Politik

Tiga Pengalihan Isu Untuk Tutupi “Aib” Sang Ibu!.

Ninanoor 5 months ago 2.7k

Cerita tentang peran Ibu Iriana ini sebenarnya sudah beredar lewat bisik-bisik gosip ya. Tentunya kita tidak bisa bahas secara terbuka waktu itu, karena belum ada media yang memberitakan. Namun, begitu diberitakan di detik.com Sumber, ya sudah, jadi rujukan kita kan. Dari pihak keluarga Jokowi tidak ada pernyataan keberatan terhadap apa yang sudah diberitakan di detik.com. Mungkin saat itu, pertimbangannya adalah dibiarkan saja. Karena hanya ada di detik.com, itu pun di dalam sebuah artikel yang judulnya tidak menyebut Ibu Iriana. Berharap bahwa soal keterlibatan Ibu Iriana ini akan hilang dan dilupakan. Sehingga tidak ada tanggapan sama sekali dari pihak keluarga Jokowi.

Namun, harapan itu tinggal harapan. Nama Iriana juga muncul dalam liputan majalah Tempo. Yang saya tahu itu di edisi akhir Oktober lalu ya. Dalam artikel dengan judul “Bentuk Cawe-Cawe Jokowi dalam Pemilihan Presiden 2024” Sumber. Nama Ibu Iriana kembali disebut di sana. Kebetulan yang saya sempat baca hanya yang ini. Bisa jadi di berita lain di Tempo juga memuatnya. Yang pasti, peran Ibu Iriana kembali disebut oleh Majalah Tempo. Saat itu juga tidak ada tanggapan serius dari pihak keluarga Jokowi. Mungkin masih memakai strategi isolasi masalah ya. Jadi berita itu didiamkan saja.

Selang 3 mingguan kemudian, muncullah podcast Tempo yang bikin heboh itu ya.

Podcast ini membongkar habis bagaimana ambisi dan manuver Ibu Iriana untuk menjadikan Gibran sebagai cawapres. Ternyata, disebut di sana bahwa rencana itu sudah ada sejak awal tahun ini.

Kalau sudah sampai di Youtube ya, maka akan menyebar ke mana-mana. Klip videonya bisa ditemui di hampir semua platform media sosial, Twitter X, Facebook, hingga Tiktok. Yang di Youtube itu saja sudah ditonton oleh 1,7 juta kali ya. Kemudian berita ini tentunya juga dimuat dalam Majalah Tempo.

Bayangkan betapa masif dan luasnya pemberitaan terhadap Ibu Iriana ini. Belum lagi media asing ya. Besar sekali potensi berita ini juga diliput oleh media asing. Karena yang jadi berita kan seorang ibu negara. Sementara itu, di pihak lain, proses lolosnya Gibran jadi cawapres kan sudah ditegaskan sebagai sebuah pelanggaran etik yang berat di MK. Sampai-sampai Gibran ini disebut sebagai anak haram konstitusi, juga dalam majalah Tempo ya Sumber.

Sampai saat ini, saya masih menunggu jika ada somasi atau gugatan atau apa lah ya dari pihak Presiden Jokowi terhadap Tempo. Tapi kok sepi-sepi aja. Yang ada itu sekedar berita di kompas.com, bahwa ada bantahan dari Gibran. Itu pun sekilas aja ya. Ketika kebetulan ditemui oleh awak media di sebuah acara. Bukan sebuah konferensi pers khusus dari keluarga Jokowi Sumber.

Dari sini sangat nampak bahwa pihak Jokowi tidak mau makin membesarkan berita dari Tempo itu. Kalau ditanggapi kan jadi seakan menegaskan adanya kebenaran dalam berita itu. Apalagi kalau menggugat atau mensomasi Tempo, malah jadi blunder. Karena sama saja akan menguliti diri sendiri. Oleh sebab itu, sangat besar dugaan saya, bahwa pihak Jokowi berupaya untuk menutupi dan mengubur berita soal Ibu Iriana itu. Gimana caranya? Tentu saja dengan pengalihan isu.

Strategi pengalihan isu ini biasanya memang dipakai untuk mengalihkan perhatian publik, dari isu yang ingin ditutupi, ke isu lain yang sengaja dibuat-buat. Sengaja diheboh-hebohkan, tapi sebenarnya sih gak penting. Lalu apa saja isu yang dipakai? Saya kira, setidaknya ada 3 isu yang sebenarnya merupakan upaya pengalihan isu.

Pertama, dilaporkannya Pak Mahfud MD ke Bawaslu, terkait foto Pak Mahfud bersama 2 pilot Garuda yang berpose menggunakan 3 jari. Foto ini diposting Pak Mahfud di akun Instagram pribadi beliau, sekitar tanggal 17 atau 18 November lalu ya. Waktu itu kan sempat agak heboh. Namun kehebohan itu berhenti sendiri, sesudah Menteri BUMN Erick Thohir menanggapinya dengan santai. Komentar Pak Erick Thohir hanya singkat, “Kalau BUMN kan bukan ASN, itu aja”, katanya sambil ketawa Sumber. Nah kalau menterinya saja santai, berarti memang harusnya gak masalah dong. Namun, ternyata, hari Selasa minggu ini, tanggal 21 November, ada kelompok orang yang melaporkan hal ini ke Bawaslu. Pak Mahfud, menurut mereka sudah mencuri start kampanye sumber.

