Politik

Masa Lalu Hasjim Djojohadikusumo Melawan Tempo Terbuka ke Publik.

Ruskandi Anggawiria 5 months ago 1.2k

Denny Siregar secara tegas menyuarakan periatiwa majalah Tempo dibredel pada era Orde Baru (tahun 1994) dan baru pulih untuk mampu terbit lagi setelah penguasa Orde Baru lengser ke Prabon, pada tahun 1998. Penjelasan Denny ini sangat tegas mengurai peran seseorang yang ingin majalah Tempo dikendalikan oleh pihak mereka, karena penyebab dibredelnya majalah tersebut adalah munculnya berita pembelian pesawat bekas bernilai mark up puluhan kali lipat dari nilai sebenarnya.

Perjanjian yang ditawarkan kepada Gunawan Muhammad sebagai Presiden majalah Tempo, adalah pembelian saham Tempo oleh penguasa dengan syarat yang memungkinkan dewan redaksi seluruhnya digantikan oleh orang-orang yang pro kepada pemerintah. Setelah Gunawan membeberkan pertemuannya dengan si penguasa kepada pengurus majalah Tempo, mereka pun memutuskan menolak tawaran tadi.

Dampaknya cukup miris, majalah Tempo tidak diperkenankan terbit setelah gagalnya pembelian tadi. Integritas jurnalis Tempo sangat diapresiasi oleh Denny yang mana tidak tunduk kepada penguasa, sehingga nilai jurnalisme tergadaikan. Siapakah orang berkuasa yang menawarkan pembelian saham Tempo? Dia lah Hasyim Djojokusumo yang kini merupakan ketua Pembina partai Gerindra, yang mengusung pasangan capres Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Kini Prabowo, sang kakak bersiap-siap maju sebagai capres yang diyakini mendapat dukungan Jokowi, dalam berbagai kesempatan Prabowo sering menyuarakan keberpihakannya kepada kepentingan rakyat hingga berniat mengeluarkan program makan siang gratis kepada anak-anak dan ibu hamil, jika dirinya terpilih sebagai Presiden.

```twitter

1728206701709688875

```

Cibiran publik tak terhindarkan menghadapi sikap mendua Prabowo. Ketika berkampanye dia menampakkan diri seperti penyelamat bangsa, yang bersikap seakan-akan menjadi penolong generasi penerus bangsa, tentu saja masa lalu di era Orde Baru tidak dapat dipungkiri menjadi masa kelam dalam potongan kehidupan Prabowo dengan keluarga penguasa yang adalah mertuanya sendiri.

Ke manakah mereka yang dahulu menjadi penopang karir militer Prabowo? Mereka adalah keluarga Cendana yang memungkinkan Prabowo mengalami lompatan jenjang kepangkatannya, padahal saat di Akmil, dia pernah tidak naik tingkat karena indispliner. Untuk sekelas indisipliner seharusnya pangkatnya tidak secemerlang dirinya. Namun entahlah apa yang terjadi dengan internal Angkatan Bersenjata kita saat itu. Mungkin ada oknum yang mengendalikan jenjang kepangkatan Prabowo sehingga mencapai pangkat Letnan Jendral.

Tragedi itupun terjadi ketika di akhir karirnya, Prabowo terbukti melakukan tindakan anti demokrasi dengan cara menculik para aktifis melalui satgas di Kopassus yang dipimpinnya. Beberapa perwira yang menjadi anggota satgas bentukan Prabowo mengalami penurunan pangkat akibat penculikan tersebut. Prabowo sendiri mendapat sanksi berupa dipensiunkan sebelum usianya mencukupi. Namun kini terdengar berita bahwa mantan-mantan tim mawar yang terlibat penculikan dulu, namanya dipulihkan semasa Prabowo menjabat Menteri Pertahanan, bahkan diangkat sebagai Pangdam Jaya. Kok bisa?