Politik

Wow! Belum Usai Kasus Johnny G Plate, Kini Kader NasDem Ary Egahni yang Ditangkap KPK.

Fery Padli a year ago 1.0k

NasDem yang digawangi oleh Surya Paloh sudah memutuskan untuk mengusung Anies pada Pilpres 2024 mendatang.

Setidaknya ada empat alasan kenapa partai tersebut berniat mengusung Anies.

Pertama, elektabilitas Anies cukup tinggi yakni selalu masuk 3 besar. Tapi belum ada satu pun partai yang mau mengusungnya.

Artinya orang yang mau memilih mantan Gubernur DKI tersebut sebagai presiden cukup banyak.

Para calon pemilih Anies inilah yang hendak dijadikan ceruk suara oleh NasDem.

Kedua, NasDem ingin memimpin koalisi.

Karena kalau partai tersebut mengusung Prabowo atau Ganjar, sudah bisa dipastikan pemimpin koalisinya kalau gak Gerindra ya PDIP. Beda dengan mengusung Anies yang tidak punya partai.

Ketiga, NasDem ingin mendapatkan kursi menteri terbanyak dibandingkan partai yang lain.

Dan keempat, partai yang awalnya Ormas itu tidak punya Capres potensial untuk diusung.

Surya Paloh sebenarnya cukup layak jadi Capres. Pasalnya ia punya segalanya. Media dia punya, partai dan logistik juga punya. Hanya elektabilitas saja yang dia tidak punya.

Nah, untuk bisa menyukseskan Anies terpilih jadi presiden itu, tentu ada syarat yang harus dipenuhi oleh NasDem. Salah satunya adalah citranya harus baik.

Kalau citra partai tidak baik, siap-siap saja bernasib seperti Partai Demokrat di Pilpres 2014 silam. Sudah bikin konvensi untuk menentukan siapa Capres yang akan diusung, dan sudah ada pemenangnya yakni Dahlan Iskan. Eh ternyata perolehan suara Partai Demokrat tidak memenuhi syarat ambang batas pencalonan presiden.

Celakanya, partai lain tidak ada yang mau mengusung Dahlan Iskan. Lagi-lagi karena citra Partai Demokrat yang sudah rusak.

Akhirnya, daripada gak ikut pesta Pilpres sama sekali, Demokrat terpaksa mengusung Prabowo-Hatta kala itu.

Ngenes. Hehehe

Lalu, bagaimana caranya supaya citra partai baik?

Sederhananya tidak boleh ada kader yang korupsi.

Partai Demokrat hancur berantakan dan ditinggalkan pemilih penyebabnya cuma satu bro n sis, yakni kadernya korupsi berjamaah.

Sedangkan NasDem sudah ada tanda-tanda mengarah ke sana.

Baru-baru ini salah seorang kadernya yaitu Ary Egahni ditangkap KPK. Anggota komisi III DPR itu dicyduk lantaran memotong tunjangan untuk ASN.

Selain itu, ia juga disebut oleh KPK menerima suap dari berbagai pihak.

Memang benar-benar rakus kader NasDem seorang ini, korupsi dari dua arah. Alias dari kiri kanan diembatnya.

Mirisnya, tidak hanya dia seorang lho yang ditangkap KPK tapi suaminya juga ikut dicyduk.

Diketahui suami Ary Egahni itu bernama Ben Brahim S Bahat yang menjabat sebagai Bupati Kabupaten Kapuas. Sama seperti istrinya, ia juga ditetapkan sebagai tersangka korupsi lantaran memotong tunjangan untuk ASN dan menerima suap dari sejumlah pihak.

Ini baru Pasutri yang kompak. Hehehe

Dan di tahun 2023 ini hanya kader NasDem yang masuk penjara sepaket dengan pasangannya karena korupsi.

Cadas. Katakan tidak pada (hal) korupsi.

Kedepannya tentu NasDem akan semakin sering disorot oleh media lantaran ulah gak ada akhlak kadernya itu.

Padahal kasus yang menimpa Johnny Plate belum selesai lho. Dua minggu yang lalu ia diperiksa oleh Kejaksaan Agung terkait kasus korupsi penyediaan infrastruktur Base Transceiver Station (BTS) 4G.

Diketahui, si 'Jhoni Joni Yes Papa' ini sudah dua kali diperiksa oleh Kejaksaan.

Itu artinya apa? Informasi dari dia dianggap sangat penting.

Sebelumnya, adiknya Gregorius Alex Plate juga diperiksa dalam kasus yang sama.

Nah lucunya, pasca diperiksa tersebut Gregorius mengembalikan uang sebesar Rp 534 juta ke Kejaksaan Agung.

Yang namanya mengembalikan uang pasca diperiksa, jelas itu merupakan ekspresi dari ketakutan masuk penjara.

Kalau sudah ada rasa takut tentu karena ada rasa bersalah di dalam diri.

Pertanyaannya, kalau tidak diperiksa oleh Kejaksaan Agung, apakah saudara kandung Johnny G Plate tersebut akan mengembalikan duit yang diterimanya?

Tidak ferguso. Hehehe

Nah, kala itu Kejaksaan Agung sudah berjanji akan segera menggelar perkara untuk menentukan nasib Menkominfo itu. Apakah ia akan dinyatakan tidak bersalah atau justru terjatuh dan tidak bisa bangkit lagi yakni ditetapkan sebagai tersangka korupsi?

Benar-benar penantian yang mendebarkan.

Bisa jadi Johnny sudah gak fokus lagi ngurus Kemenkominfo sekarang, mengingat nasibnya yang sudah diujung tanduk itu.

Hanya saja, beberapa waktu yang lalu ayahnya, Paulus Plate meninggal dunia.

Ada kemungkinan itu juga yang menjadi penyebab Kejaksaan Agung menunda mengumumkan status hukum politisi asal NTT tersebut.

-o0o-

Gak kebayang kalau Johnny G Plate akhirnya jadi tersangka. Heboh se-Indonesia raya. Karena NasDem berhasil memecahkan rekor dua orang Sekjennya tersandung kasus korupsi.

Sekjen NasDem sebelumnya, Rio Capella juga pernah tersangung kasus korupsi.

Semoga Paloh bisa menerima kenyataan yang akan terjadi, walaupun itu kenyataan pahit sekali pun.

Dan gak melakukan playing victim kayak SBY. Hehehe