Politik

Ngakak! Kena Php Cak Imin, Demokrat Nyesek Gigit Jari, Ambyarr!.

Ninanoor 2 years ago 2.9k

Adanya aturan ambang batas presidensial 20 persen jumlah kursi DPR, bagi partai politik untuk dapat mengusung capres/cawapres, mengharuskan sejumlah partai politik membentuk koalisi, jika mau mengusung capres/cawapres pada 2024. Kita pun sudah menyaksikan pembentukan koalisi pertama, yakni oleh Golkar, PAN dan PPP. Dengan nama Koalisi Indonesia Bersatu (KIB). Sedangkan partai NasDem sudah bikin gebrakan sendiri dengan mengumumkan 3 bakal capres 2024, walaupun NasDem belum berkoalisi dengan partai lainnya.

Partai-partai yang jumlah kursinya di DPR RI tidak sampai 10 persen, harus berusaha lebih keras untuk mendapatkan rekan koalisi, jika berkehendak mengusung capres sendiri. Seperti partai oposisi yang ada sekarang, yakni PKS (8,9 persen) dan Demokrat (9,3 persen). Kalaupun kedua partai ini berkoalisi, mereka masih memerlukan satu partai lagi untuk memenuhi ambang batas 20 persen. Sementara, baik PKS maupun Demokrat nampaknya juga bernafsu untuk mengusung capres sendiri. Terutama Demokrat ya. Kelihatan sekali Ketumnya AHY dan bapaknya Ketum, SBY ke mana-mana. Demokrat memang ingin agar AHY nyapres. Mau jadi gubernur gagal, jadi menteri enggak. Pilihan terakhir ya jadi presiden dong hehehe…

Demokrat ini pokoknya pede abis lah, bahwa AHY harus nyapres. Pokoknya AHY lebih pintar lah daripada Presiden Jokowi. Walaupun tidak pernah punya pengalaman jadi pejabat publik. Kepintaran AHY sudah melewati langit ketujuh, di dunianya Partai Demokrat gitu. Oleh sebab itu, wajar jika Demokrat sangat berharap ada partai yang mau berkoalisi dengannya.

Di antara partai-partai lain yang sedang mencari teman koalisi, terdapat PKB dengan ketua umumnya Muhaimin Iskandar atau Cak Imin atau Gus Muhaimin. Cak Imin memang terlihat gencar, sangat gencar, mempromosikan dirinya sebagai capres 2024. Dari baliho hingga iklan di televisi.

Untuk teman koalisi, pada awal Juni lalu, PKB menggulirkan wacana koalisi dengan PKS. Nama koalisi ini pun dirancang untuk menarik perhatian publik, yakni Koalisi Semut Merah Sumber. Tentu dengan syarat, bahwa Cak Imin lah yang menjadi capres 2024.

Kemudian PKB memasang poster capres/cawapres yang bakal diusung oleh Koalisi Semut Merah. Yakni Cak Imin dan Anies Baswedan Sumber. PKB sendiri menyatakan soal koalisi ini masih cair, jadi masih bisa berubah. Artinya, foto pasangan Cak Imin di 2024 bisa saja berubah. Sedangkan alasan keberanian PKB membuat poster pasangan Cak Imin - Anies, ternyata sekedar menyatakan keseriusan Cak Imin dalam kompetisi Pilpres 2024. PKB hanya bisa memberikan dukungan nyata buat Anies untuk nyapres, dengan syarat, jika memang Anies bisa membawa partai yang punya 10 persen kursi di DPR Sumber. Owww gituu… Jadi sebenarnya Anies yang disuruh kerja nyari partai lain buat rekan koalisi PKB.

Dari sini sebenarnya sudah bisa dilihat bahwa memberikan harapan menjulang tinggi merupakan salah satu strategi PKB, untuk mendapatkan rekan koalisi. Ngasih harapan ke Anies buat diusung, sampai dibuatkan poster ke mana-mana. Tapi ujung-ujungnya ngasih syarat bawa partai lain. Namanya juga usaha, ya kan?

Di lain sisi, Demokrat makin ngebet mendapatkan rekan koalisi. Apalagi ketika Presiden Jokowi mengumumkan reshuffle kabinetnya beberapa hari lalu. PAN ternyata masuk dalam partai koalisi pendukung pemerintahan Presiden Jokowi, dengan masuknya Zulkifli Hasan sebagai salah satu menterinya Presiden Jokowi. Kesel dong koalisi pendukung Presiden Jokowi makin gemuk aja Sumber. Sementara AHY tidak pernah sekalipun dikasih jabatan… hiks!

Demokrat pun makin panas. Nggak mau kalah, akhirnya keluar berita di media, bahwa Demokrat, PKB dan PKS akan segera mendeklarasikan koalisi buat Pilpres 2024 Sumber. Baik PKB maupun Demokrat terlihat bersemangat merespons berita soal koalisi ini.

PKB pun menyebut bahwa jika Demokrat bergabung, maka Koalisi Semut Merah akan menjadi Koalisi Naga Merah Sumber. Sebagai catatan, Koalisi Semut Merah PKB dan PKS memang belum sampai mencapai jumlah 20 persen kursi DPR. Artinya, mereka memang memerlukan satu partai lagi. PKB menyebut bahwa sebentar lagi mereka akan mengumumkan soal koalisi baru ini.

