Politik

Ngakak! Main Bola Di Papua, Jokowi Mau Sentil Ganjar, Tapi Prabowo Yang Kena!.

Ninanoor 5 months ago 1.8k

Baru beberapa hari yang lalu, Pak Ganjar Pranowo melakukan kunjungan ke Papua. Tepatnya sejak hari Senin tanggal 20 November. Kemudian pada hari Rabunya, tanggal 22 November, ternyata Presiden Jokowi juga melakukan kunjungan kerja ke Papua. Mungkin hanya kebetulan saja ya.

Tapi memang ada beberapa hal yang sangat pas untuk dilihat dari segi kaca mata politik ya. Pertama, sambutan meriah masyarakat Papua terhadap Pak Ganjar Sumber. Masyarakat Papua memang punya kedekatan khusus dengan Pak Ganjar. Terutama adanya bantuan-bantuan yang diterima oleh putra putri Papua ketika mereka bersekolah atau kuliah di Jawa Tengah Sumber. Pak Ganjar dikenal sangat memberikan banyak perhatian dan bantuan pada anak-anak Papua di Jawa Tengah. Termasuk bantuan biaya, sembako, jaminan keamanan dan lain sebagainya. Sehingga para orang tua, pelajar dan mahasiswa dari Papua merasa sangat berterima kasih pada Pak Ganjar sumber. Jadi gak heran ya, nama Pak Ganjar cukup dikenal di Papua.

Walaupun demikian, ada juga satu kejadian di sana yang dirasa intimidatif terhadap kunjungan Pak Ganjar. Yakni pencopotan spanduk Ganjar-Mahfud, yang berlokasi di jalan menuju Bandara Sentani, Kabupaten Jayapura Sumber. Pencopotan spanduk ini terjadi menjelang kedatangan Pak Ganjar di sana. Tidak ada penjelasan dari petugas yang mencopot. Katanya hanya melaksanakan perintah saja. Pasti ada yang ngasih perintah, dan pasti dimaksudkan untuk mengintimidasi Pak Ganjar sebagai capres. Tentunya Pak Ganjar cuek saja. Karena yang penting kan di sana Pak Ganjar mendapatkan sambutan yang hangat dari masyarakat dan para tokoh adat Sumber.

Rangkaian kunjungan Pak Ganjar di Papua adalah untuk mendengar langsung suara rakyat Papua. Ganjar mencatat bahwa yang diharapkan oleh rakyat Papua saat ini dan ke depannya adalah akses pendidikan yang memadai dan pengembangan sumber saya manusia yang unggul Sumber. Selain itu, Pak Ganjar juga mendapat banyak masukan aspirasi dari masyarakat, para tokoh adat dan agama. Antara lain soal kesehatan, pendidikan, infrastruktur hingga seni budaya.

Sambutan rakyat Papua terhadap Pak Ganjar memang sangat meriah ya. Ada yang mengangkat Ganjar jadi keluarga tokoh adat. Kemudian ada pula Kepala Suku yang langsung memberikan dukungan terhadap Pak Ganjar sebagai calon Presiden RI Sumber.

Pak Ganjar juga sempat mengunjungi rumah warga yang kondisinya kurang bagus ya. Ini sebuah ciri khas Pak Ganjar. Selalu dekat dengan rakyat. Gak hanya mengunjungi lokasi-lokasi yang bagus. Beliau juga sudah biasa mengunjungi warga dengan kondisi yang minim. Jadi beliau tahu betul bagaimana kondisi sebenarnya di lapangan. Tidak ada batasan dengan rakyat. Juga tidak mau dilayani. Maunya ya melayani rakyat. Ini bedanya Pak Ganjar sama yang gemoy itu ya.

Dari segi politis, sambutan terhadap kunjungan Ganjar ke Papua memang cukup mengkhawatirkan kubu sebelah. Seorang biasa yang bukan lagi menjadi pejabat, mendapatkan sambutan hangat dan meriah dari masyarakat, maupun dari para tokoh adat. Kok bisa? Jadi wajar ya kalau spanduknya pun jadi sasaran intimidasi. Bagi mereka, spanduk itu sudah jadi sangat menakutkan. Cuma satu spanduk itu ya. Padahal spanduk pasangan lain itu kan jumlahnya banyak dan tersebar ke mana-mana dengan masif. Tapi dengan minim spanduk sja, Pak Ganjar ini sudah sanggup menarik hati masyarakat Papua lho.


1727571127676137628

Oleh sebab itu, kita sampai ke peristiwa kedua, kejadian yang menarik dari segi politik. Yakni kegiatan Presiden Jokowi bermain sepak bola bersama anak-anak di Biak, Papua Sumber. Kegiatan Pak Jokowi ini memang jadi yang paling menarik, di antara semua berita tentang kunjungan kerja beliau di Papua. Meresmikan bandara dan membuka acara itu kan kegiatan yang biasa dilakukan presiden. Kalau main sepak bola, nah ini kan jadi spesial.

