Politik

Mau Tentukan Harga Tiket Formula E Aja Harus Sampai Studi Banding ke Arab Saudi?.

Xhardy 2 years ago 2.4k

Belum juga sirkuit Formula E jadi, ditambah lagi dengan gagalnya tender proyek ini, Jakpro sudah memikirkan penjualan tiket. Ini sebenarnya tidak masalah.

Yang jadi masalah adalah Jakpro, seperti yang dikatakan Dirutnya Widi Amanasto, akan melakukan studi banding ke Diriyah, Arab Saudi, untuk menentukan harga tiket penyelenggaraan Formula E di Jakarta.

Diriyah adalah kota pertama yang menjadi ajang pembuka Formula E untuk tahun penyelenggaraan 2021-2022. Model penjualan tiket yang diterapkan di Diriyah akan menjadi pedoman Jakpro untuk menentukan kisaran harga tiket di Jakarta pada Juni mendatang, termasuk ticketing, susunan grandstand, pra event dll.

Kalau hanya untuk mencari tahu harga tiket, kenapa harus sampai studi banding ke luar negeri ya? Bukankah ini pemborosan dan nampak sebagai modus jalan-jalan?

Padahal, kalau hanya soal harga tiket, bisa cari informasi di internet. Siapa pun bisa cari tahu.

Media pun sudah mengetahui, di manatiket penyelenggaraan Formula E di Diriyah Arab Saudi dijual dengan harga terendah 150 Riyal Arab Saudi atau setara Rp 574.766 dan tertinggi 20.125 Riyal Arab Saudi atau setara Rp 77.114.538 (kurs 1 Riyal= 3831 Rupiah).

Pengunjung bisa juga membeli tiket termahal dan bisa menyaksikan dua hari perlombaan Formula E, serta mendapatkan makanan, jalan-jalan tur garasi, konser musik, hadiah ekslusif, parkir VIP, dan menghadiri sesi tanya jawab bersama pembalap Formula E.

Selesai.

Apanya yang mau studi banding? Ini benar-benar konyol.

Kalau mau tahu aspek lainnya, bukankah bisa lewat telepon, atau teleconference saja? Ini benar-benar parah, masa mau tanya harga tiket aja harus terbang jauh ke luar negeri?

Logikanya, harga tiket kok tanya ke negara lain? Masyarakat di tiap negara memiliki daya beli yang berbeda karena berbeda pendapatan per kapita. Murah di sana, bisa jadi terasa sangat mahal di sini. Masa gini aja tak tahu. Tanya tuh gubernurnya yang katanya cerdas.

Kalau mau studi banding, janganlah tanggung-tanggung. Kalau hanya ke satu negara sebagai patokan studi banding, kurang banyak informasi dan wawasan yang didapat. Sekalian ke semua kota lain yang jadi tuan rumah Formula E, sekalian habiskan anggaran. Jangan setengah-setengah.

Kalau tanya lewat telepon atau internet, paling hanya habis uang pulsa atau biaya langganan wi-fi. Tapi kalau studi banding, agak lebih lah. Ada biaya tiket pesawat, akomodasi, makan, uang saku dll. Kan lebih gurih gitu lho.

Seharusnya belajar dulu dari Anies cara menata kalimat yang benar agar pada saat ngomong mau studi banding, rakyat bisa terima dan makin terpukau, hehehe.

Bukan hanya itu saja. Jakpro selaku yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan Formula E tampaknya makin terbebani dengan situasi yang menimpa Formula E. Masalah tender gagal, infrastruktur yang belum dimulai pembangunannya hingga saat ini, dll.

Direktur Keuangan Jakpro pun mengundurkan diri dari jabatannya, berdasarkan hasil rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 13 Januari lalu. Yang bersangkutan mengundurkan diri dari jabatannya karena alasan kesehatan. Tak dijelaskan lebih detil alasannya apa.

Tapi kalau kalian baca kolom komentar, banyak yang menduga ada hal lain selain masalah kesehatan. Ada yang bilang, mungkin terbebani memikirkan Formula E yang penuh masalah. Ada yang menduga, dia mengundurkan diri agar tidak semakin terperosok ke dalam. Ada yang menyebut mungkin cari aman, lebih baik mundur sebelum terseret.

Ingat, Formula E ini ibarat pakaian yang sudah kotor sebelum dipakai. Banyak masalah yang terjadi. Dan banyak yang tidak mau ikutan terseret, apalagi KPK sedang mengusut dugaan korupsi dalam proyek ini.

Kita lihat saja bagaimana kelanjutannya. MotoGP akan duluan unjuk gigi di Mandalika pada Maret. Dari sana kita bisa bikin perbandingannya dengan Formula E yang sangat dibanggakan pendukung fanatik Anies dan barisan sakit hati nasional.

Jangan tanyakan ini ke Anies. Dia takkan jawab. Dia hanya tersenyum lalu menghilang. Itu adalah bentuk transparansi ala Anies. Ditanya lalu jadi transparan (menghilang tak nampak apa pun).

Bagaimana menurut Anda?

https://news.detik.com/berita/d-5919416/alasan-kesehatan-direktur-keuangan-jakpro-mengundurkan-diri.

https://megapolitan.kompas.com/read/2022/01/27/13512711/jakpro-akan-studi-banding-ke-diriyah-arab-saudi-untuk-tentukan-harga