Politik

KPK Lambat Urus Beras Busuk Yohanes Baswedan, Kongkalikong Level Atas?.

Manuel a year ago 801.0

Saya melihat sekarang ini KPK sudah mulai berpolitik dengan cara tidak langsung membela eks gubernur DKI. Orang yang saya akan sebut dengan nama Yohanes Baswedan ini menjadi orang yang seperti ditakuti oleh sekelompok Polisi India dan polisi Taliban di KPK.

Sebagai lembaga anti korupsi seharusnya KPK ini bisa mengetahui bahwa Yohanes Baswedan lah yang menjadi sosok di balik setiap dugaan-dugaan tindakan korupsi yang membawakan beberapa tersangka yang merupakan orang-orang dekat darinya.

Saya kira yang menjadi tokoh utama yang sentral dalam kasus korupsi yang terjadi di DKI Jakarta khususnya Formula E, beras busuk bantuan sosial dan juga pembelian lahan DP omong kosong itu adalah Yohanes.

Dan seharusnya cak nun menjadi orang yang mengetahui bahwa yang merupakan sosok Firaun paling jahat adalah Yohanes Baswedan.

Karena kalau kita bicara tentang Firaun pasti Firaun ini adalah pemimpin Mesir kafir yang menggunakan segala kekuasaannya untuk meneruskan trah keluarganya di dalam kepemimpinan. Kita melihat bagaimana KPK sudah tebang pilih kasus.

KPK tidak berani buka suara soal beras bantuan sosial yang menjadi pertanyaan dari rakyat Indonesia.

Padahal sudah ada jelas bukti beras busuk dan gudang yang sudah direkam sebagai alat bukti dari Kurawa untuk menjegal Yohanes menjadi semakin brutal dan gila dalam mengelola uang yang seharusnya untuk rakyat yang mengalami kesulitan saat masa pandemi.

Saya melihat bagaimanapun juga KPK ini kelihatan masih mempermainkan politik praktis di dalam struktur kepengurusan dan tatalaksana penindakan dugaan korupsi. Malahan KPK mempersilahkan masyarakat untuk melapor jika ada korupsi dan dugaan korupsi yang dilakukan oleh oknum-oknum tertentu seperti Yohanes.

Padahal setahu penulis ini bukanlah delik aduan dan barang bukti sudah jelas banget ada. Keberpihakan KPK kepada Yohanes Baswedan ini menjadikan kita melihat bahwa mereka sedang bekerja sama dan diduga kuat sedang melakukan kongkalikong politik.

Kasus yang kecil-kecil diurus tapi kasus yang besar didiamkan dan seolah-olah ditutup-tutupi oleh lembaga yang dipimpin oleh Firly. Ternyata KPK ini sudah hilang harga dirinya diinjak-injak oleh para politisi busuk yang bahkan rela jadi kafir demi kepemimpinannya.

KPK ternyata kelihatan banget berpihak kepada Yohanes dengan cara membela doi secara tidak langsung. Yang bayar bagian eksekutif tapi yang diperiksa adalah kantor DPRD. Kok nggak langsung ke akar permasalahannya yang merupakan pembayar dan bagian eksekutifnya ya yakni pada saat itu adalah Yohanes Baswedan?

Dari sini pun kita mulai bertanya-tanya dan mulai mencurigai bahwa kongkalikong sungguh ada di KPK. Mengingat bahwa dalam tes wawasan kebangsaan banyak yang nggak lewat salah satunya adalah Novel Baswedan yang merupakan sepupu dari Yohanes Baswedan.

Saya membayangkan adanya permainan di belakang layar secara besar-besaran di tubuh KPK dan juga main mata dengan Yohanes yang baru dibaptis di pinggir jalan itu.

Ternyata KPK yang dibuat di era Ibu Megawati hanya mentereng di masa Antasari Azhar saat dia menjabat menjadi ketua KPK sebelum dizalimi oleh kerbau secara berurutan.

Kongkalikong ini yang membuat saya jijik sama KPK meskipun dulunya saya begitu mengagumi Antasari Azhar. Mudah banget bagi mereka untuk menutupi kasus besar karena media pun kelihatannya bungkam terhadap penemuan yang dilakukan oleh Kurawa.

Apakah KPK sedang mengulur-ngulur waktu agar para pendukung Yohanes Baswedan ini bisa segera mungkin menghilangkan barang bukti di gudang yang ada?

Atau jangan-jangan mereka sedang membongkar gudang agar ketika diperiksa ternyata sudah jadi lahan kosong. Dan apakah mungkin nanti KPK akan mengatakan bahwa Kurawa sedang menyebarkan hoax?