Politik

Ngakak! Kadernya Dukung Anies, Terkesan Dibiarkan Saja oleh Demokrat yang Dukung Prabowo.

Fery Padli 7 months ago 923.0

Baru-baru ini Partai Demokrat kembali menggelar Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas). Salah satu hasilnya adalah Partai Demokrat mendukung Prabowo sebagai Capres 2024.

"Malam hari ini Kamis tanggal 21 September 2023, pada Rapat Pimpinan Nasional Partai Demokrat bertempat di Jakarta Convention Center, saya Agus Harimurti Yudhoyono, Ketua Umum Partai Demokrat secara resmi dan terbuka mendeklarasikan Bapak Prabowo Subianto sebagai calon presiden republik Indonesia dalam Pemilu 2024," demikian ujar AHY di hadapan ratusan pengurus Demokrat dengan nada agak serius.

Kalau melihat ke belakang, sebenarnya Partai Demokrat ini bukan pendukung Prabowo tapi pendukung Anies. Partai berlambang bintang Mercy itu pun sudah masuk ke Koalisi Perubahan cukup lama yakni sejak 2022 silam.

Pada Maret 2023, AHY juga sudah menandatangani piagam Koalisi Perubahan bersama Ketum Partai NasDem Surya Paloh serta Presiden PKS Ahmad Syaikhu. Yang ini menjadi bukti bahwa Partai Demokrat sudah secara resmi mengusung Anies sebagai Capres 2024.

Eh belum juga Pilpres 2024 digelar, partai itu malah secara resmi juga menyatakan dukungan ke Prabowo.

Memang benar-benar partai yang tidak bisa dipercaya omongannya. Persis seperti slogan 'katakan tidak pada (hal) korupsi'.

Lantas, apa yang menjadi penyebab Demokrat hengkang dari Koalisi Perubahan tersebut?

Persoalannya sepele yakni Anies memilih Cak Imin sebagai Cawapres dia padahal AHY juga menginginkan posisi itu.

Jadi Partai Demokrat bisa dibilang ngambek lantaran Ketumnya gagal terpilih jadi pendamping Anies.

Pertanyaannya, bagaimana mau jadi pemimpin poros perubahan kalau jadi Cawapres saja sudah ditolak? Hehehe

Namun yang menarik di sini sebenarnya bukan merajuknya Partai Demokrat itu dan gak lakunya AHY, melainkan respon mereka terhadap kadernya yang belum bisa move on dari mendukung Anies. Atau dengan kata lain, meskipun Partai Demokrat sudah secara resmi mengusung Prabowo dan sudah secara resmi berpisah dengan Anies tapi masih ada juga kadernya yang secara terang-terangan menyatakan dukungan kepada Anies.

Nah, kader Demokrat yang secara terang-terangan mengatakan masih mendukung Anies tersebut kini videonya viral di dunia maya.

Berikut isi percakapan di video itu.

Awalnya ada dua orang mengenakan seragam resmi Partai Demokrat bercakap-cakap.

"Pak dari mana?," tanya salah seorang membuka percakapan.

"Saya dari DKI Jakarta," jawab seorang lagi yang di seragamnya terlihat tulisan nama Suroyono.

"Sama saya di Jagakarsa. Ini (dari) Partai Demokrat?," lanjut pria yang berambut belah tengah itu.

"Dari Partai Demokrat ya (saya dari Partai Demokrat)," jawab Suroyono.

"Ntar siapa nyoblos calon presidennya?," tanya pria itu lagi

"Tetap di Anies Baswedan," ungkap Suroyono

"Sama Pak, (saya juga dukung) Anies Baswedan," tutup pria berambut belah tengah.

Keduanya kemudian tertawa. Hahaha

Lantas, apa tanggapan warganet kader Demokrat mendukung Anies tersebut?

"Saya pun kader Demokrat tapi pilih Anies," cuit pemilik akun Twitter @makelarCapres

"Di kampungku banyak pendukung Demokrat, tapi untuk presiden pada mendukung Anies," lanjut pemilik akun Twitter @AriMencari78

Ternyata banyak pula pemilih Partai Demokrat bahkan kader Demokrat yang tetap mendukung Anies meski partai besutan SBY itu mengusung Prabowo.

Lalu, apa tanggapan Demokrat kadernya mendukung Anies tersebut?

Datar banget dan terkesan melakukan pembiaran gitu.

Hal ini seperti yang diungkapkan oleh Wasekjen Partai Demokrat, Jansen Sitindaon.

Melalui akun Twitternya @jansen_jsp, dia mengatakan,

"Demokrat hampir 1 tahun mengusung Anies (sebagai Capres) sehingga wajar bila ada kader yang belum bisa move on atau belum bisa menerima Prabowo sebagai Capres yang diusung. Dan seluruh kader wajib patuh pada keputusan Majelis Tinggi Partai yakni mengusung Prabowo,"

"Jika kader tidak mematuhi keputusan ini maka dicap sebagai pelanggar AD/ART partai,"

Cadas...

Ngomong doang melanggar AD/ART partai tapi sampai sekarang gak dikasih sanksi apa pun. Beda dengan PDIP yang memecat Budiman Sudjatmiko ketika dia mendukung Prabowo.

Jadi fiks, Partai Demokrat tidak sepenuh hati mendukung Prabowo.

Kok bisa?

Karena, selain itu ada masalah lain,

Pertama, SBY pernah digebukin oleh Prabowo saat keduanya sama-sama menempuh pendidikan di Akmil dulu. Sampai sekarang hubungan kedua politisi senior itu tidak benar-benar baik.

Kedua, NasDem kini (yang menolak AHY jadi Cawapres Anies) tidak ada bedanya dengan Gerindra dulu.

Pada Pilpres 2019 silam, AHY juga pernah ditolak mentah-mentah oleh Prabowo sebagai Cawapres dia.

Dan ketiga, tidak ada untungnya bagi Partai Demokrat memenangkan Prabowo.

Lha wong Cawapresnya bukan AHY kok, tapi orang lain.

Di samping itu, kursi menteri strategis tentu sudah menjadi milik Gerindra, PAN, Golkar, PBB.

Artinya kalau pun Prabowo menang, Partai Demokrat cuma dapat sisanya doang.

Benar-benar bikin nyesek. Hehehe

Jadi, daripada nanti kecewa, gak bisa mengontrol emosi, lalu melempar HP dan mencekik leher SBY, mending Prabowo gak usah deh terlalu berharap dukungan dari Partai Demokrat.