Jabatan Anies tinggal menghitung waktu mundur. Hitungan bulanan. Oktober 2022 nanti, Anies otomatis akan turun dari jabatannya dan akan digantikan oleh Pj Gubernur DKI yang akan dipilih langsung oleh presiden Jokowi dari beberapa calon yang diajukan oleh Mendagri.
Makanya, belakangan ini banyak partai politik yang melempar nama-nama calon pengganti Anies ke publik entah untuk tujuan test the water atau memang sudah ada niatan tertentu.
Tapi fraksi PKS DPRD DKI Jakarta bicara kriteria sosok Pj Gubernur DKI yang tepat untuk menggantikan Anies.
Wakil Ketua Fraksi PKS, Ismail, menginginkan agar Pj Gubernur DKI diisi oleh orang yang kompeten dan sudah mengenal permasalahan kompleks yang ada di Jakarta. Selain itu, sosok Pj Gubernur juga harus memahami betul janji kampanye Anies yang tertuang dalam Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Dengan demikian diharapkan program kerja yang sudah disusun Anies sejak 2017 lalu bisa terus berkesinambungan.
"Sehingga di sisa masa jabatan Pj tadi cenderung lebih banyak untuk melanjutkan apa yang sudah ditetapkan dan menghindari polemik, bahkan kegaduhan politik atau masyarakat," kata Ismail.
Wkwkwkwk.
Oposisi kok ngatur-ngatur presiden.
PKS ini memang beneran tak tahu diri. Memangnya Anies dulu pernah lanjutkan program Ahok? Normalisasi sungai mau diganti naturalisasi sungai sehingga penanganan banjir jadi tersendat. Rusun yang dipakai untuk relokasi warga yang tergusur malah diganti dengan rumah DP nol rupiah yang gagal total. Ahok yang dulu buka pintu Balai Kota lebar-lebar untuk menampung aduan warga, sekarang tidak dilanjutkan oleh Anies.
Anies saja jarang lanjutkan program kerja gubernur terdahulu, kenapa PKS sarankan pengganti Anies harus paham dan lanjutkan kerja Anies? Anies saja lebih banyak bikin kebijakan sendiri seenaknya. Ngapain pula diikuti dan dilanjutkan.
Anies bahkan cukup keras kepala dalam menerima masukan dari pihak lain. Bagi dia, kebijakannya yang paling benar. Bahkan dia tidak segan menabrak aturan dan bikin masalah baru demi mengakomodasi kemauannya. Contohnya menaikkan UMP DKI yang tidak sesuai dengan aturan dari pusat.
Lagipula apanya dari Anies yang mau dilanjutkan? Lanjutkan bikin sumur resapan? Lanjutkan bikin benda dan tugu tak jelas? Lanjutkan gaya ngeles dan menata kata? Atau lanjutkan Formula E?
Dan lucunya lagi, PKS sebut belum bahas siapa sosok yang tepat untuk mengisi posisi Anies. "Kalau by name belum ya, belum ada pembicaraan itu. Belum ada pembicaraan di fraksi," katanya.
Setelah dibahas dibahas dan muncul nama yang dinilai tepat, PKS selanjutnya akan mengusulkan sosok tersebut kepada Kemendagri. "PKS tentu akan memberikan masukan-masukan kepada Kemendagri sebagai pemegang otoritas, siapa di jajaran eksekutif yang memenuhi persyaratan. Lalu, punya kapabilitas untuk menjaga paling tidak kestabilan pembangunan di Jakarta sampai Pilkada 2024 nanti," katanya lagi.
Wkwkwkwk.
Oposisi kok mau ikutan kasih masukan? Kalau bisa sih presiden jangan gubris apa kata PKS. Partai ini tidak ada manfaatnya. Kemungkinan besar masukan yang mereka berikan akan kedengaran konyol dan tidak nyambung. Apalagi kalau PKS sodorkan nama untuk gantikan Anies, jangan deh. Bisa-bisa kinerjanya jauh lebih parah dari Anies.
Anies saja sudah menjadi sebuah kesalahan besar dan bikin waktu 5 tahun terbuang sia-sia. Apalagi kalau pengganti adalah kader dari PKS. Bakal kacau balau. Lihat saja kinerja pemda yang dikuasai PKS, pasti banyak yang menghela napas dan geleng kepala saking pusingnya.
Saya malah berharap Jokowi tunjuk Ahok sebagai pengganti Anies, biar oposisi dan komplotan kadrun menggila dan terguling-terguling di lantai, lalu dua tahun kemudian tunjuk Ahok sebagai kepala otorita ibu kota negara baru di Kaltim.
Siapa di sini yang kangen dengan Ahok yang bikin siluman tidak berani ngumpet ke dalam anggaran? Siapa di sini yang kangen ingin ke Balai Kota lalu adukan masalah dan kemudian diselesaikan dengan cepat? Dua tahun sudah cukup lah bikin kita terhibur dan kembali bersemangat. Rasanya semua percaya dua tahun sudah cukup buat dia untuk lampaui kerja lima tahun Anies.
Bagaimana menurut Anda?