Politik

Terimakasih Anies, Jakpro Tak Beri Deviden Selama 4 Tahun.

Xhardy a year ago 2.1k

Anies sedang menjadi primadona berkat videonya yang lagi viral baru-baru ini, yaitu video dia terlihat ogah disalami oleh seseorang. Dalam waktu singkat dan seketika, citra politik Anies luntur sampai kelihatan wajah aslinya.

Ok, kita ke topik bahasan yang lain. Ini terkait dengan Jakpro.

Jakpro ternyata sedang mengalami sakit. Pasalnya, selama 4 tahun terakhir tidak pernah membagikan keuntungan berupa deviden kepada Pemprov DKI selaku pemegang saham mayoritas.

Sampai-sampai Wakil Ketua Komisi C DPRD DKI Jakarta Rasyidi ikut menyoroti kinerja Jakpro. Alasan tak ada pembagian deviden adalah kondisi keuangan yang belum sehat.

"Kami tanya deviden, mereka (Jakpro) memang sudah sejak tahun 2019 itu belum bisa memberikan dividen kepada kita karena belum sehat," kata Rasyidi.

Selamat buat Anies. 4 tahun belakangan, artinya itu era Anies. Berarti dulu Jakpro masih bisa kasih deviden, tapi sekarang tidak bisa lagi karena sedang sekarat keuangannya.

Jangan lari dari kenyataan. Dan silakan Nasdem selaku pengusung Anies ikut mengklaim prestasi ini. Saat Jokowi puji Heru yang berhasil bebaskan lahan sodetan Ciliwung dalam waktu relatif singkat, Nasdem juga ikutan mengklaim anggarannya disetujui di era Anies.

Jadi, sudah sepantasnya, Jakpro tak bisa bagi deviden adalah hasil kerja nyata dari Anies. Selamat buat Anies. Berkat sentuhan kepemimpinannya, Jakpro sampai sakit dan tak bisa berikan cuan pada Pemprov DKI.

Padahal, pada tahun 2022, Pemprov DKI menggelontorkan Penyertaan Modal Daerah (PMD) sebesar Rp 1,6 triliun kepada Jakpro. Pemberian dana yang super besar itu ternyata tak sebanding dengan hasil yang didapat. Jakpro seolah diberi uang hanya untuk dihabiskan tanpa memberi keuntungan apa pun.

"Masa kemarin kita ngasi PMD (ke Jakpro) Rp 1,6 triliun hasilnya enggak ada, bagimana? Kan harus timbal balik. Kami berharap mereka (PT Jakpro) berbisnis, mereka untung sehingga memberikan dividen kepada kita, jadi hasilnya ada," katanya.

Kalau menurut penuturan Dirut baru Jakpro, deviden baru bisa dibagikan pada 2025-2026 mendatang. Dia mengaku masih berupaya agar keuangan Jakpro kembali menjadi sehat.

Padahal, menurut Direktur Bisnis Jakpro, keuntungan bersih yang didapatkan Jakpro selaku penyelenggara Formula E Jakarta 2022 mencapai angka Rp 6,41 miliar.

Logika dasarnya adalah, kalau untung maka akan dibagikan deviden. Kalau tidak ada deviden, artinya buntung. Gimana mau kasih deviden, wong rugi melulu.

Ngomong aja sukses menyelenggarakan Formula E. Sukses menggelar Formula E atau sukses mengangkat nama Anies? Kayaknya lebih cocok disebut menguntungkan Anies. Anies memang seolah ditakdirkan untuk membuat Jakarta kacau balau. Dia seolah hadir untuk membuat kemunduran bahkan kehancuran. Semoga saja ke depan tak ada lagi model pemimpin seperti dia.

Di tangan Anies, apa yang sudah bagus, malah jadi hancur. Yang sudah hancur malah makin hancur. Setidaknya masyarakat harus sadar dong dengan fakta ini. Jangan gara-gara mau dapat sepetak lahan di surga atau takut dilempar ke kerak neraka, lantas orang yang tak layak jadi pemimpin malah dipilih.

Banjir tak ditangani serius selama 5 tahun. Sodetan mangkrak sementara. Normalisasi sungai mangkrak juga. Pembangunan rumah terjangkau untuk warga menengah ke bawah malah tersendat-sendat. Kinerja Pemprov DKI secara keseluruhan sangat tidak bagus. Jakpro adalah buktinya. TGUPP juga sama saja, kayak makan gaji buta. Untung sudah dibubarkan.

Pokoknya, apa yang dibuat, dilakukan dan disentuh Anies minimal tak beres, atau paling parah hancur lebur. Ini benar-benar parah. Anggaran gede tapi timbal balik tidak sebanding. Bahkan uang rakyat dipakai seenaknya untuk kelebihan bayar.

Plus dia sombong, disalami malah langsung pergi begitu saja. Merakyat tapi penuh kepalsuan.

Anies memang paket komplit. Tak bisa kerja, milih orang yang juga tak bisa kerja, suka boros, suka bohong dan sombong pula. Hanya orang stres yang membanggakan dan bahkan memilih orang ini jadi gubernur.

Kalau memang Jakpro tidak bisa berubah jadi lebih baik, bagusan dibubarkan saja atau dimerger dengan BUMD lain biar lebih efisien. Atau minimal audit sampai ke akarnya dan tendang semua orang yang tidak kompeten. Situ ada gak orang-orang titipan? Coba cek dulu.

Dasar Anies.

Bagaimana menurut Anda?