Politik

Tiga Alasan Kenapa Roy Suryo Nggak Akan Mampu Menyamai Kualitas Ahok.

Widodo SP 2 years ago 533.0

Roy Suryo saat ini dianggap sedang menuai karma dari perbuatannya. Meski saya sebenarnya tak setuju kalau istilah karma dipakai. Roy Suryo hanya menuai akibat dari perbuatannya, yang mungkin tidak akan diterimanya kalau misalnya dia berhenti usil dan nyinyir segala sesuatu yang menurutnya menarik, menghibur, dan bisa dijadikan bahan ledekan mengenai hal-hal yang sedang viral.

Alhasil, ada yang menyamakan kondisi terkini eks Menpora yang pernah kedapatan tidak hafal teks Indonesia Raya itu dengan pengalaman tragis seorang Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), yang diadili dan dihukum karena pengaruh tekanan massa dan intrik politik pada masa Pilgub 2017 lalu.

Membandingkan Roy Suryo dan Ahok ibarat kata sangat tidak apple to apple karena sampai hari ini perbedaan kualitas keduanya sangat tidak sebanding, bahkan sebaiknya jangan dibandingkan karena akan terlihat memalukan bagi salah satu pihak, yang tak perlu saya sebut namanya.

Alasan pertama tentu saja dari bobot setiap omongan yang keluar dari seorang Ahok (BTP) dan Roy Suryo (RS), dengan isi cuitan kita bisa anggap sebagai omongan. Silakan cari dan bandingkan, maka kita akan menemukan perbedaan bak langit dan bumi, atau malah kayak langit dan dasar got.

Alasan kedua, reaksinya terhadap kasus hukum yang tertuju kepada mereka. Ngeles, berkelit, merasa sebagai korban, tapi anehnya tetap bisa "HahaHihi" kerap ditunjukkan oleh RS. Hal yang tak pernah ditunjukkan sekali pun oleh BTP.

Alasan ketiga, keberanian alias nyali menghadapi kasus hukum. Seorang BTP berkali-kali menyatakan dirinya siap, bahkan sekalipun harus mati demi kebenaran yang dia yakini berdasarkan hati nurani dan ajaran Alkitab yang diyakini olehnya. Nggak pernah ada kesan BTP pura-pura sakit, apalagi mendadak pakai kursi roda atau penyangga leher setelah diperiksa polisi.

Kita lihat saja nanti bagaimana perilaku RS ketika diadili, lalu divonis oleh hakim dengan sekian tahun penjara. Namun, saya yakin reaksi membungkuk untuk menghormati para pengadil tidak akan menjadi pilihan sikap tubuh yang diperlihatkan RS saat di persidangan. Beda dengan BTP, beda banget!


Jadi, bagi siapa saja yang mungkin nantinya tergoda membandingkan nasib BTP dan RS terkait perkara "penistaan agama", please jangan diteruskan karena rasanya akan percuma saja. Lebin baik gelar tikar sekalia siapin gorengan di panci, siapa tahu sebentar lagi ada drama yang dimainkan lagi agar RS tidak sampai dibui, meski sudah berstatus tersangka dan ditahan.

Begitulah kura-kura...