat sektor sayap. Kebutuhan pemain Arema saat ini tinggal posisi penyerang serta kiper pelapis Adilson Maringa. Perekrutan yang tepat dan efektif akan membantu dalam meraih trofi juara. Bagi Aremania layak bermimpi menjadi juara, walau jangan terlalu membebani pemain. Sasaji.