Sampai di sini terasa gak keanehannya? Aneh lah. Kejadiannya sudah berhari-hari yang lalu, sudah sepi, kok baru dilaporkan sekarang? Sementara iklan susu Prabowo-Gibran itu sering beredar di televisi. Kok iklannya Prabowo-Gibran gak dilaporkan sekalian? Jadi pelaporan ini memang berbau aneh gitu, gak wajar. Pak Mahfud sendiri menanggapinya juga dengan santai. Katanya sudah dijawab oleh Pak Erick Sumber. Ya itu tadi kan, BUMN bukan ASN. Jadi kesimpulannya, hal ini diada-adakan saja, dengan sengaja, untuk menutupi sesuatu yang jauh lebih besar.

Kedua, di media sosial khususnya, beredar foto sebuah daftar, yang disebut sebagai rencana reshuffle kabinet Sumber. Dalam daftar itu ada nama-nama menteri yang sekarang dan nama penggantinya. Misalnya, Menko Polhukam Mahfud MD diganti oleh Hadi Tjahyanto. Lalu Menteri Sosial, Ibu Risma, diganti oleh Agus Harimurti Yudhoyono. Ada 13 posisi ya. Akhirnya pihak Istana menegaskan bahwa foto dokumen itu merupakan hoaks Sumber. Beritanya memenuhi hampir semua media.

Nah, kalau dilihat di dalam dokumen itu, nama-nama yang diganti kebanyakan adalah para menteri dari PDIP ya. Jadi memang sangat menimbulkan keingintahuan luar biasa dari publik, mengenai kebenarannya. Entah siapa yang menyebarkan foto dokumen ini pertama kali. Saya tidak sempat mencari-cari infonya ya. Karena kan udah jelas hoaks. Walaupun hoaks, foto dokumen itu bisa membawa kita berimajinasi, gimana kalau ini benar-benar terjadi? Apa tanggapan PDIP? Bagaimana selanjutnya peran PDIP di pemerintahan Presiden Jokowi? Bagaimana status Pak Jokowi sebagai kader PDIP? Dan banyak lagi pertanyaan yang timbul. Sehingga saya pun menduga bahwa hoaks foto dokumen ini bisa jadi merupakan salah satu upaya pengalihan isu untuk menutupi berita soal sang ibu.

Ok, kita sampai ke yang ketiga. Teman-teman bisa menebak gak? Kira-kira yang ketiga ini apa? Berita apa yang barusan terjadi, yang langsung bikin heboh, tapi juga terasa agak absurd gitu. Terasa mengada-ngada. Apalagi kalau bukan berita terbaru dari pamannya Gibran, Anwar Usman. Diberitakan oleh berbagai media, bahwa Anwar Usman telah mengajukan keberatan atas pengangkatan Suhartoyo sebagai Ketua MK, menggantikan dirinya Sumber.

Ketika membaca berita soal Anwar Usman ini, saya sendiri langsung bilang, “ini orang ngapain sih?”. Kok jadi kayak caper gitu ya, cari perhatian banget. Kenapa makin mempermalukan dirinya sendiri? Harusnya kan menerima putusan pemberhentian dari jabatan Ketua MK itu dengan bijak. Masih bagus kan daripada dipecat dari MK. Katanya kan jabatan milik Allah. Kok malah sekarang ngeyel? Dan baru sekarang saja mengajukan keberatan? Gak dari kemarin-kemarin?

Tentu saja saya langsung mendapatkan jawabannya. Ketika menyandingkan berita Anwar Usman dengan pemberitaan Tempo soal Ibu Iriana. Yang ngadi-ngadi, yang mengada-ngada begini, pasti adalah sebuah upaya untuk menutupi sebuah berita besar. Diharapkan bahwa publik akan terpancing dengan perlawanan Anwar Usman di MK. Sehingga berita Anwar Usman jadi heboh, untuk menguburkan berita tentang Ibu Iriana.

Nah, apakah ketiga upaya pengalihan isu tadi akan berhasil? Ya kita lihat saja perkembangannya. Saya sih gak yakin ya, ada berita lebih besar yang bisa mengalihkan perhatian publik dari pemberitaan soal Ibu Iriana. Sulit ini ya. Coba dilihat dan didengar saja ya, ketika ada berita-berita yang absurd, yang ngadi-ngadi, yang gak perlu, yang mengada-ngada. Kalau ada yang seperti itu, maka besar kemungkinan bahwa itu sekedar pengalihan isu saja. Begitulah kura-kura!

Tulisan sebelumnya: Ngakak! Ijtima Ulama 212 Tetap Pro-Anies Walaupun Cak Imin Nonton Cold Play!

Tulisan-tulisan saya yang lain bisa dibaca di sini : Ninanoor

Credit foto : tribunnews.com