Sport

Lampu Merah Bulutangkis Indonesia .

Roedy S Widodo a year ago 3.0

Fajar/Rian akhirnya terhenti oleh pasangan dari Korea Selatan Seo Seung Jae/ Kang Min Hyuk . Kalahnya Fajar/Rian berarti tidak ada satu pemain Indonesia pun yang lolos dari babak perempat final Australia Open 2023, kejuaraan badminton yang bertajuk BWF Super 500, yang berlangsung di Sidney, Australia.

Hasil ini juga mempertegas bahwa bulutangkis Indonesia kondisinya sudah lampu merah.

Sebagai negara besar bulutangkis yang menjadi kiblat bulutangkis dunia,Indonesia gagal meraih gelar pada Korea, Japan dan Australia Open.

Bagi para pecinta bulutangkis yang jeli pastinya sudah melihat bahwa kondisi ini sudah cukup lama terjadi . Euphoria emas Olimpiade Tokyo serta prestasi ganda andalan kita Markus/Kevin, sepertinya menutupi borok PBSI.

Ketika Greysia Polii pensiun dan Markus mengalami masalah sehingga harus bolak balik operasi, ditambah dengan cideranya sang raising star , Christian Adinata, bulutangkis Indonesia menjadi tidak punya andalan dan segala kekurangan yang ada menyeruak keluar.

Semua sektor termasuk ganda putra yang biasanya menjadi andalan, sudah tidak bisa lagi diandalkan.

Fajar/Rian yang notabene adalah pasangan ranking 1 dunia, tidak menunjukkan kwalitas nomor satunya.

Menurut penulis, problem sebesar ini pastinya bukanlah disebabkan oleh tim binpres saja. Menurut penulis pusat problem ini ada pada jantung kepengurusan PBSI.

Ironisnya, Menpora yang baru saja diangkat Presiden, yang seharusnya bisa meminta pertanggung jawaban PBSI, justru masih berkelindan dengan masalah korupsi di Kejaksaan.

Sebagai pecinta dan pendukung bulutangkis Indonesia, pernulis meminta semua pihak yang terkait untuk berani berbicara, mengemukakan masalah masalah yang ada, sehingga masalahnya bisa diurai dan dipecahkan, untuk menyelamatkan bulutangkis Indonesia dan medali emas di Olimpiade Paris 2024.

Apalagi kalau kita bandingkan dengan negara lain, sungguh sangat miris.

India saat ini punya beberapa lapis tunggal putra yang sangat bisa diandalkan . Setelah Kidambi Srikant, Prannoy HS dan Laksya Sen, kini sudah mulai naik pamornya juga Priyanshu Rajawat.

Tiongkok sudah menunjukkan superioritasnya terutama di ganda campuran. Setelan Zheng Si Wei/Huang Ya Qiong, ada Feng Yan She/Huang Dong Ping dan kemudian sudah muncul pelapis lagi yang harus diwaspaai yaitu Jiang Zeng Bang / Wei Ya Xin , yang saat ini sudah menempati ranking 8 dunia.

Belum lagi prestasi atlet bulutangkis Tiongkok di nomor lain yang tidak bisa diabaikan .

Selain dua negara tersebut, Korea Selatan, Jepang dan Chinese Taipei serta Malaysia juga menunjukkan peningkatan.

Pemenang Olimpiade Tokyo, Lee Yang/ Wang Chi Lin, ganda putra dari Chinese Taipei juga terlihat akan kembali pada penampilan terbaik mereka.

Penulis nggak tahu, apakah para pengurus PBSI serisau para pecinta bulutangkis Indonesia, melihat prestasi bulutangkis kita ?

Kalau mereka tidak risau dan merasa semuanya on the track, maka menurut penulis, gi PBSI memang harus diganti.

Semoga Menpora bisa menjalankan amanat para pecinta bulutangkis, untuk mengevaluasi PBSI mengingat badminton adalah cabang yang paling diandalkan untuk dapat merebut medali emas pada Olimpiade Paris tahun depan.

Penulis juga berusaha menghubungi Kabidbinpres PBSI, Rionny Mainaki tetapi pesan yang beberapa kali penulis kirim, tidak pernah direspon.

Mungkin beliau juga sedang pusing dan berusaha mengurai masalah agar bisa memperbaiki prestasi para atlet bulutangkis kita.

Bagaimana menurut teman teman ?

Salam Seword, Roedy S Widodo.

Sumber :

Prestasi Bulu Tangkis Ganda Putra Indonesia Belum Konsisten, Ini Penjelasan Pelatih Herry IP - Sport Tempo.co