Politik

Kok Bisa, Belum Bersidang tapi MK Bocorkan Putusan Ilusi?.

Ruskandi Anggawiria a year ago 799.0

Ribut-ribut bocoran keputusan Mahkamah Konstitusi tentang penggunaan sistem proporsional tertutup pada Pemilu yang akan datang, sepertinya akan menjadi blunder politik yang mengena kepada seorang Denny Indrayana. Mengutip pernyataan Profesor Jimly Ashiddiqie, Denny hanya ber-ilusi tentang keputusan MK seakan-akan sudah ketok palu.

Luapan kegerahan publik kini sudah melebar ke segala arah, dan tak urung membuat masa lalu Denny sendiri turut diungkit balik, khususnya terkait kasus hukum yang membuatnya menjadi tersangka ketika kasus korupsi Payment gateway Kemenkumham merebak di era SBY.


1665171307309457410

Kita menduga bahwa Denny sedang bermain teror-teroran untuk memaksakan majelis hakim menerbitkan keputusan sesuai keinginan Denny sendiri. Sebagai praktisi hukum, terasa berlebihan jika sejauh itu dia memainkan manuvernya. Namun jika dicermati dari sisi politik, sangat dimengerti bagaimana partai tempatnya bernaung akan mendapat keuntungan elektoral setelah obsesi dirinya tercapai nanti.

```youtube

223fYZXwJ4w

```

Ketika pihak penegak hukum mulai menyelidiki kasus pembocoran informasi ini, kita dibuat miris ketika sang advokat menebar ancaman baru, seakan-akan dirinya sedang dibidik sebagai sasaran kriminalisasi. Jadi siapa yang menebar benih kalau dia mengelak menuai hasilnya? Apa bedanya dengan seorang ayah biologis menolak anak haramnya karena ujungnya menuduh si ibu tidak hanya bersebadan dengannya. Sama halnya dengan Denny, seperti menempatkan persoalan bukan seperti yang dipersepsikan publik, dan kini digeser ke tudingan kepada pemerintah yang disebutnya berlaku sewenang-wenang.

Jika Denny membelokkan kasus ini bukan pada persoalan yang dia gulirkan, melainkan pada posisi dia seolah-olah sebagai korban, kita jadi teringat kebiasaan majikan Denny yang kerap berperan playing victim. Apakah Denny sedang membuktikan bahwa skenario andalan itu kembali akan berhasil?

Mirisnya, karena sebagaimana penelusuran mantan Ketua MK, Jimly Asshiddiqie, keputusan yang diklaim Denny sebagai sudah diambil, tidak ada konfirmasi yang menguatkannya dari internal MK sendiri. Logis saja ketika Jimly menyebut Denny sedang ber-ilusi. Atau ilusi Denny itu berkaca dari pengalaman ketika partai Demokrat pada Pemilu 2009, perolehanan suaranya meroket hingga 300 persen, sebagaimana dibedah oleh sekjen PDI-P, Hasto Christianto sebagai manipulasi kelas tinggi.

Bisa saja Denny merasa khawatir karma akan menimpa partai Demokrat seandainya sistem Pemilu dikembalikan ke Proporsional tertutup. Meskipun belum terkonfirmasi, kekhawatiran tersebut sangat layak dipercaya, sebagaimana seorang yang terbiasa mendzolimi, selalu melihat orang lain berlaku seperti dirinya.