Politik

PKS Panik?.

Adin a year ago 1.6k

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) merupakan partai yang berhasil konsisten masuk parlemen. Partai dengan basis Islam ini terus berjuang menjadi penyalur aspirasi masyarakat Indonesia dengan mengedepankan asas Islam.

Sayangnya di dua pemilu terakhir PKS berada di pihak oposisi. Ya berada pada posisi ini memang tidak ada yang salah sebagai salah satu dinamika sistem demokrasi kita. Tetapi berada pada posisi oposisi sama saja berada di pihak yang kalah.

PKS begitu setia dengan Partai Gerindra sebagai oposisi melawan Jokowi. PKS terus mendukung dan berada di sisi Prabowo Subianto ketika melawan kekuatan Jokowi di Pilpres 2014 dan 2019.

Hasilnya tahun 2019 PKS ditinggalkan Partai Gerindra untuk bergabung dengan pemerintahan Jokowi di kabinet. Prabowo Subianto menerima tawaran Jokowi menjadi menteri Pertahanan. PKS pun ditinggal begitu saja.

Jika disimak, PKS kekurangan kader yang mempunyai elektabilitas memadai tingkat nasional. Dulu PKS mempunyai Fahri Hamzah dan Anis Matta yang lumayan populer. Sayangnya mereka sekarang keluar dari PKS dari membuat partai baru.

Semangat PKS untuk mendorong kadernya mentas di tingkat nasional terus dilakukan. Tapi ternyata tidaklah mudah. Rencana koalisi PKS bersama Partai Demokrat dan Nasdem tidak juga berhasil.

Keinginan PKS agar salah satu kadernya mentas di tingkat nasional sulit terwujud. Ahmad Heryawan yang didorong menjadi Cawapres Anies Baswedan sampai saat ini belum juga dilirik.

Kesulitan PKS melejitkan figur internal partai makin terganggu ketika melihat lawan politik mereka yang terus berkembang. PDI Perjuangan berhasil melakukan kaderisasi yang baik.

Setelah sosok Jokowi yang jadi fenomena sekarang muncul Gibran Rakabuming. Aura politik Gibran dinilai bisa mengikuti jejak ayahnya. Gibran masih moncer, muncul kabar mengejutkan dan membuat panik partai lainnya khususnya lawan politik.

Putra bungsu sekaligus adik Gibran yakni Kaesang Pangarep yang beberapa waktu lalu melangsungkan pernikahan menyatakan ketertarikannya pada politik. Tentu saja hal ini membuat iri partai lain termasuk PKS.

Tawaran datang kepada Kaesang dari Partai Gerindra, PAN dan lain-lain. Mungkin saja PKS pun melihat potensi pada diri Kaesang, tapi untuk memberikan tawaran ya ada rasa malu kali ya.

Selama ini PKS sering mengkritik berbagai kebijakan pemerintah, massa malah mengajak putranya ikut PKS.

Merespon keinginan Kaesang, anggota Komisi II DPR dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mardani Ali Sera mengusulkan agar keluarga inti Presiden dilarang menduduki jabatan publik yang dipilih melalui mekanisme pemilu.

Lewat akun Twitter-nya, pernyataan itu disampaikan Mardani merespons kabar ketertarikan putra bungsu Presiden Joko Widodo Kaesang Pangarep untuk terjun ke politik.

Pernyataan ini lebih kepada rasa iri PKS kepada keluarga Jokowi yang terlihat begitu mudah mendapatkan simpati publik. Gibran dan Kaesang melihat gelagatnya bisa saja mengikuti jejak sang ayah memiliki karir politik yang cemerlang.

Mardani Ali Sera mengusulkan agar keluarga inti Presiden dilarang menduduki jabatan publik yang dipilih melalui mekanisme pemilu. Melalui mekanisme pemilu saja dilarang apalagi ditunjuk langsung oleh Presiden Jokowi.

Jadi sebenarnya harus bagaimana ya?