Politik

Menatap Masa Depan Negara dan Demokrasi di Tangan Prabowo-Gibran.

DHEKO 2 months ago 643.0

Berdasar hitung cepat, untuk sementara pasangan capres-cawapres nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka unggul mutlak atas dua pesaingnya. Besar kemungkinan pasangan itulah yang akan memegang kemudi pemerintahan NKRI selanjutnya.

Memang sedikit di luar dugaan melihat keunggulan yang pasangan ini peroleh. Seperti tidak ada perlawanan.

Namun seperti itulah kenyataannya, pemilihan sudah dilakukan dan tinggal menunggu hasilnya. Mau tak mau, Harus diterima dengan lapang dada bila kemudian memang Prabowo-Gibran adalah pasangan pemimpin negara dan pemerintahan selanjutnya.

Yang ada kemudian adalah pertanyaan, mampukah mereka memegang kekuasaan dengan sebenarnya? Mampukah mereka menjalankan pemerintahan dengan sebaik-baiknya?

Pertanyaan yang wajar mengingat keadaan dunia dan Indonesia belakangan, serta latar-belakang bagaimana kemudian mereka dapat menduduki statusnya saat ini. Ekonomi dunia dan Indonesia sedang melemah, sementara atas proses pencalonan pasangan Prabowo-Gibran itu, terindikasi adanya penginjak-injakan demokrasi dan etika.

Prabowo akan langsung dihadapkan pada situasi ekonomi dunia dan nasional yang sedang bergejolak. Kesulitan pasokan pangan dan energi telah mengintai Prabowo. Ditunggu bagaimana kemudian Prabowo akan memecahkan masalah tersebut.

Inflasi yang sejauh ini bisa tertahan di masa pemerintahan Presiden Jokowi, jangan sampai sedang menuju titik kulminasinya untuk kemudian meledak di masa Prabowo nanti. Harga sembako, terutama beras, seperti tidak kenal kata turun belakangan ini. Ganti harga.

Kemampuan Prabowo untuk menemukan jalan alternatif demi memenuhi kebutuhan pangan kemudian malah dipertanyakan. Food estate entah bagaimana kabarnya. Sementara Prabowo sendiri kadung berjanji yang gratis-gratis, makan siang gratis dan susu gratis.

Indonesia pantas untuk was-was….

Lanjut ke soal pelaksanaan demokrasi, kemampuan Prabowo tentu pantas untuk dipertanyakan juga. Prabowo yang kental dengan otoritarian, apakah bisa memperbaiki level pelaksanaan berdemokrasi di Indonesia? Sayangnya, sepertinya tidak ada faktor penunjang yang dapat memperkuat keyakinan bahwa Prabowo akan mampu memperbaiki keadaan itu. Keberadaan Gibran malah hanya memperparah keadaan. Kedinastian agaknya masih akan bertahan untuk waktu yang lama di perpolitikan Indonesia.

Dua hal itu saja, kesuraman ekonomi dan memburuknya pelaksanaan berdemokrasi, sepertinya sudah cukup untuk membuat kemungkinan bahwa bisa saja Indonesia tidak akan baik-baik saja ke depannya. Menjadi tugas berat dari Prabowo-Gibran untuk menjaga agar hal tersebut tidak terjadi.

Pada akhirnya waktu jugalah yang akan menjawab. Mampukah Prabowo menghadapi berbagai persoalan yang tidak akan ringan tersebut? Mampukah pasangan itu menjaga Indonesia, bukan malah tambah merusaknya?