Puisi

Berhentilah Berdusta!.

Francent Ariyanto a year ago 411.0

Ini kisah seorang pendusta

yang tidak pernah puas menyebarkan kebohongan

demi mengangkat citra dirinya,

agar semakin banyak orang memberi dukungan

untuk menjadi seorang pimpinan di sebuah negeri yang besar

dan terkenal dengan keberagamannya.

Dia lihai merangkai kata

untuk membuat dustanya begitu enak didengar

sehingga terbuailah telinga banyak orang

karena istilah-istilah yang tidak biasa

meskipun hampir semua hanya sekedar ucapan,

tanpa fakta, tanpa kebenaran.

Tutur katanya manis tanpa cacian

sehingga orang pun terpesona

dan berpikir bahwa dia seorang terpelajar

yang mempunyai segudang kemampuan

untuk menjalankan pemerintahan,

tanpa sadar semua kosong belaka.

Dustanya terbukti hebat

ketika dia berhasil menjadi pemenang

dengan janji-janji yang tidak masuk akal

tetapi terkesan menarik saat disampaikan,

tidak lupa dibalut dengan isu agama

yang digaungkan oleh para pendukungnya.

Dia pun menjabat dengan percaya diri

seolah mampu menepati setiap janji

yang diucapkannya untuk menarik hati para pemilih

meski satu per satu kebohongannya terbukti

karena janjinya tidak terpenuhi

hingga masa jabatannya berakhir.

Dia janjikan rumah tapak murah

tetapi yang ada adalah bangunan vertikal.

Dia ubah kebijakan untuk atasi air yang meluap

tetapi kotanya menjadi kolam seperti yang dijanjikannya.

Dia banggakan stadion mahakarya

tetapi penuh kekurangan

dan tim besar yang dijanjikannya akan berlaga

tak pernah datang.

Meski fakta terbuka dan sangat jelas,

dia tidak pernah merasa gagal.

Kemana-mana dia menyampaikan keberhasilan

dan tawaran untuk adu gagasan dan karya

meskipun dia menggunakan pola yang sama

yakni berdusta untuk citra dirinya.

Dustanya sudah terlanjur banyak

sehingga dia sulit untuk berubah.

Rakyat biasa, artis bahkan mantan pejabat

pernah terlena dan menjadi korbannya.

Tidak ada lagi yang bisa dilakukannya

selain kembali berdusta untuk menutupi dustanya.

Entah apa yang sebenarnya dia inginkan

karena di tengah kemajuan dunia

yang gampang mencari ribuan fakta,

dengan mudah dia mengucapkan dusta,

tanpa takut ketahuan dan rasa bersalah

karena terus diulang tanpa lelah.

Dia bermimpi menjadi seorang pemimpin

tetapi dia hanya menjual mimpi-mimpi

yang terus digaungkan tanpa henti

oleh para pendukungnya yang tanpa kode etik

karena menjual kepalsuan tanpa takut sanksi

dengan fakta-fakta semu yang sudah diedit.

Tiada lagi yang percaya pada dirinya

karena sulit mencari kebenaran pada perkataannya.

Mungkin sebaiknya dia berkaca dan berkata,

"Berhentilah berdusta!"