Politik

PDIP Kayak Ogah dan Malas Dengan Wacana Jokowi Ketemu Megawati.

Xhardy 14 days ago 857.0

Pertemuan Jokowi dan Megawati sebenarnya sudah lama berhembus. Sebelum Pilpres, sudah ada kabar Jokowi minta dipertemukan dengan Megawati.

Dan yang terbaru, Jokowi dikabarkan berencana untuk melakukan silaturahmi dengan Megawati. Tapi waktunya belum bisa dipastikan. Masih dicari waktu yang pas.

Tapi sayangnya, PDIP sepertinya tidak mau terjebak dalam perangkap itu. PDIP sepertinya sudah tahu gerak-gerik dan langkah catur Jokowi jelang lengser. Ini kelihatan jelas dari serangan PDIP kepada Jokowi, bertubi-tubi seperti berondongan peluru. Jokowi, Gibran dan Bobby bahkan dianggap kayak level rendahan. Kayak bukan siapa-siapa lagi.

Misalnya PDIP tidak akan mengusung menantu Jokowi Bobby Nasution di Pilkada 2024. PDIP sudah tutup pintu buat Bobby. Sekjen PDIP pernah menganalogikan pencalonan Gibran seperti supir truk di bawah umur yang bisa menyebabkan kecelakaan.

Dan yang terbaru, Jokowi ikut kena sindir. Terkait rencana Jokowi mau ketemu Megawati, Hasto bilang para kader PDIP yang berasal dari ranting meminta pertemuan Megawati dan Jokowi ditunda dulu. Kalau Jokowi mau ketemu, sebaiknya ketemu anak ranting dulu.

Bagi pendukung Jokowi, ini pasti terdengar kayak hinaan. Jokowi dan keluarganya dianggap sebelah mata, dipandang rendah. Banyak yang marah-marah ke PDIP. Mereka bilang, PDIP bisa makin nyungsep kalau terus memusuhi Jokowi.

Coba kita pikir pakai logika. Mereka menyalahkan Hasto yang makin ke sini makin emosi dan kayak anak-anak. Tiada hari tanpa menyerang Jokowi. Tapi coba kita pikirkan lagi, sampai detik ini, ucapan Hasto tidak pernah dipermasalahkan oleh PDIP. Hasto tidak ditegur oleh Megawati.

Kalau ucapan Hasto dianggap bermasalah, pasti dari dulu udah kena tegur. Tapi nyatanya nggak. Jadi sangat jelas statement Hasto ini direstui oleh PDIP.

Bukti yang paling jelas adalah ketika Hasto menuding Jokowi punya rencana untuk ambil alih kursi ketua umum PDIP. Puan Maharani, ketika ditanya, dia cuma geleng kepala tidak mau jawab. Padahal dulu ketika kader PDIP Adian Napitupulu bicara soal hubungan PDIP dan Jokowi yang retak karena permintaan masa jabatan presiden diperpanjang tiga periode, Puan tegas membantah. Dia bilang Jokowi tidak minta jabatan 3 periode.

Intinya, sampai sekarang, semua serangan Hasto kepada Jokowi dan keluarganya, tidak ditegur keras oleh PDIP. Tapi yang saya lihat, para buzzer sebelah berusaha membelokkan narasi seolah-olah itu adalah statement pribadi dari Hasto.

Mereka lupa, bahwa PDIP secara resmi mengusung Ganjar sebagai calon presiden. Kader partai sudah seharusnya mendukung penuh dan memenangkan. Tapi Jokowi sekeluarga keluar dari jalur, diam-diam melakukan manuver mendadak dan Gibran jadi cawapres tanpa memandang PDIP yang sudah membesarkan namanya di dunia politik.

Jadi ucapan Hasto selama ini, kurang lebih, itu adalah apa yang dirasakan oleh PDIP. Dikhianati dan tidak dipandang.

Sikap PDIP ini pasti dianggap arogan oleh banyak orang. Mentang-mentang partai besar, berlagak sombong dan belagu. Banyak yang menyumpahi supaya partai ini jeblok. Tapi inilah sikap konsisten PDIP.

PDIP dari awal mengkritik pemilu yang brutal dan banyak pelanggaran. PDIP dari awal mempermasalahkan manuver Jokowi. Sampai sekarang sikap PDIP tetap sama, tidak berubah, tidak plin-plan. Beda sama partai lain yang dulunya pernah melawan Prabowo tapi balik arah memuji habis-habisan.

Tapi saya tetap berharap yang terbaik. PDIP pada akhirnya mau berdamai dengan Jokowi atau tetap berjauhan entah sampai kapan, kita tidak bisa berbuat apa-apa.

Bagaimana menurut Anda?