Politik

Rakyat Lebih Butuh Pekerjaan, Bukan Susu Gratis .

Panjath H. 5 months ago 435.0

Penjelasan salah seorang kiai kampung kepada salah seorang capres bahwa kepada rakyat lebih baik diberikan pancing daripada ikan, memang sangat tepat dan bijak. Saran kiai kampung ini untuk menanggapi rencana si capres yang akan membagi-bagikan susu gratis dan makanan bergizi kepada anak-anak Indonesia, jika kelak terpilih sebagai presiden.

Memang program ini hanya untuk anak-anak dari keluarga yang kurang mampu. Sebab anak-anak orang kaya untuk apa dikasih susu gratis, sebab toh makanan mereka sehari-hari sudah bermutu tinggi.

Menjalankan program semacam ini, jika nanti harus terealisasi, tentu bukan hal yang sederhana, atau seperti tinggal menyodorkan kotak-kotak kecil berisi makanan dan minuman. Tidak se-gemoy atau sesederhana itu.

Akan ada jutaan atau puluhan juta bingkisan yang disiapkan setiap hari untuk dibagi-bagikan. Dan pastinya ratusan triliunan rupiah uang negara akan digelontorkan untuk ini. Dan biasanya, di mana ada uang dalam jumlah yang besar mengalir, maka ada saja penadah. Bocor!

Contoh terbaru, dan masih jelas dalam memori adalah kasus bansos (bantuan sosial) di masa pandemi covid-19 yang baru lalu itu. Negara menggelontorkan puluhan triliun rupiah dana untuk membantu masyarakat yang terdampak parah pandemi ini. Kemensos dipercaya menjadi pengelolanya. Tapi, tak lama kemudian mensosnya sendiri, malah ikut bermain, menadah aliran uang itu. Kini oknum menteri itu sudah dipenjara.

Belum lagi berita tentang banyaknya bansos berupa beras dan sembako lainnya yang tertimbun di sebuah gudang, tidak tersalurkan dan akhirnya rusak, tak layak lagi dikonsumsi. Singkatnya adalah sangat repot ribet untuk mengurusi hal seperti ini. Sebab selain dana negara yang sangat besar itu berpotensi akan dijadikan bancakan korupsi, fisik bantuan itu pun bisa saja banyak yang tidak tersalurkan oleh berbagai hal.

Maka sekaitan dengan ini, adalah sangat tepat ketika kiai kampung itu mengusulkan agar sebaiknya pemerintah memberikan pancingnya saja kepada rakyat yang membutuhkan. Biarkan rakyat sendiri yang memancing ikan, dan hasil tangkapan itu dibagi-bagikan sendiri kepada keluarga, atau anak-anaknya. Daripada pemerintah sendiri yang akan membagikan ikannya ke setiap anak-anak, yang pasti akan sangat ribet dan kompleks.

Dalam hal ini, kiai kampung itu ingin mengatakan bahwa pemerintah sebaiknya memberikan pekerjaan kepada masyarakat, atau membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya kepada rakyat sehingga semua orang bisa mendapatkan penghasilan yang cukup dan memadai.

Jika rakyat sudah memiliki penghasilan yang cukup maka dia akan mampu menyediakan susu dan makanan bergizi kepada anak-anak, atau anggota keluarga lainnya.

Cara seperti ini memang lebih tepat dan manusiawi. Dengan pdemerintah memberikan pekerjaan yang layak kepada rakyat, artinya martabatnya sebagai manusia, benar-benar dijaga dan dihormati.

Sebab memang adalah tanggung jawab setiap orang untuk membiayai anggota keluarganya, dalam kaitan ini menyediakan makanan bergizi kepada anak-anaknya, supaya sehat dan cerdas.

Sementara pemerintah wajib berpikir untuk membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya, bukan malah menggelontorkan susu gratis dan makanan kepada anak-anak.

Kalau sekadar membagi-bagikan susu dan makanan bergizi setiap hari, ini berpotensi meninabobokan masyarakat. Ujung-ujungnya bisa membuat banyak orang jadi malas, sebab toh ada yang menyediakan. Dan yang paling mengerikan adalah ketika suatu saat program ini harus berhenti karena berbagai hal, semisal aktor utamanya di pemerintahan berhalangan tetap.

Sebab kekuasaan itu tidak selamanya berada di tangan seseorang, meskipun dia bermimpi akan menjadikan negeri ini sebagai kerajaannya, bahkan harus merusak UU sekalipun.

Kekuasaan itu suatu hari akan dilepas atau terlepas. Dan tidak ada jaminan jika penerus atau suksesornya melanjutkan semua program-program yang telah dia jalankan selama ini.

Dan ketika sebuah program yang sudah tahunan dan meninabobokan banyak orang tiba-tiba terhenti, maka gejolak akan timbul. Dan ini gambaran yang harus dihindari.

Maka oleh sebab itu, mengutip usul kiai kampung tentang “pancing” itu, alangkah baiknya pemerintah mempersiapkan pekerjaan kepada semua orang. Ini lebih efektif dan bermartabat ketimbang harus membagi-bagikan susu dan makanan bergizi setiap hari kepada anak-anak.