Politik

Menunggu Makan Siang Gratis.

DHEKO 2 months ago 606.0

Sebenarnya Indonesia itu kaya (?). Betul. Pada masa-masa menjelang pemilu 2024 ini saja, kabarnya program banjir bantuan sosial (bansos) telah menelan anggaran negara sebesar hingga lebih-kurang Rp.490 triliun. Sungguh anggaran bantuan yang sangat besar, beda-beda tipis dengan yang dikeluarkan sewaktu pandemi Covid-19 lalu.

Nah. Sudahlah kaya, dermawan pulak!

Benar, dermawan. Iya bagaimana tidak dermawan, bansos kan semangatnya negara dalam memberi kepada mereka warga yang dituju? Iya, yang dituju, bukan semata mereka yang membutuhkan. Pokoknya suka ngasih gratisan.

Prabowo-Gibran, calon kuat pemenang pilpres 2024, dalam kampanyenyapun salah satu jualan yang gencar dijanjikan adalah makan siang gratis. Kabarnya program tersebut menyasar anak- sekolah. Dermawanjugak kan?

Duit negara yang dibutuhkan untuk memenuhi janji kampanye itupun kabarnya tidak akan kecil. 400-an triliun juga.

Asalnya, katanya akan dipotongkan dari subsidi BBM. Bahasanya sih bukan memotong subsidi, tapi disebut sebagai efisiensi. Ya, suka-suka merekalah. Kan mereka yang menang, yang punya kuasa!

Masalahnya adalah, makan siang itu akan diberikan kepada anak-anak sekolah. Yang di mana sebelumnya mereka sudah diserbu oleh berbagai macam jajanan. Perlu diketahui bahwa pada 2022, 1 dari 5 anak usia 5-12 tahun di Indonesia telah mengalami gemuk atau obesitas. Nah, bila kemudian ditambah diberikan makan siang gratis, apa tidak malah membuat mereka semakin menjadi lebih gemuk?

Namun bila kemudian program tersebut membuat para murid berkurang jajannya, bukankah akan menimbulkan masalah baru? Bagaimana dengan para emak dan abang-abangan penjual jajanan tadi, bukankah akan membuat kehidupan mereka terancam menjadi lebih susah?

Belum lagi bila berbicara ke soal standar makanan sehat yang bakal diberikan dalam program tersebut nantinya. Bukankah patokan makanan yang sehat itu, secara mudahnya adalah seperti yang diberikan kepada pasien di rumah sakit? Hambar, karena memang menghindari banyak bumbu terutama garam dan gula? Nah, apakah kemudian nanti anak-anak tersebut akan mau menikmatinya??

Lalu bila berbicara ke hal yang lebih besar, yaitu bagaimana akan menyediakan bahan makanan untuk menjalankan program tersebut? Bukankah sekarang saja harga pangan seringkali lebih sering mengalami kenaikan daripada penurunan? Gejolak harganya terkadang sulit untuk dikendalikan.

Sementara itu, Prabowo saja gagal dalam menjalankan tugas food estate-nya. Masa iya harus menggenjot impor lagi? Bisa-bisa tambah kobol-kobol anggaran negara yang saat ini saja masih defisit itu???....

**

Lah, memangnya kapan program makan siang gratis tersebut akan dimulai? Katanya sih masih lama …..