Politik

Rekam Jejak dan Digitalisasi Menyimpan Perbuatan Prabowo yang Merendahkan Gagasan Ganjar.

Nikmatul Sugiyarto 3 months ago 248.0

Para artis banyak ketakutan dengan jejak digital yang merekam masa lalu kelam mereka. Ya takutnya jika anak mereka tahu bagaimana kelakuan tidak baik orang tuanya atau persoalan lainnya. Fenomena itu diingatkan Ganjar Pranowo kepada Prabowo Subianto yang pernah menyatakan statemen merendahkan programnya. Katanya siapapun yang memilih internet gratis daripada makan gratis, artinya orang itu otaknya lebih lamban.

Anehnya Prabowo menyangkal dan justru membuat klarifikasi soal maksud dari statemennya kala itu. Sudah pak tidak perlu mengklarifikasi karena memang ada jejak digital yang sudah canggih, berita sampai videonya pun sampai hari ini masih bertebaran di media.

Dari sana saya paham warganet membuat kepanjangan dari TKN Prabowo-Gibran adalah Tim Klarifikasi Nasional. Hal itu wajar, karena tim mereka sukanya kepleset dan salah omon-omon. Tidak perlu membuat klarifikasi karena yang diinginkan Ganjar adalah sebuah alasan, mengapa dia merendahkan gagasannya yang sangat berguna bagi rakyat khususnya kawula muda.

Siapa yang tidak terluka dengan statemen kasar itu? Saya sebagai anak muda pun sangat terluka, begitu pula dengan anak muda di Indonesia bagian Timur sana yang mengeluhkan minimnya akses internet jika dibandingkan dengan Pulau Jawa.

Tentu mereka mendengar kabar jika di Jawa, sekolah mendapat fasilitas internet gratis. Siapa yang merasa tidak iri dan mengatakan itu semua baik-baik saja? Parahnya Prabowo bilang mereka yang memilih internet gratis otaknya lamban.

Prabowo jelas tidak merasakan apa yang menimpa kawula muda di sana yang kesulitan mengakses dunia luar. Bahkan untuk mencari sinyal saja harus ke suatu tempat, agar terkoneksi dengan internet.

Pak… bagi kami makan gratis itu sama sekali tidak penting. Saya dan mereka masih memiliki alam yang bisa dijadikan bahan pangan sehari-hari. Toh tanah kita tanah subur, di setiap tempat bisa tumbuh tanaman sesuai kondisi daerahnya masing-masing.

Sagu bisa kita dapatkan dari daerah bagian timur, beras juga masih aman karena bisa dibeli dengan uang hasil usaha kami. Tapi bagaimana dengan internet gratis? Tidak semua daerah bisa terkoneksi sinyal kuat yang support untuk mengaksesnya.

Sekalinya mau dipasang pemancar seperti infrastruktur BTS saja, dikorupsi oleh elite negara. Masak kita mau membiarkan program yang sudah dikorupsi itu terbengkalai? Harus digarap lagi, salah satu wujudnya internet gratis dengan seperangkat alat yang mendukung.

Dan itu hanya Ganjar dan Mahfud yang bisa, karena mereka capres yang bersih dari tindak pidana korupsi. Bahkan saking antinya dengan KKN, Ganjar pernah menjadi bulan-bulanan temannya. Sedangkan Mahfud yang memberantas korupsi yang dihalalkan teman-temannya di kabinet.

Kamu masih mau makan gratis? Bung belajar dari masa lalu, Prabowo diserahi Program Strategis Nasional Food Estate tapi gagal dan mangkrak. Justru meninggalkan kejanggalan seperti jatah food estate yang hilang tak tahu rimbanya, disaat tim yang mengerjakan itu adalah kroni-kroni Prabowo di militer.

Belum lagi pembabatan hutan yang seharusnya menyisakan banyak gelondongan kayu dari pohon yang ditebang. Dikemanakan itu semua? Tidak ada tanggungjawabnya, presiden justru diam dan menutupinya dengan memerintah Kementan untuk menanaminya jagung dengan polybag.

Selama ini hanya mengoar-ngorkan soal ketahanan pangan, tapi realisasinya hanya merusak alam tanpa menggandeng pakarnya bahkan rakyat sama sekali tidak dilibatkan. Ketahanan pangan dari mana Pak Prabowo? Besok makan siang dari mana, kalau menggarap ketahanan pangan saja gagal? Impor besar-besaran, kayak program susu gratis dengan membeli jutaan sapi dulu?

Aduh Pak Prabowo, ini negara sebesar Indonesia yang dihuni kurang lebih 280 juta jiwa. Jangan dibuat main-main, pakai akal sehat untuk menyusun setiap program dengan matang pak! Saat ditanya Ganjar mengapa Prabowo menjelekkan programnya bahkan terkesan apatis dengan gagasannya, capres 02 itu hanya menjawab makan gratis lebih penting.

Saya lebih khawatir jika makan gratis ini adalah alat untuk menggerogoti uang negara, sama halnya dengan food estate yang kasusnya dikubur hidup-hidup oleh Prabowo. Ingatan saya kembali pada saat dia keceplosan bahwa perusahaan-perusahaannya mandeg karena selama 20 tahun tidak berkuasa.

Jelas khawatir uang ratusan triliun dihabiskan hanya untuk mengenyangkan perut saja, belum lagi saat melihat orang yang menjalankan saja sudah punya rekam jejak kegagalan. Mana bisa menaruh kepercayaan ulang dengan tenang?

Untuk menghilangkan kekhawatiran itu, jalan lainnya adalah memilih Ganjar Pranowo yang punya rekam jejak tidak menyimpang dari jalannya. Dia juga berpengalaman menjalankan program dan hasilnya memang baik. Kalau memang ada opsi pemimpin yang jauh lebih baik dari seorang Prabowo, maka solusinya hanya Ganjar yang memang jauh lebih bisa dan mampu memimpin negeri ini.