Kata orang, sifat dan perilaku sebenarnya dari seseorang akan terlihat jelas saat menghadapi masalah. Saat tidak ada masalah, mudah sekali menyembunyikan sifat asli. Tapi saat kena masalah, biasanya sifat asli akan kelihatan.
Begitu juga dengan UAS yang mengalami momen paling memalukan dalam hidupnya, ditolak masuk ke Singapura dan diketahui semua orang, dan kena pukulan tambahan yang mematikan saat Singapura memberikan penjelasan super frontal terkait ceramahnya yang dianggap meresahkan.
UAS marah, kesal bahkan mengatai Singapura dengan kata-kata yang tak seharusnya keluar dari mulut seorang ulama.
Ibarat Anda mau bertamu ke rumah orang, dan orang tersebut tidak mau menerima Anda, lantas Anda marah dan mengatai tuan rumah kurang ajar. Itu hak pemilik rumah apakah mau menerima atau menolak Anda. Kalau Anda marah dengan maksud pemilik rumah harus menerima Anda, berarti ada kemungkinan Anda tidak waras.
UAS, selain menyalahkan pemerintah Singapura, juga menyentil Gubernur Riau Syamsuar di akun Instagram-nya.
"Before after Pilkada," tulis UAS pada caption foto dari screenshot dua pemberitaan mengenai pernyataan Gubernur Riau Syamsuar.
Dalam unggahannya tersebut, yang pertama pertama, UAS menyoroti pernyataan Syamsuar sesudah terpilih menjadi Gubernur Riau pada Pemilu 2019 yang memilih tidak ingin ikut campur dalam kasus yang menimpanya. Saat itu, UAS dilaporkan ke polisi soal ceramahnya tentang salib. Sang gubernur menolak menanggapi kasus tersebut karena dinilai sensitif. Ini dilabeli dengan caption 'Sesudah jadi gubernur'.
Pada foto kedua, terkait insiden yang dialami UAS bersama keluarga dan sahabatnya di Singapura, Gubernur Riau mengaku turut prihatin.
"Kami sangat prihatin Datuk Seri Ulama Ustaz Abdul Somad mengalami perlakuan tidak menyenangkan. Ditolak masuk ke Singapura tanpa alasan jelas. Semoga peristiwa seperti yang dialami UAS tidak terulang," kata Syamsuar. Ini dilabeli dengan caption 'Menjelang 2024'.
Dari postingan, bisa disimpulkan kalau UAS sedang mencari dukungan. Dan siapa pun yang dirasa tidak mendukungnya, akan disindir. Gubernur Riau ini salah satunya. Mungkin maksudnya adalah UAS merasa dulu dia mendukung gubernur itu, sesudah jadi gubernur jadi cuek dan menjelang 2024 cari simpati lagi.
UAS mungkin sedang menahan malu yang teramat sangat. Ditolak masuk, kalau orang biasa sih tidak seberapa sakit karena tidak ada yang tahu. UAS punya nama besar dan dikenal banyak orang, bergelar ulama pula, banyak pendukung pula. Ditolak sama seperti harga dirinya yang terinjak-injak. Makanya dia ngamuk, marah dan menyindir siapa pun yang bisa disindir.
Akan tetapi memang sebegitu parah sifat UAS ini. Semua kudu kena getahnya akibat emosi yang tidak terkendali. Konon katanya hari ulang tahunnya bertepatan dengan hari dia liburan di Singapura. Perayaan ultah jadi batal karena ditolak masuk ke Singapura. Bayangan liburan yang fun dan excited, ambyar begitu saja karena masalah imigrasi.
UAS mungkin tidak paham dengan karma. Dia tidak sadar perasaan yang dia rasakan saat ditolak di Singapura hampir mirip dengan yang apa yang umat agama lain rasakan ketiga mendengar ceramahnya. Sakit hati. Itu namanya karma. Dulu seenaknya ngomong, sekarang diomongin se-Indonesia. Bahkan berita ini sudah sampai di media Tiongkok sana. Nama UAS makin terkenal, dan makin susah ke luar negeri, hehehe. Rasain deh, petik sendiri apa yang dia lakukan.
Sudah ketahuan sifat asli UAS, yang cepat atau lambat tetap akan terkuak, dan tidak dapat disembunyikan dengan jubah agama. Terlihat sekali masalah pribadi dia diumbar dan hal lain pun diumbar ke publik. UAS ini hanya bergelar pemuka agama, tapi sikapnya sangat berbeda. Suka play victim dan ngomel sana-sini apalagi mengajak agar tidak menggunakan uang untuk belanja ke Singapura. Orang model begini kok bisa diteladani ya?
Lagian lucu ini orang. Mengkafir-kafirkan orang lain, tapi liburan ke negara yang mayoritas orang kafir. Nikmat mana yang dia dustakan? Kenapa tidak liburan ke tempat lain misalnya Afghanistan, Suriah, Yaman dll? Rasakan sendiri mulutmu harimaumu. Enak gak, ditolak dan dicap buruk? Silakan play victim terus, publik sudah tahu sifat asli orang ini.
Bagaimana menurut Anda?