Politik

Menilai Dinasti Politik Jokowi.

Adin a year ago 654.0

Seorang teman mengatakan bahwa Jokowi sekarang ini sedang membangun dinasti politik. Melihat fakta bahwa keluarga Jokowi banyak yang menjadi pejabat negara. Mulai dari Jokowi jadi Presiden RI, Gibran jadi Walikota Solo dan sang mantu Bobby Nasution jadi Walikota Medan.

Berita terbaru dan mengejutkan banyak pihak, Kaesang Pangarep yang sebelumnya tidak mau jadi pejabat karena gajinya kecil, sekarang menyatakan ketertarikannya pada politik. Makin banyak keluarga Jokowi yang terjun ke dunia politik.

Banyak pihak yang berprasangka buruk dan khawatir terhadap fenomena ini. Publik khawatir jika Indonesia akan dikuasai keluarga Jokowi. Kekhawatiran yang berlebihan saya kira.

Satu hal yang harusnya tidak membuat khawatir bagi masyarakat adalah karena pemimpin kita mulai dari Pilkada kabupaten dipilih langsung oleh masyarakat. Jadi kita bisa mengontrol terjadinya dinasti dengan ruang ini.

Jika masyarakat takut dengan dinasti politik Jokowi, ketika ada kontestasi pilkada bahkan Pilpres jangan memilih keluarga Jokowi. Begitu saja simpel. Tetapi jangan berprasangka buruk ketika faktanya suatu saat nanti semua anggota keluarga Jokowi mampu jadi pemimpin karena dipilih oleh mayoritas masyarakat Indonesia.

Prasangka buruk dan kekhawatiran terhadap dinasti politik memang bisa dimaklumi. Karena kebanyakan dinasti politik yang ada di Indonesia selama ini seolah memperluas praktik korupsi dan tidak membawa perubahan yang baik.

Pada tahun 2019 lalu, Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Basaria Panjaitan mengatakan sejumlah perkara korupsi di KPK melibatkan klan-klan politik di daerah.

Contoh dinasti politik tanah air yang mengkhawatirkan publik adalah korupsi dinasti politik Ratu Atut Chosiyah di Banten. Selama menjabat sejak 2007 hingga 2017, Ratu Atut menempatkan kerabatnya di pemerintahan Banten—mulai dari wali kota Tangerang Selatan, wali kota Serang, wakil bupati Serang— hingga lembaga legislatif daerah.

Ratu Atut sendiri terjerat dua kasus korupsi yang membuatnya mendekam sekitar tujuh tahun di penjara. Pada September 2022 lalu, dia dinyatakan bebas bersyarat.

Pada 2021, Bupati Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, Dodi Reza Alex Noerdin tersandung kasus dugaan korupsi. Dia adalah anak mantan Gubernur Sumatera Selatan Alex Nurdin. Dodi divonis enam tahun penjara. Ayahnya, Alex Noerdin, pun tersandung dua kasus korupsi dan divonis 12 tahun penjara.

Terkait dinasti politik ini seorang teman mempunyai pendapat yang berbeda. “Dinasti politik tidak masalah asal membawa kemajuan bagi bangsa ini, orangnya benar-benar menyayangi masyarakat”. Begitu kira-kira pendapatnya.

Kecenderungan orang menilai itu dari keturunan. Di tempat saya ada toko jam yang diwariskan secara turun temurun. Toko jam tersebut selalu ramai dan dipercaya masyarakat. Mayoritas para pelanggan mengatakan bahwa dirinya sudah jadi pelanggan sejak kakek pemilik tokoh jam ini.

Kakeknya bisa dipercaya, tidak berbohong apalagi menipu pelanggan. Sehingga toko jam yang sekarang dipegang cucunya masih jadi langganan karena kepercayaan terhadap kakeknya.

Memilih pemimpin pun bisa saja seperti itu. Masyarakat akan menilai bagaimana kepemimpinan Jokowi sehingga menimbulkan harapan yang sama kepada anaknya.

Begitu kira-kira.

Sumber :

https://www.bbc.com/indonesia/articles/cx0lz9n5d79o