Politik

Parah, Pendemo Save Lukas Enembe Bawa Senjata Tajam.

Xhardy 2 years ago 954.0

Lukas Enembe ditetapkan sebagai tersangka oleh KPK, terkait kasus suap dan juga ada uang sejumlah Rp 560 miliar yang mengalir ke rekening judi di luar negeri.

Tapi sayangnya, Enembe terlalu pengecut untuk menghadapi kasus hukumnya. Dia tidak memenuhi panggilan pertama KPK. Bahkan di kediamannya, terdapat penjagaan oleh banyak orang, yang mungkin tujuannya adalah untuk menghalau siapa pun yang mau menjemput paksa. Di video yang beredar di media sosial, terlihat mobil yang mau menjemput dihalau oleh massa pendukung. Benar-benar sikap pengecut.

Bahkan, ada gerakan demo aksi Save Lukas Enembe.

Polisi sempat melakukan razia terhadap para pendemo. Ternyata mereka menemukan bom rakitan atau dopis. Bom rakitan itu ditemukan bersama sepeda motor yang ditinggal kabur pengemudinya. Belum jelas siapa pemiliknya dan polisi masih memburu pelakunya karena dikhawatirkan bisa lebih dari satu dan itu termasuk benda berbahaya.

Selain razia, juga akan dilakukan penyekatan-penyekatan karena pendemo juga dilarang melakukan long march, apalagi saat demo kemarin masih ditemukan pendemo yang membawa senjata tajam dan minuman keras.

Sementara itu, ada 14 pendemo yang sempat ditahan di Polres Jayapura dan Polresta Jayapura Kota karena kedapatan membawa senjata tajam.

Apakah Demokrat tidak malu dengan kejadian ini?

Diketahui Lukas Enembe adalah kader partai Demokrat. Demokrat apa komentarnya? Pasti kebanyakan akan diam atau menjawab sekedarnya. Harusnya Demokrat tegur kadernya yang berulah, yang tidak mau kooperatif menjalani pemeriksaan hukum.

Lucu kalau gubernur yang jadi tersangka, malah diduga memobilisasi massa agar jadi tameng menghalau siapa pun yang mau menangkapnya? Itu gubernur tapi mirip raja yang tidak mau diatur oleh siapa pun, termasuk hukum meskipun bersalah.

Demokrat jangan cuma imbau Enembe jalani proses hukum. Siapa pun juga bisa bilang seperti itu. Masalah makin rumit karena ada massa fanatik yang melindunginya. Ada dugaan Enembe sengaja mengerahkan atau memobilisasi massa agar melindunginya karena sedang gemetar panik.

Demokrat harusnya sadar kelakuan Enembe akan berdampak pada Demokrat. Demokrat sudah cukup terluka dengan kasus mangkrak dan kader yang terjerat kasus korupsi. Jangan lagi makin jeblok karena ulah Enembe yang bikin gaduh situasi. Apalagi Papua sedang bergejolak di beberapa tempat dan warga di sana agak mudah dihasut. Ada gesekan sedikit saja, maka bisa berpotensi rusuh. Papua tidak boleh lagi ada keributan, kegaduhan atau kerusuhan akibat masalah yang tidak seharusnya terjadi.

Demo tapi bawa senjata tajam, ada bom rakitan pula. Ini mau demo atau perang?

Kita tunggu saja bagaimana Demokrat menyikapi ini. Kalau cuma sekadar imbauan, maka jangan salahkan kalau Demokrat terus dibully dan dicibir. Ingat ya, AHY sedang memoles dirinya agar bisa diusung sebagai capres atau cawapres. Sampai-sampai SBY pun terpaksa turun gunung entah yang ke sekian kalinya.

Kalau nanti ada yang mengaitkan kasus Enembe ke Demokrat, maka tidak bisa disalahkan juga. Enembe adalah kader Demokrat sehingga sudah menjadi tugas Demokrat agar mendinginkan situasi di sana dengan mendesak agar Enembe patuhi proses hukum, bukan bertingkah seperti raja dan mengerahkan massa untuk bikin keributan.

Saya pribadi merasa aneh dengan para pendukung Enembe. Ada uang ratusan miliar yang terseret dalam kasus itu, yang merupakan hak rakyat Papua juga. Masa mereka tidak marah haknya dirampas demi tujuan pribadi? Malah banyak yang membela mati-mati. Korupsi dan suap itu penyakit yang sudah mendarah daging, penyebab mundurnya wilayah dan terhambatnya kesejahteraan warga. Kalau ada yang membela, maka perlu dipertanyakan motifnya.

Jangan sampai nanti Demokrat diseret, langsung mewek dan ngambek. Nanti ada yang prihatin dan merasa dizolimi lalu mencari kambing hitam. Inilah saatnya Demokrat jadi pahlawan yang membantu penegak hukum menangani Lukas Enembe. Kalau mau pencitraan, sekaranglah saatnya.

Kalau berhasil, bisa dipamerkan ke publik bahwa Demokrat menentang korupsi, meskipun ada kemungkinan publik tetap tidak akan percaya, hahaha.

Kalau tidak, siap-siaplah jadi sasaran sindiran. Bola panas sekarang ada di tangan Demokrat. Apakah mereka akan diam saja, atau sekedar memberikan penjelasan normatif atau bertindak tegas.

Bagaimana menurut Anda?