Politik

Ngeri! Tifatul Sembiring Kasih Kode Prabowo Memang Suka Melakukan Tindak Kekerasan.

Fery Padli 7 months ago 2.7k

Belakangan ini muncul lagi kabar Prabowo melakukan tindak kekerasan. Korbannya adalah salah seorang wakil menteri di Kabinet Indonesia Maju. Pejabat negara yang kurang beruntung itu disebut dicekik dan ditampar oleh Prabowo karena kementeriannya tidak mendukung program yang diamanahkan Presiden kepada dia.

Banyak pihak yang membantah isu itu, terutama para pendukung Ketum Gerindra tersebut seperti Ade Armando, Dahnil Anzar Simanjuntak, dll.

Dan itu wajar sih, karena mereka takut Capres yang mereka dukung gagal terpilih jadi presiden lagi nanti.

Tapi yang jadi pertanyaan di sini, kenapa sampai sekarang si Wamen yang bersangkutan tidak pernah melakukan klarifikasi? Seharusnya kalau memang dia gak dicekik, ngomong dong ke publik, katakan yang sebenarnya.

Yang ini diam saja kayak patung gajah.

Sedangkan kalau melihat dari rekam jejaknya, Prabowo doyan melakukan tindak kekerasan sudah menjadi rahasia umum. Baik kekerasan fisik maupun psikis.

Pertama, tindak kekerasan yang pernah dia lakukan diungkap oleh Hermawan Sulistyo. Ketua Tim Investigasi TGPF (Tim Gabungan Pencari Fakta) Kerusuhan Mei 1998 itu mengatakan, kenapa Prabowo telat lulus dari Akmil kala itu, karena dia gebukin SBY.

"Anda tidak tahu bahwa SBY itu pernah dipukul Prabowo waktu di Akmil, di Akabri waktu itu. Kenapa tidak ada orang yang bertanya dalam catatan biodata Prabowo, harusnya lulus tahun 1973? Kenapa lulusnya tahun 1974? Ini enggak ada orang yang nanya. Katanya Prabowo pintar, kok enggak naik kelas? Berarti ada yang lain, kan? Ya itu tadi, nggebukin SBY, gitu," demikian ujar Hermawan pada 2014 silam dengan nada serius.

Penyebabnya karena SBY diduga melaporkan Prabowo (yang bolos ke Jakarta) ke Gubernur Akmil kala itu Sarwo Edhie Wibowo.

Kedua, Prabowo pernah melempar HP ke petinggi PPP pada 2009 silam sambil marah-marah. Hal ini disebabkan oleh PPP menarik dukungan dari pendiri Partai Gerindra tersebut.

Ada pun yang jadi sasaran pelemparannya kala itu adalah Suharso Monoarfa.

Beruntung Suharso masih bisa mengelak, sehingga kepalanya gak sampai bonyok dihantam HP milik Prabowo.

Ketiga, beredar kabar Prabowo tampar dan usir Sandiaga Uno pasca mereka kalah di Pilpres 2019 lalu.

Informasi ini memang sempat dibantah oleh Sandi. Namun kalau melihat ekspresinya waktu itu yang begitu ketakutan, bisa jadi ia benaran kena tampol.

Hal ini diperkuat oleh Menteri Pariwisata tersebut yang akhirnya hengkang dari Gerindra.

Siapa coba yang mau, sudah diporotin, kalah Pilpres, kena usir, kena tabok pula?

Keempat, pada tahun 2019 juga berbedar video yang memperlihatkan Prabowo memukul dengan keras tangan salah seorang petugas keamanan yang sedang memegangi mobil yang ditumpanginya.

Kelima, beredar video Prabowo marah-marah di depan ulama di Sumenep, Jawa Timur.

Penyebabnya hanya karena ada seorang peserta bicara saat Prabowo tengah bicara di mimbar.

Asli mengerikan...

Nah perilaku Prabowo yang tukang marah, tukang tampar, tukang lembar HP dan tukang cekik atau doyan melakukan tindak kekerasan itu baru-baru ini juga diungkap oleh mantan Presiden PKS Tifatul Sembiring.

Lalu, bagaimana ceritanya?

Awalnya mantan Menkominfo era SBY tersebut menanyakan kebenaran isi berita dari laman Kata Logika yang berjudul 'Para Menteri Trauma Pasca Prabowo Cekik dan Tampar Wamen'.

"Kalau boleh saya bertanya, apakah informasi ini (Prabowo tampar dan cekik Wamen) valid? Adakah yang bisa memberi penjelasan?" demikian cuitnya melalui akun Twitter @tifsembiring

Yang itu dikomentari oleh netizen pemilik akun Twitter @Ramadian40,

"Oh itu, kenapa PKS gak mau gabung ke Koalisi Indonesia Maju (versi Prabowo) ya tadz? Takut kena (cekik dan tampar) ya?"

Tidak menunggu waktu lama, cuitan tersebut langsung dibalas oleh Tifatul dengan mengatakan,

"Gak kuat (usung Prabowo), mesti pake helm tiap ngantor"

Hahaha

Memang sih Tifatul tidak secara langsung mengatakan Prabowo doyan melakukan tindak kekerasan. Tapi sangat jelas apa yang dia maksud 'mesti pake helm' itu, Prabowo suka melempar HP serta menampar saat marah, sehingga kader PKS harus antisipasi setiap hari.

Caranya dengan memberikan perlindungan di bagian kepala agar ketika kena lemparan atau kena tampar gak sampai benjol dan pipi memerah.

Bayangkan kalau dia jadi presiden. Punya kekuasaan yang besar, tingkat stresnya tinggi tapi tidak bisa mengendalikan diri. Siap-siap saja menteri kena tampar semua.

Dan orang terdekatnya pun rentan menjadi korban kekerasan ketika melakukan perbuatan yang tidak sesuai dengan keinginan Prabowo.

Ngeri....

Jadi ibarat peribahasa 'lebih baik mencegah daripada mengobati'.

Lebih baik tidak memilih Capres yang temperamen daripada nanti punya presiden ngamukan.