Politik

Program Realistis, 1 Keluarga Miskin 1 Sarjana.

Kiki Daliyo 5 months ago 173.0

Kurang lebih 7 tahun lagi untuk Indonesia mencapai bonus demografi yang akan jatuh pada tahun 2030 nanti. Sejatinya bonus demografi hanya akan datang sekali, maka negara berlandaskan asas Pancasila dan UUD 1945 ini jangan sampai menyia-nyiakan kesempatan yang belum tentu datang dua kali sepanjang sejarah Indonesia.

Perlu di ketahui kawan, apabila kelak Indonesia siap menghadapi bonus demografi, percayalah itu sebagai cikal bakal menuju Indonesia Emas 2045. Oleh sebab itu mulai dari sekarang kita sebagai rakyat Indonesia harus bersatu padu dan gotong royong guna menjemput tujuan mulia itu.

Tentunya rakyat tidak dapat berjalan sendiri, dibutuhkan Kepala Negara yang siap menerjang lautan untuk mengaktualkan asa itu. Pun tanpa bantuan rakyat seorang Kepala Negara juga tak bisa menjalankan semuanya sendirian, butuh kontribusi dan kolaborasi dari keduanya.

Melatih dan mengoptimalkan kemampuan usia produktif (kisaran 15-64 tahun) menjadi tantangan untuk pemimpin yang akan datang. Apakah mampu atau tidak dalam memanfaatkan peluang (bonus demografi) sebesar ini.

Pun dalam mengelola kemampuan serta keterampilan dibutuhkan pengetahuan dan pembelajaran. Maka dari itu pemimpin masa depan harus sigap dan siap memberikan pendampingan berupa pendidikan, agar menjadi celengan mereka saat menghadapi bonus demografi yang tinggal beberapa tahun lagi.

Di sisi lain, mengingat Presiden Jokowi sendiri akan purna, maka pada Pemilu nanti masyarakat Indonesia harus selektif dalam menjatuhkan pilihan. Ingat, tentukan pilihanmu pada figur yang dapat mengelola kemampuan generasi penerus bangsa. Dan sejauh ini aku melihat cuma Ganjar yang mampu wujudkan impian itu.

Lewat program yang beberapa hari lalu dilaunchingkannya saat berada di Sukoharjo, Ganjar resmi meluncurkan program “𝟏 𝐊𝐞𝐥𝐮𝐚𝐫𝐠𝐚 𝐌𝐢𝐬𝐤𝐢𝐧 𝟏 𝐒𝐚𝐫𝐣𝐚𝐧𝐚.” Tujuan dari program gagasan Ganjar-Mahfud ialah solusi pengentasan kemiskinan sekaligus pemerataan ekonomi di Indonesia.

Mengingat bonus demografi sendiri adalah keuntungan ekonomi yang dihasilkan suatu negara lantaran lebih banyak penduduk usia produktif, dari yang tidak produktif. Sehingga program Ganjar akan bersinggungan langsung dengan bonus demografi. Karena gagasan Ganjar tersebut dalam rangka melahirkan dan mengoptimalkan SDM melalui sistem pendidikan, minimal satu keluarga satu sarjana.

Program mulia dan jelas kebermanfaatannya ini ingin supaya anak bangsa memperoleh ilmu pengetahuan sampai jenjang tertinggi sebagai bekal mereka meraih mimpi. Di sisi lain, program realistis Ganjar ini juga akan membuat keluarga si sarjana lebih sejahtera dan bahagia, karena anaknya mendapat pekerjaan sesuai dengan bidang dan kompetensi yang dimiliki.

Dengan sistem pendataan rinci, penyusunan menggunakan teknologi canggih serta tata pelaksanaan dengan benar dan transparan, maka program tersebut akan berjalan sebagaimana mestinya.

Sebelumnya, Ganjar telah memulai program pendidikan seperti ini saat masih aktif menjadi Gubernur Jateng. Dimana Ganjar menginisiasi sekolah vokasi yang akrab disapa SMK N Jateng, sekolah tersebut sengaja dipersiapkan supaya lulusan sekolah gratis lekas terserap di dunia kerja.

Melihat SMK N Jateng berjalan dengan baik dan lancar, membuat Ganjar ingin memperluas program tersebut sampai nasional dengan taraf sarjana, karena dirasa dari program tersebut memiliki potensi besar dan sangat membantu keluarga tak mampu agar anaknya tetap mendapatkan pendidikan layak sampai dengan sarjana.

Memang rasional sekali gagasan dan terobosan Ganjar dalam upaya pengentasan angka kemiskinan, sekaligus menyongsong bonus demografi. Bukan cuma 2 in 1, tapi all in one. Karena program pendidikan sendiri banyak membawa kemaslahatan, terutama dalam upaya menggapai cita-cita.

Boleh di sebut kalo program Ganjar-Mahfud lebih jempolan dan bermutu, ketimbang makan gratis. Lagi pula makan gratis bukan strategi jitu guna menjemput bonus demografi, sebab Indonesia itu tengah berusaha memaksimalkan dan mendorong keterampilan usia produktif melalui sistem pembelajaran, bukan malah menggendutkan mereka lewat makan gratis yang sangat minim kebermanfaatannya.

Harapannya, semoga dari program 1 Keluarga Miskin 1 Sarjana ala Ganjar ini dapat segera diterapkan ketika jangkung berambut putih yang berpasangan dengan jagoan hukum asal Madura ini mendapatkan amanah sekaligus titah dari rakyat se-Indonesia. Aamiin.