Politik

Sudah Saya Prediksi, Koalisi Rebahan ini Bakal Bubar dengan Sendirinya Pada Waktunya.

Argo Javirez a year ago 1.8k

Urusan siapa cawapresnya Anies sampai detik ini koalisi rebahan itu sengaja masih bungkam; sekalipun mereka sudah sepakat urusan cawapres, Anies yang mutusin. Nasdem dan PKS punya kepentingan terselubung, begitu pula Demokrat punya kepentingan sendiri.

Sepertinya strateginya Anies memang sengaja mengulur waktu sampai mepet di menit-menit terakhir. Sehingga ketika Anies mengumumkan siapa Cawapresnya, lalu ada partai koalisi yang tidak sepakat dan cabut kongsi, waktunya sudah mepet tidak bisa cari koalisi lain.

Strategi ini sudah pernah menimpa Aburizal Bakri bersama Golkar di Pilpres 2014 yang gagal dapat koalisi di menit-menit terakhir. Sehingga, mau tidak mau merapat ke Demokrat. Aburizal Bakrie pun gagal nyapres.

Sebab, besar kemungkinan Anies bakal mengambil cawapresnya dari kalangan ulama untuk memainkan politik identitas. Jika AHY jadi wapresnya, berat buat Anies tembus sampai ke putaran kedua.

Itulah sebabnya sampai detik ini koalisi rebahan itu masih belum mau mengumumkan cawapres pilihan Anies lantaran adanya mosi tidak percaya Nasdem dan PKS terhadap AHY.

Disisi lain, elektabilitas Anies juga terus anjlok. Saat ini pecah rekor berada di posisi ketiga, urutan terbawah. Merosot teyuuss.

Demokrat pun meradang dan ancang-ancang bakal mengevaluasi dukungan mereka terhadap Anies. Ini jelas boomerang dan buah simalakama bagi Nasdem dan PKS.

Usung AHY, bakal keok. Tidak usung AHY, Demokrat bakal cabut dari gerombolan mereka. Akibatnya sudah pasti runyam; persyaratan Presidential Threshold tidak terpenuhi, gagal masuk dalam radar Pilpres 2024 pula. Ambisi Surya Paloh dan JK pun ambruk dengan sendirinya. Nangis darah berjamaah.

Dengan berjalannya waktu, akan dilupakan semua orang bahwa bangsa yang besar ini pernah diwarnai badut politik dalam sejarah kontestasi pilpres di negeri ini.

Tentu saja Demokrat curiga lantaran sampai detik ini AHY belum juga diumumkan Anies menjadi cawapresnya.

Gelagat itu bisa dilihat dari langkah catur PKS yang berupaya merayu Mahfud Md jadi cawaprenya Anies. Ini yang tambah bikin Demokrat kena gejala tipes mendadak. Apes nian.

Demokrat gelap mata, dan dengan emosi yang meluap tak tertahankan memberi target batas tenggat waktu bagi Nasdem untuk segera mengumumkan siapa cawapresnya Anies di bulan Juni ini.

Jika tidak, maka Demokrat bakal mengevaluasi dukungan mereka ke Anies. Bahasa halusnya, say goodbye, sayonara, vayas condios, hasta la vista baby dari koalisi rebahan kelas bekicot itu.

Memang lucu. Yang satu ngebet, dua lainnya masih ragu. Endingnya bisa diprediksi, Koalisi Perubahan bakal berubah menjadi Koalisi Rest Not in Peace.

Satu-satunya cara untuk menepis rasa malu yang tak terkira, timpakan kesalahan kepada pemerintahan Presiden Jokowi, mulai dari goreng isu menjegal Anies, sampai urusan cawe-cawe pun bakal terus digoreng sampai segosong-gosongnya.

Begitulah kura-kura tipikal gerombolan koalisi panik. Jelas saja tidak masuk akal. Bagaimana mungkin koalisi kelas bekicot dijegal oleh koalisi parpol kelas raksasa.

Jegal apanya? Teriak-teriak menuding Anies digembosi nyapres lantaran cawe-cawenya Jokowi. Padahal, ngurus koalisi sendiri saja tidak becus.

Yang lebih konyol lagi, gerombolan panik koalisi rebahan itu pada gontok-gontokan sendiri. Bagaimana mau kompak dan solid dalam konsolidasi, malah saling serang balik dengan dalih tidak usah cawe-cawe lah, tidak.usah bikin rusuh lah. Aneh memang.

Nasdem mewanti-wanti Andi Arief agar tunduk pada keputusan AHY sebagai Ketua Umum Partai Demokrat yang telah menandatangani Piagam Koalisi yang isinya memberikan mandat penuh ke Anies untuk memutuskan siapa wakilnya.

Apakah Nasdem tidak sadar bahwa Andi Arief sebagai keroco di Demokrat itu sudah pasti atas instruksi AHY sebagai Ketua Umum Partai Demokrat untuk mengevaluasi dukungan mereka ke Anies.

Itu dari sisi Nasdem, dari sisi Demokrat menuding penurunan elektabilitas Anies karena belum adanya penugumuman resmi siapa cawapresnya Anies.

Namun, diserang balik sama Nasdem, penurunan elektabilitas Anies itu karena Demokrat yang tidak gencar mensosialisasikan Anies ke masyarakat.

Belum apa-apa sudah berantem saja para bocil koalisi rebahan kelas bekicot ini. Lha wong cuma main Pleciden-plecidenan saja kok pada ribut. Katanya Koalisi Perubahan untuk Persatuan, mereka sendiri tidak bersatu, pada cakar-cakaran sendiri.

Jadi sudahlah, mimpi Anies menjadi capres RI tidak akan pernah terwujud lantaran dijegal oleh koalisinya sendiri dengan cabut kongsinya Partai Demokrat jika tidak mencawapres AHY.

Makanya saya bilang, sudah saya prediksi, koalisi rebahan ini bakal bubar dengan sendirinya pada waktunya. Nanti kalau sudah bubar, langkah bidak catur selanjutnya tinggal serang Pemerintahan Presiden Jokowi dengan dalih cawe-cawe. Namanya juga koalisi kentut gerombolan brekele.

Kura-kura begitu.