Masih dengan penilaian terhadap reaksi spontan, yang lebih dominan dipengaruhi oleh sifat asli atau karakter seseorang, karena dalam situasi spontan seseorang tidak sempat berpikir untuk mengatur reaksi atau tindakannya.
Silakan menyimak ulasan berikut ini sebagai "pemanasan" sebelum meneruskan membaca artikel ini:
https://seword.com/politik/menolak-berjabat-tangan-apakah-boleh-capres-lnAJrYl28g
Saya jadi teringat adegan ketika dalam suatu kesempatan ada seorang pria berpakaian biasa, yang mungkin begitu mengagumi kehebatan Anies Baswedan (yang mungkin saking hebatnya sampai kudu diakhiri jabatannya sebagai Mendikbud), lantas ingin menjabat tangan eks Gubernur DKI Jakarta itu.
Saya masih ingat gesture bapak itu, yang sudah begitu siap berjabat tangan sambil sedikit membungkukkan badan, tanda rasa hormatnya kepada sang pemimpin pujaan. Namun, ibarat cinta bertepuk sebelah tangan, uluran tangan bapak ini memang agak disambut sih, tapi cuma formalitas belaka (hanya sentuh ujung jari), tanpa ada kontak mata, seperti sangat terganggu dengan munculnya orang itu ... pakai jabat tangan pula!
Tak ada pemberitaan lebih lanjut dari orang tersebut setelah upaya jabat tangannya ditolak dengan sikap disrespect oleh Anies, tapi saya bisa bayangkan jika berada dalam posisi orang itu, memori buruk pasti akan terekam dalam waktu lama disertai anggapan:
"Oh, jadi begitu caramu merespons jabat tangan orang biasa seperti saya. Fine, mulai sekarang saya tidak akan sudi mendukungmu lagi!"
Eits, kudu langsung bikin disclaimer nih, kalau pengandaian itu tidak berarti saya sempat mengidolakan sosok yang kita bahas ini lho ya. Sama sekali tidak, bahkan tidak akan pernah terjadi sampai kapan pun! Hahaha...!
Nah, bicara soal reaksi spontan Anies ini memang seru kok, karena rekam jejak digitalnya ada di mana-mana. Ini termasuk ketika Anies sedang berbicara dengan Presiden Jokowi, yang sudah menjadii RI-1 sedangkan Anies sebagai gubernur, eh bisa-bisanya dia bicara sambil berkacak pinggang, kayak bicara sama anak buahnya saja!
Publik dan netizen sempat riuh juga ketika Anies kedapatan duduk di atas meja, masih dalam jabatan sebagai Gubernur DKI Jakarta. Memangnya kalau gubernur boleh duduk di atas meja ya?
"Ada-ada saja ya, usilnya sampai perkara duduk saja diurusin?"
Ya, biarin saja ... wong kalau masa kampanye gini, beras saja bisa ditempeli stiker capres kok, jiuga duit saja bisa distempel buat mempengaruhi masyarakat agar memilih calon tertentu kok. Masa' membahas cara duduk orang (yang kesannya) arogan yang boleh? Hahaha...!
Begitulah kura-kura..."