Saya baca di postingan akun resmi instagram Pak Jokowi, ternyata kegiatan sepak bola ini memang di luar agenda kerja ya. Di sana kan disebut bahwa Pak Jokowi datang ke lapangan sepak bola, di mana sudah ramai para warga yang datang untuk menyaksikan permainan sepak bola antar-pelajar. Pak Jokowo katanya ikut masuk ke lapangan dan mengajak para pelajar itu main sepak bola bersama beliau Sumber.

Secara politis, kegiatan Pak Jokowi ini bisa diartikan sebagai sarana untuk menunjukkan betapa berpengaruhnya Jokowi di Papua. Semacam unjuk kekuatan politik ya. Ini juga ditunjang dengan perkataan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, yang mendampingi kunjungan presiden di sana. Menteri Bahlil meminta masyarakat Papua untuk tahu diri, karena Presiden Jokowi sudah sangat baik dan mau hadir di sana, walaupun masih capek sehabis melakukan kunjungan kerja lain sebelumnya Sumber. Sekali lagi, masyarakat Papua diminta tahu diri. Waah ini bahasanya sangat tendensius ya. Apalagi jika dikaitkan dengan sambutan hangat masyarakat Papua terhadap capres nomor 3, Ganjar Pranowo. Sementara, Bahlil ini memang pendukung Prabowo, kan Sumber.

Tapi kok maksa ya? Pilihan politik itu kan gak boleh dipaksakan. Kok kesannya jadi sangat otoriter. Padahal pemilu itu kan harusnya berlangsung secara jujur dan adil. Udah kayak jaman Orba beneran nih! Apakah memang rakyat di seluruh Indonesia ini bakal diperlakukan seperti itu? Dipaksa untuk memilih Prabowo-Gibran, dengan cara dipaksa untuk menyadari adanya utang budi terhadap Presiden Jokowi. Lho kan pembangunan yang dilakukan oleh Presiden Jokowi merupakan tugas beliau sebagai presiden? Harusnya kan gak pakai prinsip utang budi dong. Rakyat sudah memberi mandat. Dan kemudian sebagai presiden, Pak Jokowi bekerja melayani rakyat. Kan jadi gak wajar dan gak masuk akal ya. Masak rakyat dipaksa untuk menganggap bahwa hasil kerja Presiden Jokowi itu adalah sebuah utang budi yang kemudian harus dibalas oleh rakyat. Aturan dari mana ini? Ini cara mainnya sudah sangat melenceng dari koridor demokrasi.

Main sepak bola, itu merupakan upaya untuk memperlihatkan kedekatan dan kekuatan Pak Jokowi terhadap masyarakat Papua. Perkataan menterinya juga mendukung upaya unjuk kekuatan politik ini. Pastinya unjuk kekuatan ini diarahkan ke kubu Ganjar. Saya kira tim pemenangan Ganjar-Mahfud pun paham kok. Tapi, ternyata, justru kegiatan Pak Jokowi ini sebenarnya juga bisa menjadi senjata makan tuan. Masalahnya, yang bakal bertanding di 2024 kan Prabowo. Kalau Prabowo dianggap bisa melanjutkan kinerja dan program Pak Jokowi. Apakah Prabowo sanggup main bola sama anak-anak seperti Pak Jokowi? Kalau Pak Ganjar sih pasti sanggup. Pak Mahfud itu juga enerjik lho. Pak Mahfud itu hobinya main tenis meja, jadi gerakannya masih lincah. Nah kalau Pak Prabowo gimana? Main sepak bola ya, bukan naik kuda lho.

Justru kegiatan Pak Jokowi bermain sepak bola itu, jadi bikin publik bertanya-tanya. Nanti kalau jadi presiden, Pak Prabowo bisa gak se-enerjik dan selincah Pak Jokowi? Ya kan? Gimana mau ngurus negara seluas Indonesia, dan rakyat sebanyak rakyat Indonesia, kalau secara fisik gak sekuat Pak Jokowi? Ini sebuah refleksi dari kegiatan Pak Jokowi sendiri bermain sepak bola. Maksudnya mau menyentil Pak Ganjar, tapi sebenarnya yang kena itu justru Pak Prabowo. Main sepak bola lho ya, gak joget-joget. Mungkin lain kali Pak Jokowi memakai simbol lain saja. Misalnya joget-joget, juga sebentar aja. Jangan kelamaan. Nanti gak bisa ditiru soalnya hehehe...

Saya sih maunya punya presiden yang kuat fisiknya, yang enerjik, yang lincah, yang suka olah raga, agar bisa tahan bekerja banyak dalam waktu yang lama. Agar sanggup mengurus negara sebesar Indonesia ini. Harus sanggup kerja keras. Untuk melayani rakyat. Gitu kan teman-teman? Begitulah kura-kura!

Tulisan sebelumnya: Tiga Pengalihan Isu Untuk Tutupi “Aib” Sang Ibu!

Tulisan-tulisan saya yang lain bisa dibaca di sini : Ninanoor

Credit foto : solopos.com