Politik

Wahai Pendeta Gomar Gultom, Jangan Bawa PGI Masuk ke Dunia Politik!.

Bamswongsokarto 3 years ago 1.3k

Janganlah menghakimi menurut apa yang nampak, tetapi hakimilah dengan adil. (Yohanes 7:24)

Penulis awali dengan sebuah ayat dalam Alkitab, agar PGI bisa bersikap adil dan tidak menghakimi hanya dari apa yang tampak. Dan hanya berdasar pada aduan Novel Baswedan yang mewakili 75 pegawai KPK yang tidak lolos tes TWK.

Sebagai seorang penganut agama Kristen di Indonesia, penulis sangat menyayangkan pernyataan-pernyataan Pendeta Gomar Gultom yang meminta Presiden untuk turun tangan menyelamatkan kondisi KPK dari upaya pelemahan. Bahkan, PGI berniat menyurati presiden Joko Widodo untuk segera melakukan tindakan. PGI seolah-olah menjerumuskan Presiden untuk ikut membela 75 pegawai yang memang tidak lolos seleksi TWK sebagai salah satu syarat alih status pegawai KPK menjadi ASN.

Pendeta Gomar Gultom seharusnya berpikir dulu, bahwa itu bukan ranah PGI untuk ikut masuk ke dalam polemik yang ada di KPK saat ini. Bukankah Presiden sendiri telah menyatakan “Kalau dianggap ada kekurangan, saya berpendapat masih ada peluang untuk memperbaiki melalui pendidikan kedinasan tentang wawasan kebangsaan dan perlu segera dilakukan langkah-langkah perbaikan pada level individual maupun organisasi”. Ini bisa diartikan sebagai upaya memberikan pendidikan wawasan kebangsaan secara kedinasan bagi pegawai KPK yang tidak lolos TWK.

"PGI akan menyurati Presiden untuk dapat segera mengambil tindakan penyelamatan lembaga antirasuah ini dari upaya-upaya pelemahan ini, dengan menyelamatkan ke-75 pegawai KPK tersebut," kata Pendeta Gomar Gultom.

Lantas, Pendeta Gomar Gultom meminta Presiden melakukan penyelamatan seperti apa dan tindakan bagaimana maksudnya? Membatalkan hasil seleksi tes TWK. Begitu? Mengganti Firli. Begitu? Tidak semudah itu Pak Pendeta…

PGI seharusnya tidak memihak salah satu dari pihak-pihak yang sedang berperkara, melainkan menempatkan diri di tengah. Boleh saja memberi masukan objektif, tetapi sebaiknya tidak pasang badan dan terkesan memberikan pembelaan, sampai harus berkirim surat kepada Presiden Joko Widodo.

Apakah PGI benar-benar memahami dan tahu permasalahan yang ada dalam KPK saat ini? Sepertinya PGI ini memaksakan diri memasuki peperangan yang bukan seharusnya dihadapi. Dan sedang gagal fokus pada panggilan Tuhan karena ikut sibuk mengurusi urusan orang lain yang bukan bagiannya.

PGI itu seperti halnya MUI, adalah lembaga keagamaan yang membina umat. PGI merupakan lembaga yang mengurusi dan membina gereja-gereja yang ada di Indonesia dengan mempersatukan kembali Gereja sebagai Tubuh Kristus yang terpecah-pecah dan tujuan pembentukannya adalah "Mewujudkan Gereja Kristen Yang Esa di Indonesia." PGI itu wadah berhimpunnya gereja-gereja yang ada di Indonesia. Boleh saja pengurus PGI terjun ke dunia politik, tetapi hendaknya jangan membawa PGI untuk masuk ke politik yang tentu saja bukan ranah PGI. Janganlah PGI memikirkan hal-hal keduniawian. Bukankah dengan ikut cawe-cawe dalam permasalahan KPK sama halnya dengan berpikir ke arah duniawi? Jelas, karena semua ini berkaitan dengan politik, dimana politik itu pada akhirnya selalu mengarah kepada kekuasaan duniawi.

Akan lebih baik jika Pendeta Gomar Gultom menanggapi pengaduan Novel Baswedan dan kawan-kawannya dengan lebih arif dan tidak langsung menunjukkan reaksi pembelaan. Bisa saja dengan menginstruksikan kepada seluruh gereja yang ada di Indonesia untuk menyisipkan dalam doa syafaatnya, agar permasalahan KPK segera dapat diselesaikan. Karena pengaduan Novel Baswedan dan kawan-kawannya itu adalah hal yang seharusnya sulit bagi PGI untuk bersikap. Satu-satunya sikap PGI yang bijaksana adalah tidak meletakkan kakinya pada keduanya, tetapi mengasihi kedua belah pihak dengan cara mendoakan. Biar Tuhan Yesus mendengar.

Seperti dalam Ulangan 1:17 Dalam mengadili jangan pandang bulu. Baik perkara orang kecil maupun perkara orang besar harus kamu dengarkan. Jangan gentar terhadap siapapun, sebab pengadilan adalah kepunyaan Allah. Tetapi perkara yang terlalu sukar bagimu, harus kamu hadapkan kepadaku, supaya aku mendengarnya.

Terus terang saja, penulis khawatir PGI ini lama-lama menjadi lembaga pembela pihak-pihak yang sedang punya masalah, bahkan lembaga “pasang badan” bagi siapapun yang perlu bantuan. Penulis lebih khawatir lagi akan muncul anggapan bahwa ternyata dalam PGI bercokol pula kadrun Kristen. Maka sudah seharusnya Pendeta Gomar Gultom menunjukkan kasih dengan cara dan keputusan yang benar, dengan tidak membenturkan PGI dengan dunia perpolitikan.

Syalom, Soli Deo Gloria

Bamswongsokarto

Sumber Sumber Sumber