Sosbud

Soal Hijab, Indonesia Lebih Arab Daripada Arab Saudi.

Papa Dimas 2 years ago 983.0

Pemerintah Arab Saudi dibawah kepemimpinan Pangeran Muhammad Bin Salman, secara resmi telah menghapus kewajiban berhijab bagi wanita. Hal ini pun disambut antusias, menyusul aturan diperbolehkannya wanita menyetir mobil sendiri.

Bahkan wanita Arab Saudi yang bekerja di sektor formal, sebagian besar memotong pendek rambut mereka seperti layaknya kaum pria. Alasannya cukup sederhana. Dengan rambut pendek, mereka kaum pekerja akan lebih fleksibel dalam bergerak dinamis, dibandingkan dengan rambut panjang.

Make sense juga sih.

Lalu apa kabar Indonesia?

Pemerintah Indonesia memang tidak pernah mewajibkan memakai hijab bagi wanita muslim. Tapi pada kenyataannya, tak jarang kita menemukan laporan di beberapa sekolah negeri, instansi, bahkan perusahaan swasta menerapkan wajib hijab bagi wanita. Bahkan kasir swalayan macam Alfamart dan Indomart mengharuskan memakai hijab bagi karyawan wanita muslim mereka.

Tidak bisa kita pungkiri bahwa penggunaan hijab di negara kita, bukan lagi merupakan sebuah kewajiban menutup aurat. Tapi lebih condong sebagai tren fashion zaman now. Ketika seorang wanita yang menggunakan hijab karena terpaksa, bukan karena tuntutan kewajiban menutup aurat, maka yang terjadi seperti yang banyak kita saksikan sekarang.

Fenomena "Jilboob".Dimana seorang wanita yang menggunakan hijab, tapi pakaiannya cenderung ketat dan menonjolkan lekuk tubuhnya. Atau wanita berhijab tapi genitnya minta ampun. Adab dan ahklaknya nggak dipakein hijab. Atau banyak wanita "nakal" yang juga berhijab. Jadi bagi mereka, hijab hanya topeng untuk menutupi kelakuan mereka. Sebetulnya kalau saya pribadi sih mending nggak usah pakai jilbab aja sekalian. Malah merusak pemandangan kalau kayak gitu, hehehe.

Disisi lain, banyak wanita berhijab yang justru meniru burqa milik wanita padang pasir. Hijab lebar dengan menggunakan cadar dan sarung tangan dan semuanya serba berwarna hitam. Istilahnya hijab syar'i. Mirip ninja kalau saya bilang. Wanita berhijab macam ini akan selalu merasa lebih islami daripada wanita lainnya yang berhijab tapi nggak seperti mereka. Apalagi dengan wanita yang tak berhijab.

Mereka akan memandang sinis terhadap wanita yang tak berhijab, apalagi kalau yang bersangkutan seorang muslim. Pasti akan ditanya kapan hijrah? Hijab akan membuatmu seperti ratu. Tapi ketika yang diajak hijrah menolak, atau tetap nggak mau pakai hijab, maka akan dicap kafir dan layak masuk neraka. Hahaha.

Dan biasanya sudah nggak ada lagi "aku dan kamu" diantara mereka. Yang ada diganti "ana dan antum". Tak ada lagi pria dan wanita, tapi diganti " akhi dan ukhti". Tak ada lagi kata Terima kasih karena diganti "sukron". Dan masih banyak kata-kata dalam bahasa arab yang sering mereka ucapkan, supaya terlihat lebih islami dibanding dengan yang lain. Padahal nggak juga, hahaha.

Kadar keimanan dan keislaman seseorang tak perlu dinilai dari kemampuannya menggunakan istilah bahasa Arab. Tapi biasanya, seorang yang berilmu tinggi dalam keislaman, otomatis paham bahasa Arab meskipun tak pernah mereka pamerkan. Betul nggak?!

Meskipun nggak semua, biasanya wanita berhijab syar'i seperti mereka juga siap untuk dimadu. Bahkan bersedia dijadikan istri kedua, ketiga dan seterusnya demi mendapatkan imbalan surga. Meskipun mereka harus pura-pura bahagia atas batin mereka yang menangis dan tersiksa. Dan satu lagi, mereka juga pasti nggak mau ikut arisan dengan dalih takut riba. Pun begitu dengan dunia perbankan. Pokoknya ribet lah hidup mereka, hahaha.

Akhirnya keputusan seorang muslimah untuk berhijab dikembalikan ke pribadi masing-masing. Negara tak perlu repot-repot membuat aturan wajib hijab. Tak perlu memandang sinis kepada wanita tak berhijab apalagi mengatakan mereka kafir. Tak perlu juga memandang sebelah mata kepada mereka yang berhijab syar'i dan bercadar, apalagi memberi stigma mereka wanita gurun apalagi teroris. Percayalah, kadar keimanan dan keislaman seorang wanita bukan dari cara mereka berpakaian, berhijab atau tidak.

Setuju?

Begitulah kura kura.

https://www.google.com/amp/s/www.detik.com/sulsel/berita/d-6144633/wanita-arab-saudi-kini-tak-wajib-hijab-gaya-rambut-cepak-jadi-tren/amp