Politik

Rapor Merah .

Andhira Naraya 5 months ago 0.0

Polisi Republik Indonesia (Polri) akhir – akhir ini selalu membuat permasalahan dan menyelesaikan tanpa selesai, dalam artian berbagai macam permasalahan tersebut disimpan dan dikubur dalam dalam atau kepastian hukum yang merugikan, yang sering kali terjadi ialah pada saat aksi demonstrasi dan yang cukup parah saat tragedi kanjuruhan, kasus rempang, 3 petani pakel dan berbagai macam konflik lahan lainnya.

Penguasaan media di dalam istana justru menjadikan berbagai macam persoalan tidak muncul di permukaan, fakta dan lapangan tidak sesuai dengan narasi dan perilaku yang dilakukan. Kita bisa sama – sama melihat bagaimana kemudian jajaran kepolisian menggunakan alatnya untuk merepresi rakyat yang sedang melakukan perlawanan dan disatu sisi berbagai macam survey mengatakan bahwa masyarakat puas dengan kinerja kepolisian, dengan fakta yang ada bukan puas tapi muak iya.

Memasuki masa – masa kampanye ada berbagai macam arahan yang disampaikan oleh Jokowi selaku Presiden Republik Indonesia yaitu menjaga netralitas aparatur negara, kalimat yang sering bahkan berulang kali disampaikan tapi keadaan selalu bertolak belakang, mulai dari pencopotan banner salah satu pasangan calon presiden dan wakil presiden 2024 hingga yang akhir – akhir ini berkaitan dengan kepolisian yakni surat panggilan kepada Aiman Witjaksono.

Aiman Witjaksono dipanggil sebab satu persoalan yaitu pernyataan bahwa terdapat oknum Polri yang tidak netral dalam kontestasi pemilu 2024 dan berpihak pada pasangan Prabowo - Gibran, komandan lagi, ya sebenarnya biasa soalnya dapat arahan khusus dari bapak lurah jadi wajar, keluarga kan prioritas utama, eh mungkin saja begitu, kan mungkin.

Tidak ada yang salah dalam Upaya klarifikasi atau apapun itu namanya hanya saja cara yang kemudian dilakukan oleh pihak kepolisian seolah ada pesan tersirat dan maksud lain.

Bagaimana tidak saat surat yang sampai di rumah saudara Aiman tiba Tengah malam seolah ingin menyampaikan pesan pengancaman dan berusaha merusak psikolog dari saudara Aiman. Saudara Aiman memang biasa saja hanya saja cara ini bukan hanya tentang psikologi dari Aiman tapi tentang alat negara yang hadir pada masyarakat dan meresahkan rakyat sendiri dimana mereka juga punya hak sama dihadapan negara dan publik.

Sudah seharusnya Polri melakukan evaluasi, sudah banyak kesalahan yang dilakukan tidak usah diperbanyak lagi pada masa pemilu 2024 ini. Selain itu sudah seharusnya juga masyarakat menyoroti penyampaian surat dengan lagak intimidasi sebagai bentuk represi agar orang – orang bungkam dan berhenti bersuara kritis.

Sudahlah, saya paham memang saatnya memikirkan tentang anak bangsa yang akan menjadi generasi penerus masa depan, tapi anak bangsa bukan hanya Gibran anaknya Jokowi, ada banyak jutaan lain yang harusnya menjadi kewajiban daripada pemerintahan itu sendiri.

Netralitas tidak hanya soal ucapan tapi juga kelakuan yang bisa masyarakat lihat, maka perlu kiranya pihak - pihak aparatur negara menjaga itu semua, kita telah dikecewakan berkali - kali oleh sikap - sikap aparatur yang kalau anak muda bilang "sakitnya tuh disini" udah percaya sama pemerintah eh malah dikecewain, satu kali dua kali mungkin saja khilaf tapi berkali - kali adalah karakter, karakter Kepolisian yang sedang tidak sehat.

Polisi Republik Indonesia ini memang sudah seharusnya mendapatkan rapor merah, merah bukan hanya merah muda tapi merah pekat hampir hitam tanda mati. Aparatur yang harusnya mengayomi dan menjaga masyarakat malah berkelakuan kebalikan, mengitimidasi, melawan rakyat, hingga mengecewakan hati banyak masyarakat akibat kebijakan dan perilaku yang dilakukan oleh orang - orang didalamnya.

Bangsa sudah besar, mari terus kita rawat dengan menunjukkan keberpihakan pada orang – orang yang baik dalam memegang mandat kekuasaan rakyat yang bukan untuk tujuan berkuasa atau keluarga tapi keadilan dan kesejahteraan masyarakat bagi seluruh kaki yang berpijak di bumi Nusantara dan tanaman yang tumbuh di Indonesia, patuh pada pemimpin adalah kewajiban sebagai tugas tapi berpihak dan menjalankan kebaikan serta kebenaran adalah tanggung jawab kepada rakyat yang menjadi jembatan kehidupan baik ekonomi hingga pangkat jabatan. Beginilah korban ghosting.