Demokrat juga menyambut dengan antusias. Demokrat sampai menyebutkan alasan kedekatan dengan PKB dan PKS. Kepada media, Demokrat memaparkan kesamaan visi dan cara pandang antara Demokrat dengan PKB dan PKS. Dan mereka juga pernah berada dalam satu koalisi selama dua periode pemerintahan Presiden SBY. Bahkan Demokrat bersedia mengesampingkan soal Capres/Cawapres dulu, agar koalisi ini bisa terbentuk Sumber. Artinya, Demokrat sudah menyatakan kepada publik, bahwa mereka mau mengalah demi berkoalisi dengan PKB dan PKS. Nggak apa-apa deh, nggak maksain AHY jadi capres. Yang penting Demokrat dapat teman koalisi dulu.

Sejalan dengan berita koalisi Demokrat, PKB dan PKS ini, muncul berita lain dari pengamat politik. Yang menyebut bahwa ada 3 tokoh yang berpotensi untuk diusung oleh koalisi ini, sebagai pasangan capres/cawapres. Yang tidak lain adalah Ketua Umum masing-masing partai. Yakni AHY, Cak Imin dan Salim Segaf. Di mana AHY disebut memiliki elektabilitas tertinggi Sumber.

Makin berbunga-bunga dong Demokrat. Seakan besoknya, koalisi akan diumumkan secara resmi oleh ketiga partai. AHY mungkin sudah berkhayal, membayangkan poster dirinya nyapres, bersama Cak Imin. AHY - Cak Imin untuk 2024. Mungkin namanya jadi AHYMIN? Atau GusMin?

Namun apa yang terjadi? Hari Jumatnya baru ngomongin soal koalisi. Eh hari Sabtunya, Cak Imin malah bertemu dengan Ketum partai Gerindra, Prabowo Subianto. Dan kemudian langsung mengumumkan kesepakatan koalisi untuk Pilpres 2024 Sumber. Mereka juga menyatakan membuka pintu kerja sama dengan partai lain Sumber.

Loh kok Gerindra dan PKB yang membuka diri untuk menerima partai lain merapat. Bukannya Demokrat, PKB dan PKS yang disebut demikian? Artinya, hubungan PKB dengan Gerindra lebih erat ketimbang dengan PKS dan Demokrat kan? Demokrat pun bagai tersambar petir di hari yang cerah. Apalagi, menurut PKB, koalisi baru yang diberi nama koalisi Kebangkitan Indonesia Raya (KIR), akan mengusung duet Prabowo-Cak Imin dalam Pilpres 2024. Langsung tancap gas, begitu kata petinggi PKB Sumber. Iya dong, kan koalisi Gerindra - PKB sudah melebihi angka 20 persen.

Sedangkan, hubungan antara Demokrat dan Gerindra tidak bisa disebut baik dan hangat. Pada Pilpres 2019, Demokrat memberikan dukungan ala kadarnya buat Prabowo. Bahkan dimulai dengan isu heboh jenderal kardus yang disemprotkan oleh Andi Arief. Di Pilpres 2014 juga Demokrat disebut memperkecil kemungkinan kemenangan Prabowo waktu itu Sumber.

Gimana sih PKB, udah ngasih harapan, eeh malah jadian sama yang lain. Petinggi Demokrat, Andi Arief pun langsung turun merespons pengumuman koalisi Gerindra - PKB ini. Ini nih, masternya diturunkan buat menyentil kedua partai. Ditanggung pedes level dewa. Andi Arief menyebut koalisi Gerindra - PKB bagai anak gadis yang dipaksa menikah oleh orang tuanya Sumber. Maksudnya menikah dengan hati yang luka gitu? Tapi dalam foto di media, tampak Cak Imin dan Prabowo tertawa dengan suka cita tuh. Dengan latar belakang tepuk tangan meriah dari petinggi masing-masing partai Sumber. Hepi banget dehh…

Demokrat mungkin lagi kesel sekesel-keselnya sama PKB. Solusi yang diharapkan buat dapat mengusung AHY nyapres pun buyar. Bisa sih bergabung ke koalisi Gerindra - PKB, tapi kan gengsi lah. Lagi pula, koalisi itu menutup kemungkinan pengusungan AHY. Apalagi Gerindra punya jumlah kursi yang paling besar. Besar pula kekuatannya untuk memaksakan agar Prabowo lah yang jadi capres. Dan yang pasti, PKB bakal sulit untuk mengalah buat ngasih posisi cawapres ke AHY. Semua gara-gara Cak Imin nih. Mungkin begitu lah suara hati Demokrat, sambil berjalan lunglai ke pojokan. Nyesek! Kita lihat nanti perkembangan selanjutnya ya. Selalu dari kura-kura!


_x7LC4h0P0A

Tulisan sebelumnya: Anies-JK-Bachtiar Nasir Bakal Jadi Poros Khilafah 2024? Bahaya!

Tulisan-tulisan saya yang lain bisa dibaca di sini : Ninanoor

Credit foto : aktualitas.id, beritasatu.com