Sport

Buah Simalakama Dybalalakama Dybala.

Hardiyanto 2 years ago 337.0

Tanggal 30 Juni menjadi hari yang krusial bagi Paulo Dybala. Hari itu menjadi hari terakhir masa baktinya bersama Juventus. Per 1 Juli Dybala akan menjadi pemain bebas setelah kontraknya bersama Juventus tidak akan mendapat perpanjangan. Situasi ini jelas tidak menyenangkan bagi pemain seperti Dybala. Patut diingat jika diawal kedatangannya ke Juventus Dybala digadang-gadang akan menjadi legenda. Manajemen pun memberikan dukungan berwujud pemberian kostum nomor 10. Dybala diharapkan akan menjadi wajah dari Juventus yang baru. Namun setelah tujuh tahun bersama, kemesraan itu akhirnya berakhir. Keputusan pahit harus diambil meski itu tidak pernah dibayangkan sebelumnya.

Kerumitan ini berawal dari penolakan Dybala terhadap tawaran perpanjangan kontrak yang diajukan manajemen Juventus. Menjelang dibukanya bursa transfer musim dingin 2021 manajemen Juventus memang memiliki rencana besar dalam membangun tim pasca kepergian CR7 di awal musim. Manajemen bersama Allegri berencana membangun tim dengan Dybala sebagai pusat permainan. Strategi transfer musim dingin diupayakan untuk mendukung hal tersebut. Namun sampai dengan awal Januari tidak ditemukan kata sepakat antara Dybala dan manajemen Juventus. Penyebabnya nominal gaji yang dirasakan tidak sesuai. Disinyalir pihak Dybala meminta gaji yang sama seperti yang diterima De Ligt. Sementara di sisi lain tawaran ekstensi kontrak dari manajemen justru mengurangi gaji Dybala. Jelas ini tidak disukai si pemain.

Manajemen Juventus sendiri punya alasan mengapa mereka justru mengurangi gaji Dybala. Penyebabnya ada dua. Pertama manajemen ingin memperbaiki struktur gaji di klub. Masuknya CR7 musim panas 2018 berimbas pada perubahan struktur gaji. Setelah itu Juventus seolah royal mengumbar gaji kepada pemain. Juventus musti mengeluarkan sampai 200 juta Euro tiap musimnya untuk menggaji pemain. Perubahan manajemen kemudian menyadari hal itu. Pelan-pelan kondisi diperbaiki. Dybala adalah salah satu yang menjadi korban kebijakan baru manajemen. Beberapa pemain seperti Danilo, De Sciglio dan Perrin juga mengalami hal yang sama. Bedanya tidak ada penolakan dari pemain. Penyebab kedua pengurangan gaji Dybala adalah faktor umur yang sudah menjelang kepala tiga serta kondisi kebugaran pemain yang berakibat pada kontribusi di atas lapangan. Harus diakui bahwa dua musim terakhir Dybala mengalami penurunan permainan. Kontribusinya tidak terlalu kentara. Malahan Dybala cukup sering absen akibat cedera. Dimata manajemen ini tidak sebanding dengan gaji besar yang diterima sang pemain.

Penolakan dari Dybala kemudian membuat manajemen berubah haluan. Plan B dijalankan. Dusan Vlahovic didatangkan dari Fiorentina dengan mahar 70 juta Euro. Vlahovic dan Chiesa direncanakan akan menjadi pusat permainan tim. Tidak ada lagi tempat untuk Dybala. Sungguh ironi bagi pemain bernomor punggung 10 plus wakil kapten di klub. Di sisi lain pihak agen Dybala cukup percaya diri dengan situasi yang dialami kliennya. Maklumlah di bulan bursa transfer musim dingin lalu banyak rumor bertebaran. Beberapa tim diisukan tertarik mendatangkan Dybala. Mereka percaya diri jika Dybala akan mendapat tawaran kontrak dengan gaji besar. Toh masih ada waktu sampai bulan Juni.

Namun kenyataan berkata lain. Tidak ada tawaran resmi yang diterima agen Dybala hingga 30 Juni. Inter Milan sempat dijagokan akan mendapatkan tanda tangan Dybala. Marotta yang dulu merekrut Dybala dari Palermo ke Juventus membuat negosiasi diperkirakan berjalan lancar. Namun lagi-lagi situasi berubah drastis setelah Lukaku meminta Chelsea melepasnya kembali ke Inter Milan. Lukaku menjadi opsi pertama bagi Inter dan Dybala hanya menjadi alternatif jika Lukaku gagal kembali ke Inter. Ini terjadi lagi-lagi karena faktor gaji. Inter akan kesulitan menggaji keduanya sekaligus karena beban gaji Inter akan semakin besar. AC Milan juga sempat dirumorkan akan merekrut Dybala namun sampai saat ini belum mengajukan proposal resmi. Begitu pula AS Roma yang juga tidak melakukan tawaran konkret kepada Dybala. Satu-satunya tawaran yang resmi masuk kabarnya berasal dari Sevilla, itupun dengan nominal gaji hanya setengah dari tawaran gaji terakhir Juventus.

Apa yang terjadi pada Dybala seperti buah simalakama. Setelah terus menolak tawaran dari Juventus, kini Dybala justru mendapat penolakan dari mana-mana. Sangat disayangkan jika pemain seperti Dybala tidak mendapat klub sama sekali. Terlepas bahwa sering mengalami cedera belakangan ini, namun kualitas yang dimiliki Dybala masih diatas rata-rata. Pasti ada klub yang bersedia menampung Dybala. Dia hanya perlu bersabar karena bursa transfer masih akan dibuka hingga bulan September. Namun karena ambisi Dybala untuk berlaga di Piala Dunia 2022 memang solusi cepat mesti segera ditemukan.